MOJOK.CO – Kemungkinan “damai” antara Habib Rizieq dan Pemerintah terbuka sangat lebar.
Sejak Habib Rizieq Shihab resmi pulang ke tanah air beberapa waktu yang lalu, selentingan terkait kemungkinan “damai” antara Habib Rizieq dengan pemerintah memang langsung menguar.
Kepulangan Habib Rizieq dianggap bakal membuka babak baru hubungan yang lebih cair antara pemerintah dan kelompok.
Hal tersebut ia nyatakan langsung melalui siaran video di kanal Youtube resmi FPI Front TV.
“Kalau mau dialog, mau rekonsiliasi, ahlan wa sahlan. Kita siap dialog, kita siap damai, kita siap hidup tanpa kegaduhan,” kata Habib Rizieq. “Apa yang pemerintah mau dari umat, dari habaib, sampaikan, kami siap mendengarkan. Anda mau bicara 3 jam, 4 jam, 5 jam, 12 jam silakan, kami dengar. Tapi setelah anda bicara dengerin juga yang kita bicara.”
Lebih lanjut, Habib Rizieq mengatakan bahwa pihaknya siap rekonsiliasi dengan beberapa syarat, termasuk salah satunya adalah pemerintah mau menghentikan kriminalisasi ulama.
“Bebaskan dulu para habaib, para tokoh kita. Masih banyak para ulama-ulama kita yang menderita di penjara, bebaskan ustaz Abu Bakar Ba’asyir yang sudah sepuh, Habib Bahar bin Smith, bebaskan Syahganda Nainggolan, Anton Permana, bapak Jumhur Hidayat,” ujar Habib Rizieq.
Selain itu, Habib Rizieq juga meminta agar pemerintah membebaskan para buruh serta pelajar yang ditangkap karena ikut dalam aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja beberapa waktu yang lalu.
Menurut Habib Rizieq, tawaran dialog dan rekonsiliasi ini sudah ia tawarkan kepada pemerintah sejak tahun 2017 silam, namun menurutnya, pemerintah terkesan tak menyambutnya. Pemerintah, menurut Habib Rizieq, bahkan malah semakin nekat melakukan tindakan kriminalisasi ulama.
“Tapi apa jawaban yang diterima? Jawaban yang kami terima, bukan pintu dialog dibuka, bukan rekonsiliasi yang didapatkan, tapi yang kita dapatkan kriminalisasi ulama.”
Nah, monggo buat pemerintah, itu Habib Rizieq sudah kasih umpan lambung. Silakan langsung disambut atau dikembalikan jadi umpan lambung lagi.
Ini tentu perkara sepele. Wong rekonsiliasi dengan Prabowo saja bisa, masak rekonsiliasi dengan Habib Rizieq yang dulu notabene pendukungnya Prabowo kok nggak bisa.
Etapi itu terserah pemerintah juga ding. Siapa tahu pemerintah menganggap kalau rekonsiliasi terjadi, negara malah jadi nggak asyik soalnya kondisinya jadi terlalu adem dan nggak ada riak-riaknya.
Siapa tahu, ya kan?
BACA JUGA Alasan Logis Kenapa Habib Rizieq Pantas Disambut Ribuan Orang saat Pulang dan artikel KILAS lainnya.