Puasanya Para Pecinta Tuhan - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai Kolom

Puasanya Para Pecinta Tuhan

Fahruddin Faiz oleh Fahruddin Faiz
1 Mei 2021
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Dalam hierarki nilai, tindakan manusia (yang berhubungan dengan agama) diteorikan memiliki tiga orientasi, yaitu kewajiban, kebutuhan, dan cinta.

Orientasi kewajiban berarti menjalankan tuntunan agama sebagai pemenuhan kewajiban yang telah digariskan oleh Allah, sebagai pertanggungjawaban atas keimanan yang sudah terpatri dalam hati.

Sementara itu orientasi kebutuhan berpandangan bahwa ketika Allah menetapkan satu perintah atau larangan, di balik semua itu terkandung hikmah dan manfaat yang besar bagi manusia.

Karena Allah sendiri pada dasarnya tidak membutuhkan segala amal peribadatan manusia; manusia itu sendirilah yang sebenarnya membutuhkannya.

Adapun dalam orientasi cinta, segala amal ibadah yang dilakukan tidak lagi dipandang sebagai penuntas kewajiban atau pemenuhan kebutuhan, tetapi merupakan manifestasi dari rasa cinta kepada-Nya.

Baca Juga:

Hikmah Puasa yang Sebesar-besarnya 

Berburu Pahala di Akhir Puasa dengan Al Quran Raksasa

Para Pencari Takjil dan yang Menyebalkan dari Bukber

Semata-mata karena kebahagiaan terbesar adalah dengan selalu dekat dengan-Nya, bisa memenuhi harapan-Nya dan mengikuti keinginan-Nya.

Tentu saja menapaki level cinta adalah ideal yang diharapkan dan diimpikan setiap orang yang serius dan mendalam dalam menjalani tuntunan beragama, termasuk dalam menjalankan puasa.

Bahkan para sufi seperti Imam Ghazali menyatakan bahwa puasa di maqam cinta ini adalah khawas al-khawas, yang khusus dari yang khusus. Para pecinta inilah yang dalam salah satu Hadis Nabi disebut sebagai orang-orang yang mampu merasakan kenikmatan iman.

Bagi para pecinta-Nya, puasa hakikatnya adalah penghargaan tertinggi kepada Dia yang dicintai. Sebagaimana saat seseorang jatuh cinta, maka apapun harapan dan keinginan yang dicintai adalah perintah untuk dijalani, sepenuh hati, tanpa mengharap balasan apapun, kecuali kerelaan  yang dicintai.

Bagi para pecinta-Nya, puasa hakikatnya adalah pembuktian dalamnya cinta dalam dada. Puasa menampakkan kerelaan diri untuk berkorban demi yang dicintai, juga kepasrahan diri untuk mewujudkan apapun keinginan yang dicintai.

Puasa menampakkan dengan tegas bahwa segala sulit dan susah terasa mudah asalkan Dia yang dicintai memberikan Ridho-Nya.

Bagi para pecinta-Nya, bulan puasa hakikatnya adalah bulan pesta raya, ketika Dia membuka pintu-Nya lebar-lebar, untuk sebulan penuh bersama berdekatan. Lalu mereka melonjak gembira, karena inilah saatnya yang paling membanggakan itu, ketika kerinduan untuk selalu berdekatan dengan-Nya terlampiaskan sepenuhnya.

Bagi kita yang belum mampu menapaki maqam cinta tersebut, bukan berarti puasa kita tidak ada harganya, namun kesadaran kita untuk semakin meningkatkan kualitas ibadah semoga mampu menghadirkan hidayah dan anugerah Allah sehingga kita juga mampu merambah ranah mulia tersebut.

Ada kisah yang indah dari ranah tasawwuf, tentang naiknya level dan kualitas diri sebagai buah puasa yang berbuah anugerah cinta tertinggi dari Allah. Kisah ini tentang seorang Sufi dan penyair dari Syiraz Persia, yang dikenal dengan nama Hafiz Asy-Syirazi.

Saat Hafiz berusia 21 tahun ia bekerja sebagai pembantu di sebuah toko roti. Pada suatu hari, ia disuruh mengantar roti oleh majikannya ke sebuah rumah besar. Di sana ia melihat seorang gadis sangat cantik yang berdiri di teras rumah. Hafiz terpana dan jatuh cinta kepada gadis itu pada pandangan pertama.

Tentu saja sang gadis tidak mempedulikannya, karena ia adalah putri bangsawan kaya raya yang sangat cantik, sementara Hafiz hanya seorang pembantu yang miskin.

Namun Hafiz sangat terpesona dengan gadis tersebut hingga ia banyak menggubah puisi dan kidung-kidung cinta untuk merayakan kecantikan sang gadis pujaan. Puisi-puisi itu begitu menyentuh, sehingga membuat namanya terkenal di seantero Syiraz. Ia pun dikenal sebagai pujangga cinta.

Begitu berhasrat ia memenangkan hati sang gadis, sampai suatu ketika seseorang menyarankannya untuk berpuasa dan berkhalwat di makam seorang Waliyullah selama 40 hari 40 malam. Ia pun menuruti saran ini dan secara serius menjalaninya.

Setiap siang ia bekerja di toko roti sambil berpuasa, dan ketika malam tiba ia berkhalwat dan berzikir sepanjang malam demi memohon kepada Allah agar cintanya kepada sang gadis berbalas.

Pada fajar di hari ke-40, tiba-tiba muncullah sesosok malaikat di hadapan Hafiz. Malaikat tersebut meminta Hafiz untuk menyampaikan apa yang menjadi keinginannya. Hafiz tergetar, terpesona.  Ia belum pernah melihat sesosok wujud yang demikian indah seperti sang malaikat itu.

Dalam keterpukauannya Hafiz berfikir, “Jika utusan-Nya saja begitu indah, pastilah Allah jauh lebih indah!”

Sambil menatap cahaya malaikat yang berkilauan itu, lupalah Hafiz menyangkut segala hal tentang sang gadis, sirnalah segala keinginanya; dan dari lisannya hanya keluar satu kalimat: “Aku menginginkan Allah!”

Konon kabarnya, sang malaikat kemudian mengarahkan Hafiz kepada seorang guru ruhani yang juga hidup di Syiraz, yaitu seorang sufi bernama Muhammad Aththar.

Dari kisah Hafiz kita belajar bahwa di level apapun puasa kita, mungkin masih di level kewajiban atau sedang mandeg di level kebutuhan, namun kesungguhan upaya kita untuk menjalankannya akan dapat mengundang hidayah dan anugerah dari Allah sehingga pada akhirnya kita sampai ke maqam cinta, level ketulusan dan keikhlasan.

Segalanya, termasuk lapar dahaga, dipersembahkan hanya untuk Allah saja.


Sepanjang Ramadan, MOJOK menerbitkan KOLOM RAMADAN yang diisi bergiliran oleh Fahruddin Faiz, Muh. Zaid Su’di, dan Husein Ja’far Al-Hadar. Tayang setiap hari.

Terakhir diperbarui pada 1 Mei 2021 oleh

Tags: cintaKolom RamadanPuasasufiTasawuf Puasa
Fahruddin Faiz

Fahruddin Faiz

Pakar Filsafat Islam. Doktor di UIN Sunan Kalijaga. Pemantik di "Ngaji Filsafat" MJS.

Artikel Terkait

Mr Assaat puasa

Hikmah Puasa yang Sebesar-besarnya 

1 Mei 2022
tadarus al quran raksasa mojok.co

Berburu Pahala di Akhir Puasa dengan Al Quran Raksasa

28 April 2022
Para Pencari Takjil dan yang Menyebalkan dari Bukber

Para Pencari Takjil dan yang Menyebalkan dari Bukber

15 April 2022
Mencintai diam-diam

Menguak Alasan Mengapa Seseorang Betah Mencintai Diam-diam

18 Desember 2021
Jalan Kaliurang yang Menyimpan Air Mata Seorang Mahasiswa

Jalan Kaliurang yang Menyimpan Tawa dan Air Mata Seorang Mahasiswa

24 Oktober 2021
Cerita Pemberi Jasa Cuddle Care yang Tak Suka Sentuhan dan Pria Kesepian yang Ingin Dipeluk 

Cerita Pemberi Jasa Cuddle Care yang Tak Suka Sentuhan dan Pria Kesepian yang Ingin Dipeluk 

8 September 2021
Pos Selanjutnya
Curhatan Mantan Pacar Sumanto- Tidak Mau Jawab ‘Terserah’ Jika Ditanya Mau Makan Apa mojok x firal mojok.co

Curhatan Mantan Pacar Sumanto: Tidak Mau Jawab ‘Terserah’ jika Ditanya Mau Makan Apa

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Puasanya Para Pecinta Tuhan

1 Mei 2021
Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan MOJOK.CO

Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan

26 Mei 2022
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
makam giriloyo mojok.co

Makam Giriloyo, Rumah Peristirahatan Terakhir Sultan Agung yang Dibatalkan

26 Mei 2022
Rumah milik Mbah Ngadiyo yang jadi tempat syuting KKN di Desa Penari

Cerita Sebenarnya di Rumah Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari

25 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
gelanggang mahasiswa ugm mojok.co

UGM akan Bangun GIK, Pengganti Gelanggang Mahasiswa

24 Mei 2022

Terbaru

Sungai Aare, Swiss untuk berenang

Orang Swiss Suka Hanyutkan Diri di Sungai pada Musim Panas

29 Mei 2022
buya syafii maarif mojok.co

Melepas Kepergian Buya

28 Mei 2022

Jokowi: Buya Syafii Maarif Sosok yang Menyuarakan Toleransi 

27 Mei 2022
Buya Syafii Maarif

Haedar Nashir Sempat Menemui, Buya Syafii Maarif Ditangani Tim Dokter Kepresidenan

27 Mei 2022
Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

27 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In