MOJOK.CO – Pakde Jokowi 2014 yang baik, tolong selamatkan kami dari Jokowi 2024, presiden yang sudah mengacuhkan dan meninggalkan kami rakyat Indonesia.
Halo, Pakde Jokowi. Saya datang dari tahun 2024. Tahun yang berat sekali. Masih hidup sampai tahun ini, saya rasa adalah sebuah kemujuran yang luar biasa. Setelah pagebluk berlalu, tikus mencuri dana bansos, para pejabat memperkosa lingkungan hidup, sampai saat-saat mengerikan menjelang pemilu.
Pakde Jokowi, saya jauh-jauh dari tahun 2024, artinya saya melawan hukum alam dan menerobos apa-apa yang ditentang oleh fisika hanya untuk menyampaikan surat ini kepada Pakde di tahun 2014. Ya, saya datang hanya untuk menyampaikan beberapa hal.
Semoga Pakde sudi membaca agar kelak, satu dekade ke depan, kita, seluruh rakyat Indonesia, terselamatkan. Bacalah kapan saja Pakde ada waktu. Setelah keluar dari gorong-gorong di Jakarta setelah Pakde bertugas sebagai Gubernur juga tidak masalah.
Di dalam hidup ada saat untuk berhati-hati atau berhenti berlari
Percayalah, Pakde Jokowi. Ke depan, Pakde akan menjadi presiden selama 2 periode. Pertama dengan politikus kawakan bernama Jusuf Kalla, kedua bersama seorang agamawan karismatik bernama Ma’ruf Amin. Dua periode ini lawan Pakde sama: Prabowo Subianto.
Pakde akan melewati banyak hal di periode pertama. Gilang-gemilang, sanjung-menyanjung, dan berbagai pujian Pakde dapat. Internasional mengakui. Bahkan disejajarkan dengan banyak pemimpin dunia yang sedang penuh ambisi.
Walau disamakan dengan mereka, Pakde Jokowi rasanya mendapat simpati publik dunia sebagai anomali. Karismatik, apa adanya, sederhana, dan hal-hal baik lainnya. Ya gimana, pemimpin dunia yang disandingkan itu macam Trump, Putin, dan Jinping. Tapi, kalau saya jadi Pakde, bakalan marah sih disandingkan dengan 3 nama tersebut.
Itulah sebabnya, rakyat akan mempercayakan periode selanjutnya kepada Pakde.
Dalam perjalanan di atas, Pakde Jokowi banyak berhati-hati. Saking hati-hatinya, Pakde tak sadar bahwa langkah Pakde bukan lagi perjalanan, melainkan tengah berlari kencang. Saking kencangnya, Pakde barangkali nanti tak sadar bahwa masyarakat berpaling muka dan wajahnya menampilkan kesedihan.
Banyak langkah Pakde yang kontradiktif dan menimbulkan pertanyaan dalam masyarakat. Salah satunya adalah jadinya Mas Bobby dan Mas Gibran sebagai wali kota. Pakde kaget membaca ini? Ini benar apa yang saya alami Pakde, di tahun 2018, Mas Gibran yang saat ini bersama Pakde, yang rambutnya nge-punk itu, dia menjadi Wali Kota Solo hampir melawan tanpa perlawanan.
Pakde, saya ingin mengatakan bahwa hati-hati ya dalam periode kali ini. Tak ada salahnya berhenti berlari, melihat dan merefleksikan apa-apa yang sudah Pakde jalani.
Hingga datang ketakutan, menjaga keterusterangan, dalam lapar dan kenyang
Masih membaca, kan, Pakde? Semoga masih. Saya tahu membersamai Ahok itu bikin capek. Betah-betah dulu, Pakde Jokowi yang baik di tahun 2014. Lantaran kelak Pakde naik jadi RI 1, sedang Ahok masuk ke dalam penjara. Pakde kaget? Jangan kaget. Masuknya Ahok ke dalam penjara belumlah apa-apa.
Ketakutan itu bernama pagebluk Covid-19. Bapak akan bertemu dengan para pembunuh berdarah dingin. Pembunuh yang angkuh. Para pembunuh yang enggan menutup gerbang laju Covid-19, justru melemparkan guyonan tidak lucu yang menyebabkan ratusan ribu penduduk Pakde meninggal.
Benar, Pakde Jokowi. Ratusan anak kehilangan orang tua, ratusan orang tua kehilangan anak. Semua karena anak buah Pakde yang tak becus mengurus untuk memutus mata rantai Covid-19 yang terus menggerus.
Pakde Jokowi, saya percaya bahwa Pakde di tahun 2014 sekarang, ketika Pakde membaca ini, adalah manusia yang berusaha murni. Seiring berjalannya waktu, berhati-hatilah memilih orang, ya, Pakde. Jangan sampai ada orang yang secara posisi lebih rendah dari Pakde, namun kekuasaannya melebihi Pakde.
Pakde Jokowi, Ke depannya itu mengerikan. Sangat mengerikan
Demo terjadi di beberapa titik di Indonesia menjelang Pemilu 2024. Ya, Pakde, saat saya menulis surat ini untuk Pakde. Gawatnya adalah, banyak sekali kecurangan terjadi menjelang pemilu kali ini, Pakde. Yang kecil-kecil seperti kepala desa intervensi warganya untuk memilih salah satu paslon, yang goblok-goblok seperti menteri malah kampanye, sampai yang besar-besar seperti konstitusi ditabrak dan dianggap tak ada.
Sungguh saya meminta maaf, Pakde, saya harus bilang ini. Sayangnya, di balik semua ini melekat campur tangan Pakde Jokowi. Terkejutkah dirimu, Pakde? Menengok saat ini Anda masih menggenggam erat jargon revolusi mental yang wangun itu, justru satu dekade ke depan mental bangsa ini drop sehina-hinanya, terutama mental para pemimpinnya.
Tolong selamatkan kami dari Jokowi 2024
Pakde, Pakde Jokowi 2014, sebelum Anda menggelandang ke jagad pemerintahan sebagai presiden yang luar biasa, tolong wujudkan apa-apa yang sudah saya sampaikan di atas. Biarlah Mas Gibran dengan rambut punk-nya, biarlah Mas Bobby mesra dengan Mbak Kahiyang di Solo atau Medan sana.
Pakde, biarlah Pak Prabowo nyapres lagi. Sampai ratusan kali juga tidak masalah. Namun, jangan biarkan beliau mengajak Mas Gibran, Pakde. Biarlah Mas Gibran jadi pebisnis sukses lantas membeli Persiwi Wonogiri atau Persiharjo Sukoharjo. Biarlah Pak Prabowo ngajak yang lain saja jadi wakil. Siapa, kek. Amien Rais atau Yanto Persneleng atau siapalah.
Pakde Jokowi, percaya sama saya, fokus dengan kerjaan, lantas tinggalkan jabatan dengan terhormat. Biarlah mereka berdarah-darah dengan ketamakan dan rakusnya jabatan dan uang yang diincar.
Pakde, Pakde Jokowi 2014, tolong selamatkan kami dari Jokowi 2024. Atau kalau bisa, selamatkan Jokowi 2024 dari malapetaka. Kami sayang sekali dengan Anda. Sebagaimana Anda sayang kepada rakyat. Sebelum Anda berpaling dari kami, rakyat. Agar Anda tidak mengacuhkan kami, rakyat.
Penulis: Gusti Aditya
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Negara Ini Dikuasai Anak UGM, Dikisruh Anak UGM, lalu Dijewer Sendiri oleh UGM dan kisah menarik lainnya di rubrik ESAI.