MOJOK.CO – “Kasus selingkuhan dalam rumah tangga menyisihkan suara suami yang juga jadi pelaku. Apa alasan laki-laki melakukan itu?”
Di Internet, masalah perselingkuhan sudah mengerucut menjadi sangat spesifik ke tema pelakor. Siapa yang sudah mendapat cap pelakor, tidak akan pernah dilupakan oleh publik. Sementara si suami yang berselingkuh mukanya muncul di media saja jarang. Contoh yang saat ini paling dekat ya si Jennifer Dunn yang baru saja ditangkap karena mengonsumsi narkoba dan penangkapannya dirayakan sebagai karma seorang pelakor.
Setelah kasus pelabrakannya oleh anak si suami, Jennifer Dun adalah public enemy nomor 1 perempuan se-Indonesia. Nomor 2-nya siapa lagi kalau bukan Mulan Jameela yang meski sudah punya anak dua dari Ahmad Dhani, masih saja menerima cercaan dan sindiran, termasuk dari mantan istri Dhani.
Istri-istri se-Indonesia, pernahkah kalian bertanya mengapa lelaki berselingkuh? Kalian pasti tahulah, perselingkuhan bukan cuma tindakan searah. Istilah perebut laki orang sebenarnya sudah mengaburkan tindakan dua arah perselingkuhan menjadi hubungan yang mana si laki-laki pasif dan si perempuan agresif merebut.
Gue bertanya kepada sejumlah pria mengapa mereka berselingkuh. Yang gue tanya adalah pria-pria yang (mengaku) pernah selingkuh di dunia nyata dan/atau maya. Semua pendapat mereka dibagikan di sini dengan persetujuan. Berikut jawaban mereka yang telah dirangkum dan disunting tanpa mengubah cerita.
Pria 1 – 47 tahun, pendidikan diploma, menikah 23 tahun, tiga anak, istri ibu rumah tangga, ekonomi sangat baik
Pada kasus saya, perselingkuhan itu terjadi tanpa saya merencanakan karena istri saya tidak pernah mengecewakan selama 23 tahun kami menikah. Kehidupan seksual kami wajar, walau nggak kayak yang di film-film. Wajar, sejauh saya pikir, memang saya dan istri mungkinnya segitu aja.
Bermula dari page-page mbak cantik yang ternyata bisa dihubungi, saya berhubungan intens dengan salah satunya dan hubungan intens ini yang saya sadari salah di kemudian hari. Bohong kalau pria selingkuh tidak sadar.
Saya tahu saya salah, tapi selalu saat itu saya butuh waktu untuk move on. Saya bertemu terus-terusan dengan perempuan itu. Dia, dalam kasus saya ini, tidak dapat disalahkan karena boleh dikatakan itulah profesinya. Mbak-mbak page entertain gitu. Sayanya yang menyukainya saat itu. Saya sayang istri, tapi saya lebih suka gadis itu. Jujur, lebih suka!
Pria 2 – 44 Tahun, pendidikan SMA, menikah 21 tahun, lima anak, istri berbisnis di rumah, ekonomi sangat baik
Saya pernah berselingkuh dengan karyawan istri. Istri tahu dan memecat karyawannya dan menyuruh saya memilih dia atau perempuannya. Saya pilih istri.
Saya selingkuh karena istri saya entah mengapa membuat saya tidak nyaman. Dia sebenarnya istri yang baik, saya paham karakternya memang begitu. Begitu maksudnya apa-apa dia atur. Saya dan anak-anak harus mengikuti.
Kalau di ranjang mah sebaliknya. Saya yang inisiatif. Iya, berpuluh tahun menikah, dia waktu pengantin baru saja manja-manja suka memelas gitu kalau soal seks, kemarinya ya tidak pernah. Dia mungkin sudah capek dan suka bilang, udah tua, apa sih, Pa.
Saya maunya kayak pengantin baru dianya. Kalau di luar ranjang dia atur-atur semua, di ranjang maunya jangan beda karakter dia.
Saya terus coba-coba. Ya benar, bertepuk nggak sebelah tangan. Tapi, pikir saya mah, kalau saya nggak kasih sinyal pasti karyawan istri juga nggak berani nyosor. Istilahnya gitu. Jujur saya, saya kasih sinyal. Coba-coba gitu. Keterusan. Saya coba-coba karena mau rasakan sensasi baru. Saya dorongannya seks. Kalau disuruh pilih, ya, pilih istrilah.
Pria 3 – 28 tahun, pendidikan sarjana, menikah 3 tahun, tidak ada anak, istri karyawan, ekonomi baik
Saya punya tekanan dalam berumah tangga. Pertanyaan kenapa belum juga punya anak. Istri jadi kurang santai. Dia terbebani. Belum lagi kadang di tempat kerja dia ada masalah, walau itu wajar. Saya juga kadang stres di kantor. Tapi, masalah hidup kami sebenarnya ya cuma soal pertanyaan orang-orang tentang anak.
Saya dan istri saling mencintai. Saya affair sama rekan kerja. Sekarang nggak lagi. Istri nggak tahu, nggak ada yang tahu. Perempuannya sudah ada suami juga. Berawal dari kami saling ngobrol keluarga masing-masing. Saya curhat soal istri yang nggak bisa santai karena kami belum punya anak juga.
Lama-lama ada rasa. Yah, ngalir gitu. Ngobrol akrab, ada rasa, terjadi. Sekarang nggak. Kenapa? Karena dia diamin saya. Kami tetap sekantor. Katanya dia merasa bersalah dengan affair ini ke suaminya. Saya nggak maksain. Saya cinta dia? Begini, pria mudah suka walau cinta sama pasangannya. Di mana ada jalan, di situ ada perselingkuhan. Kalau jalannya ada, siapa pun, perempuan dan laki-laki, bisa selingkuh. Jangan munafik.
Pria 4 – 33 tahun, pendidikan sarjana, menikah 5 tahun, dua anak, istri punya usaha sendiri, ekonomi baik
Istri saya cantik, hangat, ramah, tidak menyusahkan. Mengapa saya selingkuh? Saya sering keluar kota. Berminggu-minggu kadang, tergantung proyek. Teman-teman saya biasanya begitu, abis “celup”, bawa pulang botol bersih. Jangan tularin ke istri.
Godaan besar juga, biasa laki-laki. Tapi abis pakai ya sudah, jangan main hati. Saya main hati sama satu perempuan. Sampai dia nyusul kalau saya di proyek kota lain. Ada rasa? Ya saling ada rasa.
Cakep? Cakepan istri ke mana-mana. Tapi ada yang beda, jadi nggak bisa disamakan. Kalau kata saya, semua perempuan itu daya tariknya beda-beda, bukan soal cantik atau tidak. Iya, cantik jelaslah jadi syarat. Maksudnya, ada sesuatulah. Seks? 11-12 dibanding istri.
Saya mungkin akan nikahin dia, jadi istri kedua. Nggak tahu istri akan setuju atau tidak, tapi poligami tidak dilarang kan? Daripada zina terus. Perempuan baik-baik ini.
Pria 5 – 42 tahun, pendidikan sarjana, menikah 13 tahun, satu anak, istri karyawan, ekonomi baik
Rumah tangga gue kayak neraka. Gue nggak tahu untuk apa bertahan. Gue bilang bercerai, dia bilang kasihan anak. Gue bukan nggak ada perasaan sebagai bapak. Rumah tangga kami sudah lama buruk. Gue pacaran lagi istri tahu. Gue berniat poligami, dia bilangnya, pikirin anak sama omongan keluarga. Jadi apa ini? Gue kayak terperangkap, diperangkap.
Dia? Gue nggak tahu, di luar dia pacaran atau masih setia sama pernikahan. Yang jelas gue nggak main belakang. Pusing gue. Gw penuhin tanggung jawab sebagai suami dan bapak soal uang. Anak gue gue perhatiin. Anak laki. Gue libur, ajak dia ikutan, olahraga bareng, dan anak gue gue ajak kegiatan-kegiatan hobi gue. Anak deket sama gue ketimbang sama emaknya.
Jadi gitu. Pengakuan lima suami ini memang nggak bisa jadi gambaran buat semua suami yang selingkuh, tapi paling nggak bisa ngasih wawasan bahwa selingkuh itu butuh niat dari suami. Atau, ada yang mau menambahkan? Dari cowok-cowok terutama.