MOJOK.CO – Sebagai alumni Universitas Mercu Buana Yogyakarta, jujur saya prihatin. Mahasiswa habis puluhan juta, tapi fasilitas kampus sangat merana.
Sejak lulus SMA tahun 2019, saya sebenarnya bingung memilih kampus untuk kuliah. Kebingungan itu semakin menjadi-jadi setelah saya gagal tes di beberapa kampus negeri.
Hingga suatu saat saya ngobrol dengan tetangga yang kebetulan kuliah di salah satu kampus swasta di Yogyakarta. Tetangga saya inilah yang akhirnya mengenalkan nama Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).
Saya nggak banyak pertimbangan ketika mendengar dan lalu tertarik dengan kampus tersebut. Apalagi saya kemudian tahu kalau Universitas Mercu Buana Yogyakarta punya Program Studi Ilmu Komunikasi. Ini adalah jurusan yang saya incar. Jadi, proses saya masuk kampus ini boleh dibilang adalah sebuah “kecelakaan”.
Universitas Mercu Buana Yogyakarta bukan kampus terkena
Saat itu, saya tahu kalau Universitas Mercu Buana Yogyakarta bukan kampus terkenal. Jelas berbeda dengan nama-nama besar seperti UGM, UNY, UMY, UAD, UII Atma Jaya, dan sederet kampus-kampus lain di Jogja.
Mungkin, dugaan saya, Universitas Mercu Buana Yogyakarta kurang terkenal karena ia sempat beberapa kali ganti nama. Misalnya, pada 1984, ia memakai nama Institut Pertanian Wangsa Manggala (IPW). Lantas, ia mengubah nama menjadi Universitas Wangsa Manggala (UNWAMA) di 1986. Dan di 2008, barulah nama Universitas Mercu Buana Yogyakarta mereka pakai.
Walaupun berubah-ubah nama, dari dulu hingga saat ini, Universitas Mercu Buana Yogyakarta masih di bawah naungan Yayasan Wangsa Manggala. Ini adalah yayasan yang didirikan oleh Probosutedjo, adik dari Soeharto.
Soal ini tidak akan saya teruskan lebih panjang lagi. Berhenti sampai sini saja ya (mengetik dengan nada takut).
Baca halaman selanjutnya: Kampus tercinta yang menyedihkan.












