MOJOK.CO – Di banyak daerah, termasuk warga Jakarta, mahalnya tiket pesawat membuat para pemudik mulai beralih dari moda transportasi pesawat ke moda kapal laut.
Mahalnya tiket pesawat tentu saja membawa dampak yang begitu besar dalam skena per-mudik-an tahun ini. Tercatat ada banyak keluarga yang memutuskan untuk tidak mudik karena tak kuat membeli tiket pesawat.
Mahalnya tiket pesawat juga membuat masyarakat untuk mulai beralih moda transportasi lain. Di masa mudik lebaran seperti sekarang ini, misalnya, banyak pemudik yang biasanya naik pesawat akhirnya beralih ke bus, kereta, kapal laut, sampai motoran secara mandiri.
Di Jakarta, Bandara Soekarno-Hatta maupun Halim Perdanakusuma tidak seramai musim mudik tahun lalu di saat harga tiket belum melambung. Tahun lalu, pesawat masih lumayan menjadi pilihan utama bagi banyak orang, utamanya bagi para pemudik luar pulau. Namun kini, seiring dengan makin mahalnya tiket pesawat, minat orang-orang pada pesawat pun makin turun dan beralih ke moda transportasi lain.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mendukung langkah masyarakat yang mulai beralih moda transportasi.
Saat mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu, 1 Juni 2019 lalu, ia bahkan menyarankan warga untuk mudik menggunakan kapal laut.
“Saya ingin menyampaikan kepada seluruh warga, daripada mudik dengan kendaraan bermotor lebih baik menggunakan kendaraan umum dan kalau menggunakan kapal laut, motornya pun bisa dibawa bersama.”
Anies mengatakan bahwa mudik menggunakan kapal sekarang lebih nyaman. Mudik dengan kapal kini bisa diakses dengan mudah. Para pemudik bisa datang langsung ke Tanjung Priok dan memesan tiket. Selain itu, fasilitas di kapal pun kini lebih bagus. Ada fasilitas makanan dan minuman untuk berbuka dan sahur.
Mantap. Makin banyaknya orang yang mudik dengan menggunakan kapal laut ini tentu saja harus menjadi momen perubahan.
Sungguh itu adalah sebuah momentum yang sangat dahsyat. Mahalnya tiket pesawat ini harus kita syukuri sebagai salah satu jalan untuk mengembalikan kejayaan maritim kita.
Biarkan anak cucu kita paham, bahwa nenek moyang kita itu pelaut, bukan penerbang.
Lupakan bandara Halim Perdanakusuma, ini saatnya menghidupkan kembali pelabuhan Sunda Kelapa.
Pokoknya Jalesveva Jayamahe. Di laut kita jaya.
Terima kasih Pemerintah. Semoga semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar renang dan menyelam.