MOJOK.CO – Sudah saatnya XT Square Jogja menjadi ruang terbuka hijau yang bermanfaat bagi warga dan jadi daya tarik untuk para wisatawan.
XT Square Jogja, sebuah pusat perbelanjaan yang dulunya bekas terminal di kawasan Umbulharjo ini seolah tidak bisa lepas dari kesan “sepi.” Meski sudah mengalami beberapa kali perubahan konsep, dari pasar kerajinan hingga pusat thrift shop terbesar di Jogja, yang ramai hanya Superindo. Ya, hanya supermarket yang ramai.
Kita tidak bisa menutup mata bahwa kawasan ini sebenarnya punya potensi besar. Dulu, ketika XT Square Jogja dibuka pertama kali, ekspektasinya tinggi.
Orang-orang berharap tempat ini bisa menjadi magnet baru di selatan Kota Jogja. Sebuah area yang identik dengan Malioboro di tengah Kota Jogja dan wisata kuliner di Jalan Taman Siswa, Jalan Tirtodipuran, atau Jalan Prawirotaman.
Tapi, harapan itu ternyata tidak berjalan sesuai rencana. Alih-alih menjadi pusat keramaian, XT Square Jogja justru lebih sering kosong. Berbagai event dan usaha perbaikan fasilitas tampaknya belum cukup untuk menarik minat masyarakat.
Apa yang sebenarnya salah?
Konsep XT Square Jogja yang terus Berubah, tapi hasilnya sama
Salah satu permasalahan yang mencolok dari XT Square Jogja adalah terlalu sering berubah konsep. Dulu, tempat ini menjadi pusat kerajinan dan UMKM. Lalu berubah menjadi pasar batu akik, wisata foto melalui De-Mata dan De-Arca, hingga konsep night market atau pasar malam.
Namun, upaya ini tidak berhasil memenuhi ekspektasi. Penambahan fasilitas kuliner, panggung pertunjukan, hingga zona untuk thrift shopping tidak berhasil menarik minat warga lokal. Gagal menarik perhatian warga lokal, jangan harap bisa mendapatkan atensi dari wisatawan luar kota.
Alhasil, sebagian besar kios di XT Square Jogja masih kosong atau sepi pengunjung. Kegiatan malam yang diharapkan menjadi daya tarik baru juga belum mampu mengubah nasib tempat ini. Bahkan, ketika sudah berubah menjadi pusat thrifting terbesar, masalah sepi pengunjung tetap terjadi.
Mengapa demikian? Mungkinkah masyarakat Jogja memang tidak tertarik dengan konsep yang ditawarkan?
Baca halaman selanjutnya: Jogja butuh Ruang Terbuka Hijau.