Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Menjadi Pertapa dari Geladak Bus Trans Jogja

Muhidin M. Dahlan oleh Muhidin M. Dahlan
13 November 2023
A A
Menjadi Pertapa dari Geladak Bus Trans Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi Menjadi Pertapa dari Geladak Bus Trans Jogja. (Mojok.co/Dena Isni)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pulihkan segala luka batinmu, monster dalam pikiranmu, dengan menumpangi bus Trans Jogja yang sepenuhnya disubsidi dana pajak ratusan miliar.

Bus Trans Jogja, jika mau jujur, kerap menjadi saksi bagaimana menjadi pertapa di keramaian kota yang mendaku diri hidup dari dunia pariwisata. Seperti seorang brahmana, ia lebih kerap berjalan dengan isi lengang ketimbang berisik. Kabinnya lebih berasa seperti masjid pukul 10 pagi ketimbang pasar atau terminal.

Tapi, Trans Jogja bisa sekuat itu, bisa seikhlas itu, bisa sepertapa itu menjalani kehidupan jalanan kota wisata yang macet dan membakar, bukan karena dorongan spiritualitas, melainkan karena digendong dana pajak. Jadi, mau lengang, mau ramai, ia bakal meninggalkan pool keberangkatan setiap 15 menit sekali. Mau kalian naik atau melihat saja atau nyaris baku senggol; pendeknya, mau kalian berdalih begini dan begitu, ia tetap menderum. 

Trans Jogja adalah wajah Kota Wisata Jogja

Jogja menghadirkan Trans Jogja karena dikalungi beban sebagai kota berperadaban tinggi. Salah satu buktinya mesti punya transportasi publik yang nyaman dan beradab. Tidak ada kota bervaluasi tinggi kehidupannya tanpa transportasi publik yang bermartabat. Maka, moda transportasi itu ingin memanjakan warganya dengan mengucurkan subsidi di atas Rp100 miliar.

Kalian bisa membayangkan, jika Trans Jogja sepi penumpang, subsidi dari pajak itu membiayai apa. Pendapat saya masih konsisten, kesepian itu mahal. Menjadi seorang yogi dan pertapa modern itu ongkos dan tiketnya sangat high. 

Hidup menjadi begawan yang anyep adalah kemewahan yang teramat sangat. Ia seperti rohaniawan yang disanguni oleh uang pajak masyarakat demi kota memvaluasi diri di hadapan para penilai kota yang berperadaban. Guna gak guna urusan belakangan. Masyarakat antre dan mengalami kegilaan karena tak ada tempat duduk yang kosong karena berebutan secara riang gembira masuk dalam kabin bus, kemudian semacam pemandangan fatamorgana.

Jika begini situasinya, saya harus bagaimana?

Dengan subsidi miliaran dari pajak itu, saya memilih menikmati Trans Jogja. Bergabung dalam perjalanan spiritual bersama mesin pertapa menghidu aroma sisa-sisa sebuah kota yang menjadi gelanggang mesiu revolusi Indonesia.

Oleh karena itu, saat menerima amplop uang transportasi sebesar Rp57 ribu dari sebuah acara kebudayaan bernama “FGD” yang diselenggarakan di hotel bintang empat bekas pabrik es balok yang tak jauh dari Halte Ngabean dan di ujung barat Jalan Kiai Haji Ahmad Dahlan bersama tokoh-tokoh beken yang antusias dan mencintai Jogja walau dengan jalan memaki dan terus-menerus mengutuknya, saya senangnya tak ketulungan. (Mampus kalian membaca kalimat majemuk berlantai satu ala Romo Mangun).

Bayangkan, jika dengan dana transport Rp57 ribu itu, saya top up ke dalam kartu hitam Trans Jogja yang berada di Halte Taman Pintar, saya bisa memutari Jogja 12 kali bolak-balik.

Untuk menikmati pemandangan Jogja–Bantul, yang pada masa silam ya menjadi jalur sesak sepeda, saya cukup menempel kartu hitam dan secara otomatis nilai Dana Istimewa Rp57 ribu yang diberikan pemerintah untuk digunakan sebagai transportasi, kembali ke rekening pemerintah via Trans Jogja No. 15. Jumlah yang terpotong sekali jalan Rp2.700.

Bayangkan, jalur Malioboro–Kraton–Palbapang (Bantul) cukup dengan Rp2.700 rupiah saja. Dengan Rp2.700 itu, saya melewati begitu banyak realitas sejarah fantastis. 

Dengan Rp2.700, saya teringat lagi olok-olokan sejarah untuk manusia Bantul yang separuh sisi wajah kanannya lebih hitam dan lebih legam dari wajah sisi kirinya.

Dengan Rp2.700 saya melihat Bantul lebih enjoi, gerbang kampung gerabah dengan jangkauan internasional, Kasongan, catnya belum terkelupas. 

Dengan Rp2.700, saya bisa menyaksikan patung Panglima Besar Sudirman dan Pangeran Diponegoro terlihat sangat terawat menyambut pelancong untuk ber-Welcome to Bantul City. 

Iklan

Baca halaman selanjutnya: Trans Jogja menjadi kendaraan yang tepat untuk mengantarmu menjadi pertapa.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 13 November 2023 oleh

Tags: Bantulbus trans jogjajadwal trans jogjaJogjakasonganmalioboropalbapangrute trans jogjaslemanTaman Pintar YogyakartaTrans Jogja
Muhidin M. Dahlan

Muhidin M. Dahlan

Penulis dan kerani partikelir IBOEKOE dan Radio Buku.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.