Dari Klaten pindah ke Jogja
PTK kemudian pindah dari Klaten ke Yogyakarta pada 1949. Perpindahan ini bebarengan dengan Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi (PTKG) dan Perguruan Tinggi Ahli Obat (PTAO) yang sebelumnya juga berada di Klaten. Di Yogyakarta, tiga perguruan tinggi ini melebur menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran. Tepatnya pada 1 November 1949, perguruan tinggi ini resmi menjadi PTK terlengkap pertama di Indonesia.
Pemerintah menunjuk Prof. Dr. M. Sardjito sebagai pemimpin perguruan tinggi tersebut. Tidak sendiri, ia dibantu oleh dr. Soetarman, Drs. Radiopoetro dan dr. Soemoesmo. Sejumlah dosen yang mengajar di masa-masa awal ini ada Drs. Sardjono, Prof. Ir. H. Johanes, Prof. Abdulrahman Saleh, dan dr. Moh. Sale.
Awalnya PTK berlokasi di Mangkubumen. Kemudian, PTK bergabung dengan perguruan tinggi yang sudah ada di Yogyakarta sebelumnya, yaitu Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (BPTGM) yang berada di Sekip. Perguruan tinggi yang berdiri pada 28 Februari 1946 itu berada di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Gadjah Mada. BPTGM hanya memiliki dua fakultas pada saat itu, Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan.
Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk menggabungan seluruh sekolah tinggi dan perguruan tinggi yang ada menjadi satu univeristas bernama Univeritas Negeri Gadjah Mada (UNGM). Rencana itu terealisasi. Pada 19 Desember 1949, UNGM secara resmi menyelenggarakan kegiatan perguruan tinggi. Tanggal itu menjadi hari kelahiran UGM hingga saat ini.
Tidak berhenti sampai di situ, pada 1982, fakultas kedokteran yang tersebar di Jogja dipindahkan ke Kampus UGM di Sekip. Demi mendukung kelancaran pembelajaran pendidikan kedokteran, Kementerian Kesehatan RI kemudian membangun RSUP. Dr. Sardjito. Rumah sakit itu masih berdiri hingga saat ini dan menjadi andalan warga Yogyakarta.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Segini Biaya Kuliah di Jurusan-jurusan Favorit UGM
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News