Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Mengenal Abu Bakar Ali dan Pejuang Lain yang Gugur hingga Diabadikan Jadi Nama Jalan di Jogja

Iradat Ungkai oleh Iradat Ungkai
6 Oktober 2023
A A
Mengenal Abu Bakar Ali dan Pejuang Lain yang Gugur hingga Diabadikan Jadi Nama Jalan di Jogja MOJOK.Co

Abu Bakar Ali dalam Penyerbuan Kotabaru (wikimedia.commons)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pada bulan ini, puluhan tahun silam, Abu Bakar Ali bersama pejuang muda lain gugur dalam Penyerbuan Kotabaru. Nama mereka kemudian diabadikan menjadi nama jalan di Jogja.

Sebagai pendatang di Jogja, saya bertanya-tanya siapa sebenarnya Abu Bakar Ali? Mengapa Jogja menaruh hormat pada sosok dengan nama Arab ini hingga menjadi nama jalan dan kawasan parkir yang berada di dekat kompleks Malioboro. Apa hubungannya dengan Jogja?

Kemudian saya menemukan fakta beliau adalah sosok pejuang, satu di antara 21 pemuda yang gugur dalam penyerbuan Kotabaru pada 7 Oktober 1945. Mereka gugur saat bertempur melawan tentara Jepang yang masih bercokol di Jogja meski dua bulan sebelumnya Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan.

Penyerbuan Kotabaru 7 Oktober 1945

Di era tersebut, Jepang memiliki markas (kini Asrama Militer Korem 072 Pamungkas) di kompleks Kotabaru Jogja. Sebelum penyerbuan terjadi, pihak pejuang melakukan perundingan pada tanggal 6 Oktober 1945. Tokoh yang berunding kala itu merupakan perwakilan dari Komite Nasional Indonesia (KNI), Badan Keamanan Rakyat (BKR), Polisi Istimewa (PI), dan para tokoh muda.

Nama-nama tokoh tersebut ialah Mohammad Saleh selaku Ketua KNI, Oemar Djoy, Seondjojo, Bardosono, dan Raden Pandji Soedarsono. Sedangkan perwakilan dari Jepang ialah Mayr Otsoeko, Sazaki, Kapten Ito.

Kendati demikian perundingan tersebut tak menemui kata mufakat. Jepang tak mau menyerahkan senjatanya kepada pejuang. Sejumlah Gerakan tersebut kemudian menggalang pasukan dengan mengajak para pemuda melalui kemantren-kemantren pada waktu itu.

Para pemuda yang ikut paling banyak dari Kemantren Danurejan lantaran dekat dengan Kotabaru. Turut berjuang pemuda dari wilayah Jetis, Gowongan, dan Patuk. Truk-truk pabrik yang ada dipinjam untuk membawa para pemuda ke markas Jepang.

Sejak 6 Oktober sore hingga malam, para pemuda bersama masyarakat mendekati markas Tentara Jepang di Kotabaru. Pertempuran lalu Meletus menjelang subuh 7 Oktober hingga tengah hari.

Serbuan tersebut mendapat hadangan dari Jepang. Mereka memasang barikade kawat berduri di sekitar markas yang teraliri listrik. Pihak pejuang lalu bersiasat untuk memutus aliran listrik dari gardu induk. Kendati hanya bersenjata seadanya, semangat pejuang begitu menggelora menyerbu markas Jepang.

“Senjata hanya seadanya seperti bendho (parang), arit, tombak dan bambu runcing. Memang ada yang pakai senjata api, khususnya polisi istimewa. Tembak menembak ramai, terus berhenti lalu Jepang mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Lalu ada pemuda yang masuk menurunkan bendera putih dan menggantinya dengan bendera merah putih, langsung masuk semua merebut senjata,” kata Sudjono, Sekretaris Dewan Harian Cabang Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Kota Yogyakarta.

Gugur, abadi, dan jadi nama jalan. Salah satunya Abu Bakar Ali

Dalam serbuan tersebut, 21 orang pejuang Indonesia gugur dan 32 orang luka-luka. Mereka yang gugur antara lain Atmosukarto, Ahmad Djazuli, Abu Bakar Ali, Djasman, Djoewadi, Djohar Noerhadi, Faridan M Noto, I Dewa Nyoman Oka, Kalipan, Mochammad Sareh, Ngadikan, Sadjiono, Sabirin, Soenardjo, Soeroto, Soepadi, Soeparmo, Sarwoko, Soebarman, Trimo dan Mohammad Wardani.

Sedangkan tentara Jepang yang tewas sebanyak 27 orang dan tentara yang masih hidup menjadi tawanan lalu menjadi penghuni penjara Wirogunan. Senjata-senjata di gudang Jepang diamankan dan diangkut ke kompleks Keraton.

Pahlawan-pahlawan yang gugur kemudian bersemayam di Taman Bahagia di Semaki (kini Taman Makam Pahlawan Yogyakarta). Sebagai apresiasi dan mengenang perjuangan, nama-nama mereka lantas diabadikan menjadi nama jalan.

Nama mereka menggantikan nama jalan bikinan Belanda di masa sebelumnya. Abu Bakar Ali menggantikan nama jalan Boulevard Jonquire, Suroto menggantikan nama Mataram Boulevard, I Dewa Nyoman Oka menggantikan nama Kotabroe Boulevard, dan seterusnya.

Iklan

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sejarah Jalan Kaliurang, Jalan Terpadat di Jogja yang Semakin Menyebalkan
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2023 oleh

Tags: abu bakar aliJogjaKotabarupenyerbuan kotabaru yogyakarta
Iradat Ungkai

Iradat Ungkai

Kadang penulis, kadang sutradara, kadang aktor.

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.