Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Pak Prabowo, Sebenarnya Apa, sih, yang Sampeyan Inginkan? Cuma Sekadar Pengin Jadi Presiden?

Mita Idhatul Khumaidah oleh Mita Idhatul Khumaidah
20 Februari 2025
A A
Prabowo-Gibran.MOJOK.CO

Ilustrasi Prabowo-Subianto (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Lalu, apa yang dilakukan Pak Prabowo untuk mewujudkan visi swasembada pangan dan energi ini?

Pertama-tama, lihatlah siapa saja yang ditunjuk Pak Prabowo untuk membantunya dalam mewujudkan ambisi tersebut. Pada sektor pertanian, Amran Sulaiman kembali diangkat menjadi Menteri Pertanian. Sedangkan Bahlil Lahadalia menjadi orang nomor satu di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Penunjukan Amran Sulaiman, bila Pak Prabowo memang kepingin Indonesia bisa berswasembada pangan, jelas kontradiktif. Amran pernah menjadi menteri pertanian selama 6 tahun di era Jokowi. Dia juga mengemban tugas menciptakan swasembada pangan yang menjadi target Jokowi.

Jika ada sesuatu yang bisa kita sebut sebagai prestasi, maka itu adalah lolosnya Amran dari reshuffle meskipun gagal memenuhi target atasannya. Boro-boro kena reshuffle, Amran malah kembali memegang jabatan mentan di tahun terakhir periode kedua Jokowi.

Perihal Bahlil si Menteri ESDM? Yah, memangnya perlu saya jelaskan lagi?

Dugaan #2: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Poin pertama yang tercantum dalam Asta Cita (8 butir misi unggulan Pak Prabowo) adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Ini adalah misi yang sangat penting, super penting, sampai-sampai kita mesti meragukan kewarasan calon presiden negara mana saja yang tidak memasukkan sektor ekonomi dalam misinya.

Maksud saya begini. Ada korelasi yang logis antara tingkat ekonomi suatu negara dengan stabilitas pemerintahannya. Jika ekonomi terus bertumbuh, sudah pasti pendapatan negara ikut meningkat.

Negara ini kemudian bisa memakainya untuk membiayai banyak hal. Misalnya seperti pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, pemberian subsidi ini-itu, atau sekadar menjadi dana darurat untuk menyongsong badai ekonomi yang pasti terjadi di masa depan. Pendeknya, pemerintah punya duit untuk membikin rakyatnya sejahtera.

Sebaliknya, ekonomi negara yang morat-marit adalah awal petaka suatu pemerintahan. Apakah Anda masih ingat dengan Musim Semi Arab yang dimulai di Tunisia pada 2010? Badai revolusi itu menyapu negara-negara Arab bukan dipicu oleh pemerintah yang sewenang-wenang, melainkan ketidakbecusan pemerintah membikin rakyatnya sejahtera.

Tidak usah jauh-jauh, deh. Dua presiden Indonesia, salah satunya adalah mantan mertua Pak Prabowo sendiri, dilengserkan mula-mula karena krisis ekonomi. 

Tak ingin nasib buruk mantan mertuanya juga menimpa dirinya, maka sangat wajar kalau Pak Prabowo menempatkan program ini di daftar teratas. Tapi masalahnya, lagi-lagi, ada pada ketidakakuran antara visi dengan misinya. Alih-alih memberi stimulus ekonomi, Pak Prabowo justru memangkas, dengan jargon efisiensi, anggaran belanja di semua sektor pemerintahan.

Menebak jalan pikiran Pak Prabowo di sektor ekonomi

Pak Prabowo pernah berjanji untuk memberi makan gratis bagi semua anak sekolah. Dan itu adalah janji yang kini mati-matian berusaha dia tepati. 

Sebenarnya tak ada yang keliru dengan pemberian makan gratis. Namun, program ini akan menjadi masalah besar kalau anggaran yang semestinya dipakai untuk hal lain malah dialihkan ke sana semua.

Efek pemotongan anggaran pemerintahan ini nggak main-main, lho. Kesampingkan dulu tentang tenaga honorer yang terpaksa dipecat. 

Hal paling remeh seperti peniadaan kegiatan seremonial di instansi pemerintahan saja sudah pasti berdampak pada bisnis katering, event organizer, fotografi acara, dan bisnis kecil lain yang seluruhnya dilakukan oleh masyarakat.

Iklan

Jika kita menggunakan analogi rumah tangga, langkah Pak Prabowo seperti seorang suami yang kepingin meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Caranya dengan memangkas jatah belanja bulanan istrinya dan mengalihkan duitnya untuk menambah jumlah lauk di piring makan anaknya. 

Ketika sang istri mengomel dan bertanya apa alasan tindakan suaminya tersebut, dia berkata, “Sayangku, ini semua demi kemajuan ekonomi kita!”

Kontradiksi Presiden Indonesia

Agar tercipta kontradiksi ganda, Pak Prabowo membikin kabinet tergemuk dalam 50 tahun terakhir. Sampai tulisan ini rampung, tercatat ada 48 menteri dan 56 wakil menteri di dalam kabinetnya. Itu belum termasuk utusan khusus presiden, staf khusus presiden, dan staf khusus wakil presiden.

Jadi, ringkasnya, Pak Prabowo kepingin ekonomi Indonesia meroket hingga 8% per tahun dengan cara memotong anggaran belanja pemerintah. Padahal, langkah ini pasti berdampak buruk pada perekonomian nasional. 

Di sisi lain, membikin kabinet tergemuk yang pasti membutuhkan lebih banyak anggaran dibandingkan kabinet era presiden-presiden sebelumnya. Kurang membingungkan apa, coba?

Dugaan #3: Pak Prabowo cuma kepingin jadi presiden

Dalam 100 hari pertama masa kepemimpinan Pak Prabowo, telah terjadi banyak peristiwa yang mengingatkan saya pada dekade terakhir era Orde Baru.

Pak Prabowo, sama seperti Soeharto, jarang terekspos di media. Semua kebijakan presiden disampaikan dan dieksekusi langsung oleh para menterinya. Tetapi, Pak Prabowo sedikit lebih kreatif dengan memakai akun medsos Partai Gerindra sebagai pengganti Harmoko yang menjadi jubir resminya.

Dan ini yang paling mirip dengan perilaku Soeharto. Dia melibatkan tentara untuk mengurusi sipil. Ini, bagaimanapun, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak Orde Baru dijungkalkan dan Reformasi dicanangkan. 

Pelibatan tentara di ranah sipil sudah terjadi sejak dia baru saja dilantik. Mengutip kabar dari BBC Indonesia, seorang perwira menengah aktif diangkatnya sebagai sekretaris kabinet. Dan belum lama ini, seorang mayor jenderal TNI yang juga masih aktif didapuk sebagai direktur utama Bulog. 

Pada 6 Januari silam, ketika program Makan Bergizi Gratis dimulai, tentara tampak hadir di sekolah-sekola. Mereka ikut membagikan makanan kepada siswa. Nah, 5 hari kemudian, Badan Pengembangan Batam mengadakan rapat dengan Korem 033 Wira Pratama demi membahas proyek Rempang Eco City di Kepulauan Rempang.

Pada 21 Januari, Pak Prabowo menerbitkan PP Nomor 5 Tahun 2025 tentang Penertiban Kawasan Hutan. Menteri Pertahanan, bukan Menteri Kehutanan, yang ditunjuk sebagai Ketua Pengarah Satgas Penertiban Kawasan Hutan, dan Kepala Staf Umum TNI beserta Panglima TNI ditunjuk sebagai Wakil Ketua.

Kecemasan yang saya rasakan

Sudah? Oh, belum. Pada 3 Februari, dalam Rapat Pimpinan TNI Angkatan Darat, Pak Prabowo secara khusus meminta TNI agar berkontribusi aktif dalam program ketahanan pangan. Lalu, 2 hari berselang, TNI AD menambah jumlah personel di 100 Batalyon Teritorial Pembangunan demi mendukung program swasembada pangan. 

Lima hari kemudian, Panglima TNI Agus Subiyanto mengerahkan babinsa. Tujuannya untuk mengawal penjualan elpiji 3 kilo hingga ke tangan pengecer.

Sampai di sini, kecemasan merundung saya. Saya tidak ingin mengulang episode kelabu era Orde Baru, dan saya kira begitu pula dengan Anda. Namun, jika visi seseorang direpresentasikan melalui tindakan, maka tindakan paling terarah yang sudah dilakukan oleh Pak Prabowo adalah justru ingin menghidupkan kembali nuansa era pemerintahan mantan mertuanya.

Sebetulnya, Pak Prabowo itu mau ngapain?

Pembentukan kabinet gemuk adalah caranya bernegosiasi dengan kekuatan politik lain yang telah mengusungnya ke kursi kepresidenan. Sementara itu, Makan Bergizi Gratis sepertinya sekadar upaya untuk menuntaskan, setidaknya satu saja, janji politiknya di masa kampanye.

Kedua hal tersebut, saya kira, dilakukan Pak Prabowo bukan atas dasar inisiatif dan kerelaan hatinya sendiri. Ini semua karena dipaksa oleh kondisi dan tuntutan koalisi. Kita mestinya sudah tahu hal ini ketika Pak Prabowo mau-mau saja dipasangkan dengan Gibran.

Adalah pemotongan anggaran dan pelibatan kembali tentara di ranah sipil yang benar-benar muncul dari gagasannya sendiri. Dan untuk kedua hal itu, kita pantas untuk merasa cemas karena kita sungguh tidak tahu apa yang sebenarnya kepingin dilakukan Pak Prabowo selain sekadar menjadi presiden.

Penulis: Mita Idhatul Khumaidah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2025 oleh

Tags: efisiensi anggaran prabowogibrankabinet gemukmakan bergizi gratisOrde Barupemangkasan anggaranprabowoSoeharto
Mita Idhatul Khumaidah

Mita Idhatul Khumaidah

Staf pengajar dan pelapak daring paruh waktu, ibu rumah tangga penuh waktu.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Nasib buruh usai Marsinah jadi pahlawan nasional. MOJOK.CO
Ragam

Suara Hati Buruh: Semoga Gelar Pahlawan kepada Marsinah Bukan Simbol Semata, tapi Kemenangan bagi Kami agar Bebas Bersuara Tanpa Disiksa

12 November 2025
Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional MOJOK.CO
Ragam

Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional. Sejarawan: Pragmatis dan Keliru

11 November 2025
Suara Marsinah dari Dalam Kubur: 'Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku'.MOJOK.CO
Ragam

Suara Marsinah dari Dalam Kubur: ‘Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku’

10 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.