RUU Ketahanan Keluarga Bikin ‘Ranjang Rakyat’ Jadi Mainan Politikus - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

RUU Ketahanan Keluarga Bikin ‘Ranjang Rakyat’ Jadi Mainan Politikus

Miftakhur Risal oleh Miftakhur Risal
20 Februari 2020
0
A A
RUU Ketahanan Keluarga Bikin ‘Ranjang Rakyat’ Jadi Mainan Politikus

RUU Ketahanan Keluarga Bikin ‘Ranjang Rakyat’ Jadi Mainan Politikus

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Secara individu politikus berhak anggap BDSM itu kelainan. Namun, memaksa preferensi seksualnya kepada rakyat lewat RUU Ketahanan Keluarga itu nggak banget.

Saat Anda terancam tidak bisa bersenang-senang di ranjang Anda sendiri, Anda perlu bersuara. Draf RUU Ketahanan Keluarga yang beredar di publik mengarah pada kekhawatiran itu. Anda tidak bisa lagi menjadi praktisi BDSM, even pada pasangan sah sekalipun.

Sebelum meneruskan membaca ini, sobat Mojok yang masih underage saya sarankan menunggu pendampingan orang tua. Sebab tulisan berikut bergenre parental advisory alias bimbingan orang tua.

Untuk diketahui, hubungan seksual mengenal dua kategori umum: Vanilla dan Kinky. Vanilla merujuk pada hubungan seks konvensional. Hanya hubungan badan laki-laki perempuan tanpa variasi yang neko-neko. Simbolnya kayak ice cream vanilla. Putih nggak aneh-aneh.

Sedangkan kinky adalah aktivitas seksual dengan ragam variasi. Nah, di antara ragam tersebut adalah BDSM. Orang-orang biasa menguraikannya menjadi: Bondage, Discipline/Dominance, Submission/Sadism, Machosism.

Penjelasannya panjang, tapi kalau Anda pernah melihat film 50 Shades of Grey, kira-kira seperti itulah praktik BDSM.

Baca Juga:

Seks dan Horor: Teror yang Mengiringi Panasnya Berahi MOJOK.CO

Seks dan Horor: Teror yang Mengiringi Panasnya Berahi

6 Januari 2023
Berhubungan Seks saat Haid, pahami manfaat dan risikonya

Jangan Asal Berhubungan Seks Saat Haid, Pahami Risiko dan Manfaatnya

27 Desember 2022

Salah satu penjelasan teknisnya, seseorang mendapat kenikmatan seksual ketika memberi rasa sakit (sadisme) atau menerima rasa sakit (masokhisme). BDSM juga menaungi aktivitas seksual dengan main iket-iketan, yang biasa dikenal dengan Shibari.

Juga permainan peran atau roleplay lengkap dengan peralatan atau tools yang mendukung permainan peran itu. Satu pihak jadi tahanan, satunya jadi sipir penjara, misalnya. Atau satunya jadi Zoro dan satunya jadi Elena Montero, misalnya. Lengkap dengan topeng dan cambuk ala-ala.

“Rukun” utama BDSM ada dua: “Dominant” (Dom) dan “Submissive” (Sub). Dom artinya pihak yang mendominasi. Yang memberi treatment pada lawan mainnya. Sub adalah kebalikannya. Dom tidak melulu laki-laki, sebagaimana Sub juga tak melulu perempuan.

Sedangkan “syarat sah” BDSM ada tiga: Safe yang artinya aman, Sane yang berarti sadar, dan Consensual yang berarti kerelaan atau dengan persetujuan. Tiga syarat sah ini yang membedakan BDSM dengan perkosaan.

Sebab dalam perkosaan tidak ada persetujuan. Juga membedakannya dengan hubungan bersama anak bawah umur. Sebab underage masih dianggap belum punya kesadaran (sane).

Aspek Safe juga menjadi syarat utama dalam BDSM. Semua aktivitas dalam BDSM harus dipastikan aman bagi kedua belah pihak. Nah, untuk menopang syarat sah tadi, maka ada catatan yang harus diperhatikan yaitu limit atau batasan.

Misalnya satu pihak menyatakan bahwa limitnya adalah wax-play atau tetesan lilin. Artinya Dom tidak boleh melakukan kegiatan itu pada pasangannya. Atau limitnya adalah dokumentasi. Maka aktivitas apapun dengan tujuan untuk mengabadikan momen BDSM tadi tidak boleh dilakukan.

Prinsipnya, Dom tidak diperbolehkan melewati limit yang dibuat oleh Sub. Jika nekat, namanya bukan BDSM lagi, tapi ke perkosaan atau pelecehan seksual.

Praktisi BDSM sering menggaungkan pain and pleasure saat aktivitas seksual. Singkatnya nikmat dalam pedih. Mirip makan pedas saat sariawan. Pain inilah yang bisa berwujud dalam aktivitas yang berbeda-beda. Ada yang pakai tetesan lilin, cambuk, diikat, dijambak, tepok pantat, dan lain-lain yang tidak bisa saya teruskan.

Dulur-dulur yang sepanjang hidupnya hanya punya aktivitas seksual yang begitu-begitu saja (kayak yang nyusun RUU Ketahanan Keluarga ini) akan sulit memahaminya. Pantes jika mereka sampai menyebut “kelainan”.

BDSM juga salah satu cara eksplorasi potensi seksual masing-masing tanpa perlu berpaling ke pasangan lain. Jika sudah bosan dengan aktivitas seksual yang itu-itu saja, BDSM adalah solusi.

Ini beda dengan kalangan Muslim Kanan yang manawarkan solusi poligami. Bagi saya, poligami adalah wujud keputus-asaan laki-laki dalam mengeksplorasi potensi seksual dari pasangan. Kinky seks jelas lebih adiluhung.

Komunitas BDSM Mania juga cukup banyak. Ada di kota-kota besar. Meski perkumpulannya masih belum terang-terangan kayak ICJ. Yo moshok mau tiap hari ada postingan peranjangan duniawi? Salam ranjang gronjal, gitu? Kan nggak mungkin?

Nah, dari paparan singkat di atas, BDSM adalah aktivitas yang normal-normal saja, bukan kelainan. BDSM punya syarat yang ketat agar tidak menjurus pada pelecehan. Karena itu, tak pantas dimasukkan dalam kategori penyimpangan seksual.

Menyimpangnya dari mana? Apa seseorang yang mendapat kenikmatan seksual dengan memperagakan Kinky seks disebut sebagai kelainan? Laaah, kok hidupmu kaku banget, Ndro.

Sayangnya itulah wujud kelancangan politikus kita. Pasal 85 dari Draf RUU Ketahanan Keluarga memberi mandat pada lembaga rehabilitasi untuk menangani penyimpangan seksual. Dijelaskan lagi dalam bunyi penjelasan pasal di RUU Ketahanan Keluarga tersebut, salah satu penyimpangan seksual adalah BDSM tadi.

Artinya, praktisi BDSM tidak boleh berkeliaran di dunia yang fana ini tanpa direhabilitasi. Mereka akan masuk dalam panti rehab dan “disehatkan” sebelum kembali ke masayarakat. “Enak nih bisa gathering gratis sama praktisi BDSM di panti rehab”, begitu komen netijen.

Komentar saya, secara individu politikus berhak untuk tak setuju aktivitas seksual yang sophisticated kayak gitu. Andai mereka anggap ini kelainan pun tak masalah. Namun, mereka tidak berhak untuk memaksakan preferensi seksualnya kepada rakyat seluruhnya pakai RUU Ketahanan Keluarga.

Ranjang rakyat adalah urusan rakyat, bukan domain atau mainan politikus.

Ini masih dalam bentuk draf. Namun jika negara sampai meloloskannya, berarti negara sudah menjelma menjadi pemerintahan yang totaliter. Apa-apa diurusi. Juga cenderung fasis. Kepemimpinan dengan otoritas yang mutlak tanpa kompromi. Negara yang selalu membayangkan adanya musuh, sehingga perlu membuat aturan macam-macam.

Negara yang sehat adalah yang mengurusi urusan publik. Urusi hal yang menjadi kepentingan dan hajat hidup orang banyak. Sedangkan mengurusi preferensi seksual rakyatnya, di rumahnya sendiri, di ranjangnya sendiri; itu namanya kurang ajar. Politikus yang mengusulkan ini perlu kita tandai, Lur.

Lagipula tadi sudah saya sampaikan bahwa BDSM adalah salah satu wujud eksplorasi kasih sayang antar pasangan. Yang kemudian membawa harmoni dan keutuhan keluarga.

Bukankah keutuhan keluarga ini yang menjadi dasar filosofis RUU Ketahanan Keluarga?

BACA JUGA Singkatan BDSM yang Masuk RUU Ketahanan Keluarga Punya Banyak Arti atau tulisan Miftakhur Risal lainnya.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2020 oleh

Tags: bdsmruu ketahanan keluargaseks
Miftakhur Risal

Miftakhur Risal

Alumni Islamic Call College Tripoli, Libya. Tinggal di Bantul.

Artikel Terkait

Seks dan Horor: Teror yang Mengiringi Panasnya Berahi MOJOK.CO
Esai

Seks dan Horor: Teror yang Mengiringi Panasnya Berahi

6 Januari 2023
Berhubungan Seks saat Haid, pahami manfaat dan risikonya
Kesehatan

Jangan Asal Berhubungan Seks Saat Haid, Pahami Risiko dan Manfaatnya

27 Desember 2022
Ancaman Resesi Seks Dan Keajaiban Maroko
Movi

Ancaman Resesi Seks Dan Keajaiban Maroko!

14 Desember 2022
Open relationship hubungan terbuka suami istri
Liputan

Pengalamanku Menjalani Open Relationship: Saat Istriku Membantuku Memilih Teman Kencan

28 November 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
cerita anak indigo bisa melihat masa depan kejadian buruk menderita trauma indigo sejak kecil mojok.co

Cerita Anak Indigo yang Menderita karena Bisa Melihat Masa Depan

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
RUU Ketahanan Keluarga Bikin ‘Ranjang Rakyat’ Jadi Mainan Politikus

RUU Ketahanan Keluarga Bikin ‘Ranjang Rakyat’ Jadi Mainan Politikus

20 Februari 2020
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
utang pinjol mojok.co

Teman Terlilit Pinjol: Dia yang Utang, Saya yang Dikejar-kejar

26 Maret 2023
Tak Berhitung Untung Rugi, Mbah Sri 60 Tahun Jualan Cenil dan Sate . MOJOK.CO

Mbah Sri, 60 Tahun Jualan Sate dan Cenil Keliling di Seputaran UB, Nggak Berhitung Soal Untung Rugi

26 Maret 2023
film korea bertemakan politik

Mau Pemilu, Ayo Lemesin Dulu dengan Nonton 7 Film Korea Bertema Politik Berikut Ini

26 Maret 2023
survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
mengantre mojok.co

Uneg-uneg: Apa sih Susahnya Mengantre? 

26 Maret 2023
perempuan kuliah mojok.co

Uneg-uneg: Dinyinyiri karena Aku Perempuan dan Memutuskan untuk Kuliah

26 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In