Mengidentifikasi Tempat Makan Komunis yang Dimaksud Pak Menhan - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Mengidentifikasi Tempat Makan Komunis yang Dimaksud Pak Menhan

Rizal Syam oleh Rizal Syam
25 Januari 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kata Pak Menhan, anggota PKI sering melakukan rapat di tempat makan. Kira-kira tempat makan komunis seperti apa yang yang dimaksud?

Maret 2018 lalu, ketika pertemuan antara alumni 212 berlangsung, Kivlan Zen mengungkapkan sesuatu yang cukup mengagetkan. Waktu itu sang purnawirawan mengatakan bahwa jumlah anggota PKI sudah mencapai 60 juta orang, “Totalnya bisa 60 juta orang, diprediksi dalam satu tahun ke depan PKI akan kembali bangkit di tanah air”, ujar Kivlan Zen RS dengan sangat yakin dan menggebu.

Dengan jumlah sebesar itu, tentu saja agak aneh kalau sampai pertemuannya tidak ketahuan. Ya, jangankan PKI yang katanya punya anggota sampai jutaan itu. Bocah-bocah kalau lagi main PUBG aja, pasti ketahuan kok. Tidak sampai di situ, Kivlan juga memprediksi bahwa setahun lagi, PKI bakal bangkit kembali. Jika bliyo mengatakan hal tersebut pada bulan Maret lalu, itu artinya kurang lebih tinggal sebulan lagi untuk membuktikan kebenaran ucapan sang jenderal.

Tapi, saya heran, kok sampai sekarang belum kelihatan bau-bau kebangkitan komunis sama sekali? Ini bulan Januari aja udah mau habis, loh. Tapi, mungkin kita memang harus positive thinking dulu. Siapa tahu sekarang 60 juta orang tersebut sedang merencanakan surprise untuk merayakan kembalinya paham komunisme setelah lebih dari setengah abad vakum dari belantika per-ideologis-an tanah air.

Saya sih berharapnya, di acara surprise tersebut, mereka—para PKI perjuangan—mengundang Moranbong Band langsung dari Korea Utara. Selain itu, coba Saudara bayangkan, di bulan Maret nanti, di suatu Minggu pagi yang cerah, tiba-tiba di setiap lokasi car free day, para anggota PKI melakukan flash mob dengan menggunakan atribut kepartaian. Gambar Karl Marx ada di mana-mana. Wuihhh, gempar dunia persilatan!!!

Baca Juga:

D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini

Etika Kaum Komunis Tidak Memaksa Mereka yang Beragama Meninggalkan Kepercayaannya

Aji Prasetyo: Komikus Juga Musisi yang Suka Bernarasi

Tidak jauh berbeda dengan Jenderal Kivlan, beberapa waktu lalu Menteri Pertahanan Kita, Pak Rymizard Ryacudu, mengungkapkan bahwa para anggota PKI sering kali melakukan rapat, dan rapat tersebut dilakukan di tempat makan. Pernyataan Pak Menteri ini berkaitan dengan usulan yang dikemukakan oleh Jaksa Agung M Prasetyo tentang razia besar-besaran terhadap buku-buku yang mengandung paham komunis.

Mereka ini adalah dua pejabat tinggi negara, loh. Kalau sampai mengeluarkan statement seperti ini, maka harus ditanggapi secara serius. Jangan-jangan, kedua pejabat ini mendapati informasi langsung dari intelijen. Tapi kalau ini adalah buah kerja intelijen, saya nggak paham, kok, malah dibocorin ke media?

“Komunis itu nggak boleh lagi itu. Kalau mereka tidak berbuat apa-apa, nggak masalah. Ini rapat sana, rapat sini. Bukan kita nggak tahu rapat apa, itu mau apa? Kenapa rapat di tempat makan, kayak serius”, ujar Pak Menhan kepada media.

Ada dua hal yang saya rasa ganjil menyangkut pernyataan Pak Menhan di atas. Pertama, Pak Ryamizard bilang, “Kalau mereka tidak berbuat apa-apa, nggak masalah”. Lahhh, Bapak ini gimana, sih? Ini yang Bapak omongin kan, komunis, Pak. Yang mana merupakan ideologi yang nggak hanya berada di tataran teoritis semata. Tapi juga tentang bagaimana terapan teori tersebut. Kalau memang ‘nggak berbuat apa-apa’ berarti aneh, dong?! Yang ada nanti dinyinyirin sama anak-anak anarko, Pak. Katanya onani intelektual aja terosss, rapat aja terosss, diskusi aja terosss! Smh.

Kedua, Pak Menhan mengatakan kalau para komunis itu melakukan rapat di tempat makan. Nah, menurut saya, hal ini mesti dijelaskan terlebih dulu. Pernyataan Pak Menhan terlalu kabur, bliyo hanya menyebut ‘tempat makan’, ini kan menggeneralisir. Bukan apa-apa, takutnya om-om berbaju loreng nggak hanya merazia buku, tapi juga tempat makan. Pak Menhan harusnya menjelaskan lebih detail lagi menyangkut lokasi ini. Tempatnya di mana, namanya apa, password wifinya apa….

Namun, demi membantu Pak Menhan tercinta untuk menjelaskan ini semua serta untuk meredam rasa penasaran khalayak tentang ‘tempat makan komunis’ ini, saya akan mencoba untuk mengidentifikasi tempat rapat para komunis tersebut.

Kita mulai dari hal-hal paling umum dulu. Dikarenakan ini adalah tempat ngumpulnya para kamerad-kamerad, maka jangan berpikir ‘tempat makan’ ini adalah KFC, McD, atau Family Mart. Sudah jelas dong, tempat-tempat semacam ini nggak masuk dalam tipe komunis. Selain mereka adalah bukti nyata dari ekspansi tentakel kapitalisme jahanam, tentu saja nggak keren aja kalau rapat tentang mengambil alih alat produksi sambil makan ice cream Sundae. Minimal kopilah biar kesannya pemikir abisss.

Nah, setelah kita tahu bahwa para komunis nggak mungkin rapat di KFC, McD, atau sejenisnya. Sekarang kita beranjak ke tanda lainnya. Anggap saja ini adalah usaha intelijen, jadi kita mesti memerhatikan hal-hal yang detail. Seperti bagaimana aturan-aturan di dalam tempat makan komunis ini. Pastikan kita awas dengan hal yang terkesan sepele.

Perhatikan ketika ada rumah makan yang ketika masuk, orang-orangnya menggunakan kaki kiri—terlebih dahulu. Maka, hal ini bisa dicurigai sebagai tempat yang dimaksud oleh Pak Menhan. Terlebih lagi kalau orang-orang di dalamnya, makan dengan menggunakan tangan kiri. Hal semacam ini, adalah bukti yang sahih bahwa mereka adalah orang kiri.

Tapi, kita mesti berhati-hati, karena katanya para PKI ini pandai bermuslihat. Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah bahan-bahan yang digunakan.

Tempat makan komunis tentu akan selalu identik dengan hal-hal yang berbau dengan perjuangan. Maka bukan tidak mungkin, simbol-simbol kepartaian juga terdapat di dalam bahan makanannya. Di tempat makan komunis ini, lauk ikannya pasti ikan louhan. Kenapa? Coba, Saudara ingat-ingat lagi berita yang sempat viral beberapa waktu lalu. Ketika itu, ada penemuan seekor ikan louhan yang benjolannya terdapat logo palu arit. Bisa jadi, ikan tersebut dari tempat makan komunis yang kita cari, kan?

Selain itu, beras yang digunakan pun pasti bukan berasal dari perusahaan besar berskala besar. Apalagi yang memeras petani. Dapat dipastikan beras yang ada di tempat makan komunis ini, berasal dari petani yang menggarap lahan milik sendiri, bukan milik tuan tanah. Beras impor juga nggak apa-apa, asal dari Vietnam—negara komunis.

Tak hanya sampai di soal bahan makanan saja. Ada baiknya kita mengecek dapurnya juga, biar valid. Jika di dapur mereka menggunakan palu untuk menggantikan ulekan dan menggunakan arit sebagai pengganti pisau, maka sudah semakin terang segala kecurigaan kita. Saat ini, Saudara sudah boleh berancang-ancang mengontak ormas Islam terdekat.

Yang terakhir, kita juga patut memperhatikan soal menu. Ini penting, betul-betul sebagai penentu apakah tempat makan itu sesuai dengan maksud Pak Menhan atau bukan. Jangan sampai kita salah. Biasanya, di tempat makan komunis tersebut hanya memiliki satu menu sayur bernama genjer. Selain itu, ada satu menu unggulan, yang paling banyak dipesan konsumen. Menu apa itu? Yak, Kari! Kari Marx….

Jadi, jika Saudara menemukan tempat makan yang memiliki ciri-ciri seperti di atas, bisa dipastikan itu adalah sarang komunis. Maka, segera laporkan ke Babinsa terdekat!

Terakhir diperbarui pada 25 Januari 2019 oleh

Tags: Kivlan ZenKomunisMenhanPKItempat makantempat makan komunis
Rizal Syam

Rizal Syam

Artikel Terkait

D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini

D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini

16 Mei 2022
D.N Aidit Komunis

Etika Kaum Komunis Tidak Memaksa Mereka yang Beragama Meninggalkan Kepercayaannya

27 April 2022
AJI PRASETYO: KOMIKUS JUGA MUSISI YANG SUKA BERNARASI

Aji Prasetyo: Komikus Juga Musisi yang Suka Bernarasi

17 November 2021
Yang Anarko Bisa Lakukan ketika Job Demo Sepi

Yang Anarko Bisa Lakukan ketika Job Demo Sepi

2 November 2021
Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

15 Oktober 2021
Dari Minggu Pagi (MP) dan Kedaulatan Rakyat (KR), Kita Jadi Ngerti PKI dan Komunis itu Asyik-Revolusioner MOJOK.CO

Dari Minggu Pagi (MP) dan Kedaulatan Rakyat (KR), Kita Jadi Ngerti PKI dan Komunis itu Asyik-Revolusioner

30 September 2021
Pos Selanjutnya
Manfaat durian MOJOK.CO

Apakah Ada Manfaat Durian, Buah yang Mantab Meningkatkan Gairah Seksual Itu?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Mengidentifikasi Tempat Makan Komunis yang Dimaksud Pak Menhan

25 Januari 2019
warung kopi mbah kuwot mojok.co

Kisah Mbah Kuwot Selamat dari Romusha dan Buka Warung Kopi Legendaris di Trenggalek

19 Juni 2022
Universitas Sanata Dharma

Bakso Dab Supri Sanata Dharma yang Mencatat Kisah-kisah Mahasiswa 

18 Juni 2022
Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati MOJOK.CO

Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati

23 Juni 2022
UTBK bocor di jogja

Viral di Sosmed, UTBK di UPN “Veteran” Yogyakarta Bocor, Pelaku Ditangkap

20 Juni 2022
Bank Plecit Menyaru Bank BUMN: Agen Rahasia Utang Ibu Rumah Tangga di Desa MOJOK.CO

Bank Plecit Menyaru Bank BUMN: Agen Rahasia Utang Ibu Rumah Tangga di Desa

20 Juni 2022
Kos LV di Jogja

Dilema Pemilik Indekos Tertib dan Pemilik Kos LV yang Menolak Tudingan Seks Bebas

14 Juni 2022

Terbaru

Makan Bersama di Tepikota, kuliner jawa timur di Yogyakarta

Minggu Bersama di Tepikota, Menikmati Kuliner Jawa Timur di Jogja

25 Juni 2022
Pentingnya ganti oli mesin mobil

5 Alasan Ganti Oli Mesin Perlu Dilakukan Berkala

25 Juni 2022
hasil pertandingan piala presiden PSS Sleman PSIS Semarang

Takluk dari PSIS Semarang, PSS Sleman Harus Menang di Laga Terakhir Grup A Piala Presiden

24 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
pinjol ilegal

Cara Terhindar dari Bahaya Pinjol Ilegal

24 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In