Kelapa produksi Desa Prima Gumregah menjadi produk istimewa bagi warga Kelurahan Putat, Gunungkidul, Jogja. Perempuan atau ibu-ibu di Kelurahan Putat kini bisa berdaya lewat produksi Bolu Kelapa tersebut. Lebih dari itu, produksi Bolu Kelapa ini bahkan bisa menghasilkan omzet hingga ratusan juta.
Pendampingan di balik Bolu Kelapa Putat
Berkembangnya Bolu Kelapa Keluarah Putat, Gunungkidul, tentu tidak bisa dilepaskan dari turut andilnya Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, warga Putat mendapat pelatihan dan pendampingan. Di samping juga mendapat alokasi Dana Keistimewaan (Danais) sejak 2019 silam.
Pada masa itu, memang belum ditemukan formula untuk produksi Bolu Kelapa. Namun, warga Putat mempunyai tekad kuat untuk mempunyai satu produk yang diproduksi oleh masyarakat (ibu-ibu) secara bersama-sama.
“Sebelum kami menggeluti bolu kelapa ini, kami mencoba berbagai macam usaha seperti aneka kue kering dan olahan kakao, yang pada akhirnya kami mendapatkan pelatihan untuk membuat bolu kelapa ini,” ungkap Kamituwo Kalurahan Putat, Sri Wahyuni dalam talkshow Rembag Kaistimewan: Rumah Produksi Kue Bolu Kelapa Kalurahan Putat, Kamis (16/5/2024) yang tayang YouTube Paniradya Kaistimewan.
“Kami dibelikan oven juga pakai danais dan didampingi oleh (Desa Prima dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk) DP3AP2 DIY,” sambungnya. Sampai kemudian ibu-ibu Kelurahan Putat, Jogja, berhasil menemukan formula untuk produksi Bolu Kelapa.
Bolu Kelapa Putat bromzet ratusan juta
Bolu Kelapa produksi Desa Prima Gumregah Kelurahan Putat mulai produksi sejak pertengahan 2022. Saat itu sasaran awalnya adalah untuk hajatan warga setempat sendiri.
Ada salah satu warga yang menadi percobaan. Saat memiliki hajatan, ia memesan Bolu Kelapa produksi ibu-ibu Kelurahan Putat, Jogja. Ternyata Bolu Kelapa sangat diminati. Banyak yang menyebut rasanya sangat enak.
Sejak saat itu, Bolu Kelapa mulai dipasarkan secara luas. Tidak hanya di warung-warung dan penjualan pribadi oleh anggota, produk Bolu Kelapa warga Putat juga sudah bisa ditemukan di beberapa pasar di sekitaran Patuk. Antara lain di Pasar Piyungan, Pasar Wage, dan pasar-pasar di sekitarnya.
“Bolu Kelapa lalu mulai naik daun di akhir 2022. Waktu itu dapat omzet Rp40 juta. Kemudian tahun 2023 setahun dapat omzet Rp990 juta atau nyaris Rp1 miliar,” ungkap Sri Wahyuni.
Atas hal tersebut, seiring waktu, Sri Wahyuni optimis kalau Bolu Kelapa akan terus berkembang sebagai oleh-oleh khas Jogja. Secara omzet pun ia yakin bisa terus bertambah. Sebab, di beberapa bulan pertama 2024 ini saja per bulannya bisa meraup omzet ratusan juta: bulan April Rp295 juta, lalu Maret sebesar Rp243 juta.
Baca halaman selanjutnya…
Harga murah tapi tahan lama, cocok buat oleh-oleh