Peran Penting Kardus dalam Pendidikan Islam - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Peran Penting Kardus dalam Pendidikan Islam

Rijal Mumazziq oleh Rijal Mumazziq
17 Mei 2018
0
A A
Peran Penting Kardus dalam Pendidikan Islam

Peran Penting Kardus dalam Pendidikan Islam

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Tempo hari, video santri yang dirazia polisi ketika membawa kardus sempat viral. Di balik kisah sedih berakhir bahagia tersebut, tersirat hubungan erat antara santri dan kotak kertas ini.

Seorang santri membawa ransel dan kardus itu dikepung beberapa personel Brimob. Dia diminta membuka kardus, kemudian ranselnya. Dengan masygul dan sewot dia mengobrak-abrik isi kardus. Menunjukkan kepada aparat bahwa dia bukan teroris. Video ini viral. Bertambah sedap ketika dibumbui sentimen “kriminalisasi santri”, “Islamofobia di negeri mayoritas muslim”, “santri dicurigai teroris”, dan gorengan isu lain.

Padahal, video itu happy ending. Dia malah berswafoto dengan beberapa aparat yang “mengepung”-nya. Remaja itu kabarnya bernama Zaki Saputra, santri Pondok Pesantren Al-Hidayah, Prapak, Kranggan, Temanggung. Pesantren ini diasuh oleh M. Furqon Masyhuri (Gus Furqon) yang juga Ketua PCNU Temanggung Jateng.

Oke. Dari sini jelas. Video berakhir santai. Oke oce saja. Yang menjadi masalah, video ini didramatisir sedemikian rupa. Sama sekali tidak disebutkan hasil akhirnya.

Lagi pula, saya cek, beberapa fesbuker yang memviralkan aksi “santri, kardus, dan polisi” dan menggiring opini jika santri mulai “dikriminalisasi” ini sebagian besar juga bukan dari kalangan pesantren kok. Mereka juga tidak memunculkan akhir dari peristiwa yang didramatisir itu. Bagi mereka, tidak penting hasil akhirnya, yang paling utama bisa digoreng sesuai dengan citarasa politisnya.

Baca Juga:

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

Jin Muslim di Pondok Pesantren: Bersama Mereka, Saya Mengaji dan Bertahajud

Kekerasan Seksual di Pesantren Melukai Nilai Sam’an Wa Tho’atan dan Wujud Penistaan Agama

Dengan video itu, kita bisa melihat dampak aksi terorisme. Kita memaklumi ekspresi santri yang kesal karena diminta membuka kardus dan ransel di ruang publik, tapi kita juga memaklumi kewaspadaan aparat. Jika Amrik punya Kim Kardashian, kita punya Kim Kardushian. Yang pertama membangkitkan imajinasi aneh-aneh, yang kedua menerbitkan teror dalam seonggok kardus.

Pada hari-hari ini tekanan mental dan psikologi para polisi mungkin mencapai titik jenuh. Dengan tugas mengamankan obyek vital dan menjaga keamanan, mereka juga menjadi target aksi terorisme. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana mereka membangun kewaspadaan. Di satu sisi menjadi target serangan, di sisi lain tetap harus menerapkan prosedur, di sisi sananya lagi malah dicurigai sebagai tukang setting peristiwa terorisme. Berat nian.

Polisi itu biasanya nggak begitu disuka dalam urusan razia lalu lintas, tapi dalam urusan terorisme, mayoritas rakyat mendukungnya dan berduka cita apabila ada anggotanya yang gugur dalam tugas.

Kembali ke santri dan kardusnya, relasi keduanya itu persis hubungan mereka dengan kitab. Intim, tak terpisahkan. Sebab, ketika mereka mudik, kardus mie instan menjadi koper darurat. Isinya bisa baju, bisa pula kitab. Tapi, soal kemasan kardus, mereka pilih-pilih. Jika diurutkan dari level top ke yang lebih rendah, yang paling sering dipilih adalah kardus mie instan, kemudian kardus air mineral, disambung kardus makanan ringan. Itulah mengapa kita tidak bakal menjumpai santri menggunakan kardus bekas dengan merek Mamypoko, Charm Body Fit, maupun Kiranti. Tabu, mungkin.

Dengan pilihan yang sama ini, kardus mereka berpotensi tertukar karena sama-sama bekas wadah Mie Sedaap, misalnya. Siasatnya, mereka menuliskan nama, alamat pondok, kompleks asrama dan nomor kamar di kardusnya. Dengan cara ini mereka yakin, barang akan kembali ke alamat jika tertukar dengan milik sesama santri maupun milik penumpang bis.

Ketika kembali dari rumah ke pondok, lagi-lagi kardus menjadi pilihan utama. Isinya baju atau kitab ditambah dengan oleh-oleh. Baik untuk diberikan kepada kiainya maupun untuk kawan-kawan.

Demikian pentingnya fungsi kardus, ia sudah menjelma menjadi wahana egaliterianisme di pesantren. Kaya atau miskin, putra kiai atau bukan, pintar maupun tidak, semua memanfaatkan kardus sebagai koper alternatif. Bahkan, di awal mondok, jika belum memiliki almari, kardus menjelma wahana penyimpanan baju darurat. Sedikit banyak bisa dibilang, kardus punya peran signifikan dalam melancarkan pendidikan Islam di pesantren. Halah.

Soal relasi harmonis antara santri dengan kardus, saya ingat cerita Romo Frans Magnis Suseno dalam kata pengantar buku Gus Dur-Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita karya Muhammad A.S. Hikam. Romo Frans bercerita, bersama beberapa kawannya, dia mengunjungi Presiden Gus Dur di Istana Negara. Di gedung itu mereka melewati suatu gang ke kamar makan. Di gang tersebut dia melihat ada beberapa kardus yang diikat dengan tali rafia.

Dia pun bertanya kepada seseorang, kok ada bungkus kardus? Jawaban petugas protokoler Istana, besok Presiden Gus Dur akan melakukan kunjungan kenegaraan ke RRC. Romo Magniz geleng-geleng, Presiden RI membawa barang-barang ke kunjungan negara dalam kardus persis masyarakat di kereta api ekonomi? Gus Dur dilawan.

Tags: Gus DurkardusPesantrensantrivideo viral
Rijal Mumazziq

Rijal Mumazziq

Artikel Terkait

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Jin Muslim di Pondok Pesantren MOJOK.CO

Jin Muslim di Pondok Pesantren: Bersama Mereka, Saya Mengaji dan Bertahajud

21 Juli 2022
Kekerasan seksual di pesantren. (Mojok.co:Ega Fansuri)

Kekerasan Seksual di Pesantren Melukai Nilai Sam’an Wa Tho’atan dan Wujud Penistaan Agama

9 Juli 2022
Proses Penangkapan Anak Kiai di Jombang, Polisi Amankan Puluhan Orang

Proses Penangkapan Anak Kiai di Jombang, Polisi Amankan Puluhan Orang

7 Juli 2022
warung abang kesukaan gus dur

Tetesan Berkah di Warung Abang Kesukaan Gus Dur Jombang

26 Maret 2022
Sinci Gus Dur mojok.co

Sinci Gus Dur di Altar Pecinan Semarang, Papan Arwah untuk Bapak Tionghoa

31 Januari 2022
Pos Selanjutnya

Menu Buka Puasa Manis-Manis, Kok Menu Sahur Tidak?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Peran Penting Kardus dalam Pendidikan Islam

Peran Penting Kardus dalam Pendidikan Islam

17 Mei 2018
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In