Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

5 Fakta Penemu Ikan Mujair di Indonesia yang Ternyata Seorang Santri

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
24 Januari 2023
A A
penemu ikan mujair mojok.co

Ilustrasi Pak Mudjair (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mujair (Oreochromis mossambicus) jadi ikan air tawar yang paling mudah dijumpai dan paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Tapi siapa sangka, ternyata penemu ikan mujair merupakan seorang dengan latar belakang santri dari Blitar Selatan.

Sosok Mudjair lahir di Blitar pada 1890. Ia merupakan sosok yang bersajaha dan sangat mencintai dunia perikanan. Kisahnya menemukan ikan yang akhirnya diabadikan menggunakan namanya itu juga tak lepas dari ketekunannya membudidayakan ikan air tawar.

Pada program Jasmerah di kanal YouTube Mojok, pembawa acara Muhidin M. Dahlan mengulas sosok Mudjair dan kehidupannya berdasarkan buku Moedjair: Sejarah Tersembunyi Ikan Mujair. Sampai akhirnya ia menemukan ikan yang di kemudian hari begitu populer di Indonesia. Berikut Mojok rangkumkan sejumlah fakta tentang figur sang penemu ini.

#1 Seorang santri

Mudjair tidak datang dengan latar belakang peneliti maupun akademisi. Disebutkan bahwa sosok ini menempuh pendidikan sebagai santri di pesantren milik Kyai Soleh di Kuningan, Kanigoro, Blitar. Ia belajar di sana kurang lebih tujuh tahun sejak 1910.

Pesantren itu punya banyak kolam yang memelihara ikan gurameh. Mudjair mulai berkenalan dengan budidaya ikan air tawar lewat kolam-kolam di pesantren itu.

#2 Penjual sate

Selepas menimba ilmu di pesantren, Mudjair juga disebut pernah menjadi pedagang sate. Hal itu ia lakoni untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selain berjualan sate, ia juga menjual cikar atau gerobak sapi. Hasil berjualan cikar ini kemudian digunakan untuk membeli sepetak tanah untuk dijadikan kolam. Mudjair kemudian melanjutkan hal yang sudah ia lakukan di pesantren, budidaya ikan gurameh.

#3 Tekanan ekonomi

Usahanya di desa Kuningan pada akhirnya mengalami kebangkrutan di era 30-an. Ia lalu pindah ke desa Papuangan dengan modal menjual tanah dan kolamnya. Di dekat tempat tinggal barunya, ia menggunakan sisa tabungannya untuk membeli sepetak tanah yang kemudian dibuatnya menjadi tiga petak kolam.

Muhidin menyebut bahwa Mudjair begitu mencintai dunia perikanan. Sehingga di mana pun ia tinggal, sebisa mungkin tak jauh-jauh dari kolam.

#4 Momentum satu Syuro

Suatu ketika, saat jelang perayaan tahun baru Islam, Mudjair dan warga desa hendak merayakan momen tersebut di Pantai Serang. Jarak pantai dengan desanya, sekitar empat puluh kilometer. Perjalanan itu ditempuh dengan berjalan kaki.

Mendekati pantai, tepatnya di muara Sungai Serang, Mudjair terbesit untuk mencari benih ikan. Benih tersebut ia harap bisa dibudidayakan di kolamnya.

Di sana, ia melihat ada beragam jenis ikan dan menangkapnya. Namun saat dibawa pulang, tidak ada satu pun yang bertahan saat coba dimasukkan ke kolam. Hasilnya nihil. Ikan dari air payau itu gagal beradaptasi di kolamnya.

#5 Keuletan berujung penemuan ikan mujair

Gagal dialami Mudjair. Namun kecintaan dan rasa penasaran membuatnya kembali ke muara sungai itu. Ia masih yakin bahwa ikan-ikannya mati karena stress, bukan karena gagal beradaptasi.

“Mudjair kemudian kembali ditemani dua anaknya. Memikul wadah ikan dengan hati-hati. Barulah pada percobaan yang kesepuluh, Mudjair melihat ada dua jenis ikan yang tabiatnya berbeda dengan yang lain,” ujar Muhidin.

Iklan

Setelah dipelihara di kolam ternyata ikan ini mampu bertahan. Penemuan ikan ini kemudian menggegerkan Blitar. Bukan hanya karena kemampuannya beradaptasi, namun juga karena mudahnya berkembang biak.

Ia pun diundang ke Surabaya untuk mengikuti konferensi ahli perikanan air tawar. Pada November 1939, ikan itu kemudian diberi nama mujair sesuai nama sang penemu.

Saat sampel ikan dibawa ke eropa, barulah diketahui bahwa ikan tersebut aslinya berasal dari Benua Afrika. Tepatnya dari Mozambik. Ditengarai, penemuan jenis ini di Blitar disebabkan perdagangan akuarium pada masa-masa sebelumnya.

Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Cerita Anak Muda Lamongan yang Tak Makan Ikan Lele Seumur Hidup

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2023 oleh

Tags: budidaya ikanikanikan mujairmudjair
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Iwak Kali Bu Jasman, Hidden Gems Langganan Emha yang Ramainya Pernah Kalahkan Soto Kadipiro MOJOK.CO
Kuliner

Iwak Kali Bu Jasman, Warung Langganan Emha Ainun Najib yang Ramainya Pernah Kalahkan Soto Kadipiro

31 Januari 2024
Pasar Ikan Higienis, Proyek Nasional yang Gagal Hidupkan Ekonomi Jogja Selatan  MOJOK.CO
Ragam

Pasar Ikan Higienis, Proyek Nasional yang Gagal Total Hidupkan Ekonomi Jogja Selatan 

31 Januari 2024
pasar ikan giwangan atau jogja fish market mojok.co
Ekonomi

Mengenang Pasar Ikan Giwangan yang Mati Total sebelum Jadi Besar

12 Agustus 2023
ikan wader major.co
Sosial

Guru Besar UGM: Ikan Wader Rentan Punah, Kok Bisa? 

10 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.