Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Korupsi di Unila: Dosa Intergenerasional Profesor Penghasil Zombie

Dunia pendidikan bukan lagi sebagai instrumen perubahan menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik, tapi justru ikut menjadi masalah yang membuat dunia menjadi tempat yang semakin "miris".

Jannus TH Siahaan oleh Jannus TH Siahaan
22 Agustus 2022
A A
Korupsi di Unila: Dosa Intergenerasional Profesor Penghasil Zombie

Ilustrasi Korupsi di Unila: Dosa Intergenerasional Profesor Penghasil Zombie (MOJOK.CO/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dosanya rektor Unila ini intergenerasional. KPK, jaksa, dan pengadilan perlu mempertimbangkan hukuman berat atas korupsi perusak generasi.

Baru-baru ini, KPK berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Rektor Universitas Lampung (Unila), Prof. Dr. Karomani. Beliau diamankan KPK bersama 7 orang lainnya yang terdiri dari Wakil Rektor 1, Dekan Fakultas Teknik (FT), dosen, dan pihak swasta.

KPK kemudian menetapkan Prof. Dr. Karomani (KRM) sebagai tersangka kasus suap proses penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri Unila. KPK menyebut, nilainya sekitar Rp5 miliar. Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan kepada media, pada 2022, sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri, Unila ikut menyelenggarakan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selain SNMPTN, Unila juga membuka jalur khusus, yaitu Seleksi Mandiri Masuk Universitas Lampung (Simanila) untuk tahun akademik 2022. Karomani yang menjabat sebagai Rektor Unila periode 2020-2024, memiliki wewenang salah satunya terkait mekanisme dilaksanakannya Simanila tersebut, yang kemudian dijadikan instrumen untuk meraup uang dari orang tua mahasiswa.

“Selama proses Simanila berjalan, KRM diduga aktif untuk terlibat langsung dalam menentukan kelulusan para peserta Simanila dengan memerintahkan HY (Heryandi) selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Budi Sutomo selaku Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat serta melibatkan MB (Muhammad Basri) selaku Ketua Senat untuk turut serta menyeleksi secara personal terkait kesanggupan orang tua mahasiswa yang apabila ingin dinyatakan lulus maka dapat dibantu dengan menyerahkan sejumlah uang selain uang resmi yang dibayarkan sesuai mekanisme yang ditentukan pihak universitas,” kata Ghufron dalam konferensi pers di kantornya, Minggu (21/8/2022).

Sungguh miris. Di tangan orang-orang seperti ini, dunia pendidikan kita semakin hancur. Orang-orang yang semestinya menjadi cahaya bagi calon-calon intelektual di masa depan, malah merasa tak berdosa melakukan komodifikasi dunia pendidikan demi setumpuk uang. Bangku kampus bukan lagi untuk anak-anak muda Indonesia yang berprestasi dan yang mampu memenuhi kualifikasi akademis, tapi menjadi atm berjalan bagi para penyandang gelar akademik kelas dewa di kampus. Duh, Unila.

Nelson Mandela pernah mengatakan, “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” Bukankah sangat indah kata-kata ini jika dihadapkan dengan idealitas dunia pendidikan? Tapi, betapa mirisnya hati kita jika ucapan Nelson Mandela tersebut disandingkan dengan fakta yang kita dapati hari ini di sini, di mana seorang rektor dari Unila tanpa malu-malu mengomodifikasi bangku kampusnya untuk setumpuk uang.  

Dunia pendidikan bukan lagi sebagai instrumen perubahan menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik, tapi justru ikut menjadi masalah yang membuat dunia menjadi tempat yang semakin “miris” untuk ditinggali. Korupsi yang dilakukan Rektor Unila adalah gambaran awal atas apa yang dihasilkan dunia pendidikan kita hari ini. 

Tak heran jika korupsi di dalam setiap proses pendidikan kita kemudian hanya menghasilkan manusia-manusia bergelar yang akhirnya dengan mental yang sama juga ikut melakukan hal yang sama di setiap jabatan yang mereka duduki, yakni korupsi. Mereka dengan sadar ikut merusak sistem ekonomi politik kita dengan menggergaji kapasitas negara ini dalam melawan kemiskinan dan keterbelakangan. 

Dan secara politik, rektor dari Unila semacam KRM dan kawan-kawannya tersebut berperan besar dalam melahirkan zombie-zombie dan buzzer yang menjual kemampuan akademiknya untuk menciptakan kerusuhan-kerusuhan di dalam ruang publik kita. Tak heran kemudian, dunia pendidikan yang mereka ciptakan telah melahirkan tokoh-tokoh bergelar mentereng yang dengan suka cita menggadaikan gelarnya untuk memperkeruh kehidupan berbangsa dan bernegara.

Meminjam istilah ekonom penerima nobel tahun 2008, Paul Krugman, dalam bukunya yang terbit 2020 lalu, Arguing with Zombie, dengan latar di atas, dunia pendidikan kita akhirnya ikut melahirkan zombie-zombie di ruang publik, yang berfikir dan berbicara di luar pakem intelektualitas. Mereka dengan sukacita menciptakan dan menyebar hoaks, membangun narasi-narasi kebencian nan provokatif, membudidayakan narasi adu domba, dan menginterpretasi data dan fakta secara picik sesuai kepentingan ekonomi politik para sponsor. 

Padahal, para intelektual selayaknya menyampaikan narasi dan interpretasi atas fakta-fakta yang ada berdasarkan keilmuannya, bukan berdasarkan kepentingan dan pesanan sponsor. Perkara nanti bertabrakan dengan narasi dan interpretasi lainya yang didasarkan atas kepentingan ekonomi politik atau atas preferensi ideologi, yang tak jarang hanya dibalut dengan angan-angan, data palsu, berita bohong atau fake news,  dan berbagai macam bentuk narasi provokatif, adalah perkara lain.

Karena itulah Krugman menganalogikan kubu semacam itu dengan “zombie,” di mana konteksnya adalah kubu konservatif di Amerika, yang dianggapnya lebih sering berargumen berdasarkan prasangka, data hoaks tak valid, dan berbagai macam mimpi ideologis lainya. Bagi seorang intelektual sejati, tentu tak ada kewajiban untuk berdebat panjang lebar dengan kubu semacam ini, kata Krugman di dalam pengantarnya.  Sebagai intelektual, cukup hadirkan saja analisis dan pandangan yang jernih dengan landasan logika yang jelas dan fakta-fakta yang nyata, itu sudah cukup. 

Dan di sinilah masalahnya hari ini. Karena peran orang seperti KRM dan kawan-kawannya dari Unila, yang saya yakin ada di hampir semua kampus Indonesia, dunia pendidikan kita kemudian lebih banyak menghasilkan zombie ketimbang intelektual. Dosa atas korupsi ini tidak sekadar pidana, tapi generasi muda yang lahir atas cara kerja para profesor penghasil zombie ini. 

Iklan

Tak diragukan lagi, dosanya sudah masuk kategori intergenerasional. Karena itu, KPK, jaksa, dan pengadilan perlu mempertimbangkan hukuman yang lebih pantas untuk profesor perusak generasi muda dan penghasil zombie semacam itu, agar menjadi shock therapy bagi pejuang-pejuang pendidikan lainya agar tidak terjebak ke dalam lembah komodifikasi pendidikan yang menghasilkan zombie-zombie perusak negeri ini. Semoga.

BACA JUGA Suap Jalur Mandiri Unila, Rektor Patok Minimal Rp100 Juta dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Penulis: Jannus TH Siahaan

Editor: Yamadipati Seno

Terakhir diperbarui pada 22 Agustus 2022 oleh

Tags: jalur mandiriLampungrektor korupsirektor unilaUnila
Jannus TH Siahaan

Jannus TH Siahaan

Doktor Sosiologi yang sudah jarang membaca buku Sosiologi.

Artikel Terkait

Mahasiswa gap year kuliah di Unila. MOJOK.CO
Kampus

Ditolak Kampus Bergengsi padahal Dulu Jadi Siswa Terpintar hingga Malu Melamar Kerja karena Ijazah SMA, Kini Pilih Kerja Sesuai Passion

11 Juni 2025
Penipuan love scam: ngaku-ngaku jadi pilot di luar negeri, berhasil pikat perempuan Lampung hingga poroti puluhan juta MOJOK.CO
Ragam

Penyesalan Perempuan Lampung, “Tergila-gila” Lelaki yang Ngaku Jadi Pilot di Luar Negeri Berujung Kehilangan Uang Puluhan Juta

7 Mei 2025
4 hal yang bisa dilakukan jika gagal UTBK-SNBT, nggak usah buru-buru jadi mahasiswa baru MOJOK.CO
Kampus

4 Pilihan jika Gagal UTBK-SNBT, Tak Perlu Buru-buru Jadi Mahasiswa Baru

25 April 2025
Gagal UTBK SNBT maksa kuliah jalur mandiri, tolak gap year demi lekas foto pakai almamater kampus tapi berujung susah cari kerja setelah lulus MOJOK.CO
Kampus

Gagal UTBK Maksa Kuliah Mahal Jalur Mandiri, Tolak Gap Year demi Cepet Pakai Jas Kampus Berujung Nyesel setelah Lulus

13 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.