Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Warisan, Versi 20 Tahun Harry Potter

Haris Firmansyah oleh Haris Firmansyah
27 Juni 2017
A A
ESAI 20 tahun Harry Potter Mojok

ESAI 20 tahun Harry Potter Mojok

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kebetulan saya lahir di Indonesia, di lingkungan pertemanan yang tidak percaya dukun, tapi masih getol baca ramalan zodiak dan golongan darah. Seandainya saja saya lahir di dunia sihir dengan latar tujuh puluh tahun sebelum Harry Potter lahir, apakah ada jaminan bahwa saya akan menjadi Magizoologist dan berkeliling dunia untuk mempelajari hewan gaib? Tidak. Bisa saja saya jadi peramal pembohong, dikeluarkan dari sekolah sihir Durmstrang, dan terobsesi menyatukan Relikui Kematian untuk menguasai dunia.

Saya tidak bisa memilih dilahirkan dari pasangan Lily dan James Potter, lalu menghentikan aksi jahat Pangeran Kegelapan dan mampu bertahan hidup hanya dengan menyisakan luka berbentuk sambaran petir di dahi sebagai warisan.

Setelah beberapa tahun kita lahir, pengalaman hidup menentukan karakter, preferensi, asrama yang cocok apabila masuk Hogwarts, dan siapa penyihir yang paling mirip dengan kita. Setelah itu kita membagikan di media sosial hasil yang kita dapat dari website Pottermore. Tidak peduli jika itu tidak ada hubungannya dengan sihir, melainkan hanya rekayasa algoritma.

Sejak masih anak-anak, saya didoktrin oleh guru ngaji bahwa ramalan itu termasuk syirik. Saya mengasihani teman saya yang berlangganan majalah hanya untuk membaca rubrik zodiak.

Ternyata, teman saya yang hobi nonton Planet Remaja juga punya anggapan yang sama terhadap segmen ramalan zodiak. Mereka mengasihani saya yang tidak bisa melihat ramalan zodiak dari sisi entertainment.

Maka, bayangkan jika kita menjalani hidup dengan menjadikan ramalan dari peramal anonim sebagai pedoman? Atau menghindari tidur di ubin karena disebutkan di ramalan kesehatan zodiak hal itu penyebab masuk angin? Padahal tanpa dikasih tahu pun itu sudah jadi rahasia umum.

Albus Dumbledore mengatakan, “Jangan biarkan dirimu berkutat dalam angan-angan sehingga lupa untuk hidup.”

Salah satu karakteristik warganet di Twitter memang saling mengklaim zodiaknya yang paling baik. Mereka juga tidak butuh fakta jika ada Gemini yang setia, sebab namanya saja “muka dua”.

Manusia memang berhak mengungkapkan rahasianya, tapi jangan sesekali mencoba jadi seperti Voldemort ketika bangkit dari buku harian di Kamar Rahasia. Tidak semua bisa bertahan hidup setelah dengan entengnya membocorkan kelemahan diri sendiri di depan musuh. Apalagi musuhnya adalah Harry Potter yang mewarisi sifat Gryffindor sejati: gagah berani, bersifat ksatria, dan tidak mengenal takut, kendati kadang ceroboh dan sok tahu.

Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing penyihir menganggap dirinya paling sejati, seperti Salazar Slytherin yang berujar, “Hogwarts hanya menerima penyihir berdarah murni.”

Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Hogwarts, sekolah mana lagi yang bisa menerima Severus Snape, Hermione Granger, Lily Evans, Rebeus Hagrid, bahkan Tom Marvolo Riddle, dan mendidik semua penyihir tersebut walaupun bukan dari golongan darah murni?

Tidak ada yang meragukan kelihaian J.K. Rowling. Jika beliau mau, beliau bisa saja mogok menulis sekuel Harry Potter karena sudah kaya raya dari royalti tujuh buku sebelumnya.

Tapi tidak, kan?

Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat yang menjadikan orang naif seperti Cornelius Fudge sebagai Menteri Sihir, hal itu akan menjamin kerukunan? Tidak!

Iklan

Nyatanya, beberapa pelahap maut berani muncul terang-terangan di Kementerian Sihir untuk merebut bola kristal ramalan dari tangan Laskar Dumbledore.

Sebab, jangan heran ketika kenyamanan menduduki kursi kekuasaan berhadapan dengan ancaman kebangkitan Pangeran Kegelapan, jalan seorang pejabat Kementerian Sihir akan tersesat entah ke mana.

Bayangkan juga seandainya masing-masing penyihir menuntut agar bola kristal ramalan dijadikan koleksi pribadi. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Departemen Misteri di Kementerian Sihir.

Karena itulah yang digunakan Hogwarts dalam penentuan asrama bukan keputusan Topi Seleksi saja, melainkan juga mempertimbangkan pilihan hati setiap murid baru.

Dalam perspektif penyihir, setiap anak berusia sebelas tahun dengan bakat sihir berhak mendapat tongkat sihir dan sapu terbang, tapi mereka tak berhak memaksa masuk tim quidditch jika tidak memenuhi kualifikasi. Hanya karena disogok pakai sapu terbang mahal model terbaru, kapten tim quidditch tidak berhak menyelundupkan seorang anak tanpa kompetensi ke dalam tim.

Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa serunya kisah hidup Harry Potter yang sekolahnya nyaris tercerai-berai bukan karena memperebutkan pedang warisan Godric Gryffindor, tapi karena salah tafsir ramalan Sybill Trelawney.

Ketika Newt Scamander sudah pergi ke New York, kita masih sibuk meributkan soal Hermione Granger yang aslinya berkulit hitam.

Kita tidak harus suka buku yang sama, tapi marilah kita sama-sama baca bukunya sebelum nonton adaptasi filmnya. Biar tidak banyak tanya ketika di dalam bioskop. Berisik.

Catatan redaksi: Yak kamu benar, tulisan ini memelesetkan tulisan Afi Nihaya Faradisa, “Warisan”, yang viral itu. Baca dua pelesetan “Warisan” lainnya di Mojok: “Agama Akatsuki Agama Warisan” dan “Klub Bola Favorit Saya Adalah Klub Bola Warisan“. Mungkin sudah saatnya Mojok membuat kompetisi memelesetkan “Warisan”.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: 20 tahun harry potterAfi Nihaya Faradisaharry potterjk rowlingpelesetanWarisan
Haris Firmansyah

Haris Firmansyah

Pegawai Bank Ibukota. Selain suka ngitung uang juga suka ngitung kata.

Artikel Terkait

Ukraina vs Austria Tentang Jadikan Aku yang Kedua Buatlah Diriku Bahagia MOJOK.CO
Balbalan

Ukraina vs Austria Tentang Jadikan Aku yang Kedua Buatlah Diriku Bahagia

21 Juni 2021
Belanda Happy De Ligt Kembali Melawan Austria yang Ambigu Kayak Gellert Grindelwald MOJOK.CO
Balbalan

Belanda Happy De Ligt Kembali Melawan Austria yang Ambigu Kayak Gellert Grindelwald

17 Juni 2021
Austria vs Makedonia Utara: Gulat Troll Gunung Harry Potter vs Kuda Hitam Euro 2020 MOJOK.CO
Balbalan

Austria vs Makedonia Utara: Gulat Troll Gunung Harry Potter vs Kuda Hitam Euro 2020

13 Juni 2021
JK Rowling Si Penyintas ‘Toxic Masculinity’ yang Diserang SJW karena Transfobia
Esai

JK Rowling si Penyintas ‘Toxic Masculinity’ yang Diserang SJW karena Transfobia

17 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.