Klaim Berguru ke Nabi Muhammad itu Berat, Biarkan Ustaz Evie Effendi Aja yang Kuat - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Klaim Berguru ke Nabi Muhammad itu Berat, Biarkan Ustaz Evie Effendi Aja yang Kuat

Muhammad Zaid Sudi oleh Muhammad Zaid Sudi
9 Juli 2020
0
A A
Klaim Berguru ke Nabi Muhammad itu Berat, Biarkan Ustaz Evie Effendi Aja yang Kuat

Klaim Berguru ke Nabi Muhammad itu Berat, Biarkan Ustaz Evie Effendi Aja yang Kuat

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Klaim berguru kepada Nabi Muhammad kayak Ustaz Evie Effendi itu sah-sah saja. Baru jadi masalah kalau klaim itu digunakan untuk mengolok-olok kelompok lain.

Gara-gara pernyataannya yang sering warbiasa berani, Ustaz Evie Effendi belakangan ini panen cemooh. Padahal blio pernah mengaku secara terbuka berguru kepada Nabi Muhammad dan para sahabat.

Oke, sebenarnya klaim berguru ke Nabi seperti itu sah-sah aja. Sebagai seorang pendakwah, pengakuan itu bisa memberi legitimasi—yang mungkin sangat blio butuhkan. Namun menjadi masalah ketika legitimasi itu dijadikan dalih untuk menjelek-jelekkan kelompok lain.

Menganggap kelompok lain sebagai ahli bid’ah lah, menyalahi ajaran Nabi atau anu lah. Seolah kelompok lain yang dijelek-jelekkan itu tidak berguru juga kepada Nabi dan para sahabat melalui para ulama.

Dalam salah satu videonya, Ustaz Evie Effendi merekomendasikan para jamaah agar membaca buku hadis karya Syekh Albani, seperti Silsilah Hadis ad-Dhaifah. Dengan kitab itu, menurutnya, kita tahu mana hadis-hadis yang masuk kategori daif (lemah). Keislaman kita pun tidak akan lagi tercemar dengan sesuatu yang bukan berasal dari ajaran Nabi.

Asumi tentang kemurnian ajaran itulah yang agaknya kemudian memunculkan klaim bahwa Ustaz Evie Effendi berguru kepada Rasulullah dan para sahabat, sedangkan yang tidak sepemikiran dengan Ustaz Evie Effendi dianggap tidak. Hm, oke. Boleh lah.

Baca Juga:

Dalil Dipakai untuk Mengatasi Masalah, Bukan Malah Sebaliknya

Dalil Dipakai untuk Mengatasi Masalah, Bukan Malah Sebaliknya

29 Oktober 2021
Maulid Nabi Muhammad: Meneladani Nabi yang Nggak Hobi Menyalahkan dan Menghargai Perbedaan MOJOK.CO

Maulid Nabi Muhammad: Meneladani Nabi yang Nggak Hobi Menyalahkan

14 Oktober 2021

Gara-gara Ustaz Evie Effendi pula, saya jadi ingat sama dosen hadis saya yang lumayan galak. Saya ingat, dosen saya ini sering menghardik mahasiswa (juga kepada jamaah pengajian yang diisinya) yang dengan gampang mengatakan bahwa hadis ini daif. Dosen saya ini biasanya akan mengajukan pertanyaan sederhana, “Di mana letak daifnya?”

Sering kali pertanyaan sederhana itu membuat pendebatnya kelabakan. Yang ditanya tidak bisa menunjukkan letak kedaifan yang dimaksud atau lemah dalam memberikan argumentasi. Jawaban standar yang muncul biasanya, “Menurut Ustaz Anu begitu.”

Nah, di sinilah masalahnya.

Maav, sekadar mengingatkan, hadis itu kan memiliki dua unsur, matan dan sanad. Matan adalah materi pesan yang disampaikan dalam sebuah hadis. Sedangkan sanad adalah mata rantai yang menghubungkan satu rawi dengan rawi lainnya, mulai rawi terakhir hingga kepada Nabi Muhammad sebagai pemberi pesan.

Nah, karena terdiri atas dua unsur, maka untuk menentukan kesahihan atau kedaifan sebuah hadis, kita perlu meninjau kedua unsur tersebut.

Dari sisi matan, ada istilah kritik matan. Pada zaman Nabi, para sahabat biasa melakukannya dengan mengonfirmasi langsung kepada Nabi. Sedangkan kita atau Ustaz Evie Effendi jelas tidak bisa melakukannya karena sudah beda zaman.

Pada masa-masa berikutnya, para ulama mengembangkan metode-metode kritik matan. Misalnya nih, harus membandingkannya dengan Al-Quran atau dengan hadis lain yang dinilai lebih sahih.

Metode ini tentu saja sulit dilakukan oleh orang yang baru memahami satu dua atau tiga ayat dan hadis. Apalagi yang kelas belajar Al-Quran atau hadisnya baru lewat terjemahan.

Nah, pengujian terhadap sanad lebih rumit lagi. Karena proses periwayatan hadis itu melibatkan banyak orang maka kita juga harus meneliti setiap orang yang terlibat tersebut. Dalam pelajaran di kampus saya dulu, materi ini disebut ilmu rijalul hadist yang harus dipelajari paling tidak satu semester kalau tidak ngulang.

Dari sana, setiap rawi harus diselidiki identitasnya: kapan ia lahir dan di mana, kapan ia meninggal dan di mana, ke mana saja ia belajar dan kepada siapa.

Informasi-informasi ini diperlukan untuk memastikan apakah ia benar-benar pernah bertemu secara langsung orang yang ada dalam rangkaian sanad tersebut. Ribet ya? Ya emang, makanya setiap mahasiswa tafsir hadis butuh minimal satu semester kalau tidak ngulang dalam mempelajari ilmu ini.

Selain itu penting juga diketahui bagaimana komentar ulama yang sezaman dengan ia terkait perilaku dan tabiatnya. Apakah ia termasuk orang yang dapat dipercaya? Suka berbohong atau tidak? Bagaimana interaksinya di masyarakat? Apakah ia memiliki ingatan yang baik atau tidak? Dan sebagainya.

Data-data ini akan menjadi komponen untuk menentukan sejauh mana akurasi informasi yang disampaikan.

Ada juga yang menambahkan bahwa tinjauan historis atas seorang rawi itu perlu mengungkap kecenderungan mazhab dan politiknya.

Ya wajar dong, seorang rawi kan juga manusia biasa yang bisa aja memiliki bias. Entah bias politik, bias ekonomi, bias kelas sosial, bahkan bias gender. Penelusuran tentang aspek ini diharapkan dapat menyaring bias-bias itu agar lebih diperoleh penilaian yang “relatif” objektif.

Karena itu, penilaian atas seorang rawi akan berbeda-beda. Satu ulama kadang memiliki standar yang berbeda dengan ulama lainnya. Ukuran yang dipakai Imam Bukhari, misalnya, berbeda dengan yang digunakan oleh Imam Muslim, Nasa’i, Turmudzi, Abu Daud, Ibnu Majah dan pakar hadis lainnya. Perbedaan tersebut pada gilirannya berakibat pada perbedaan kesimpulan tentang kualitas rawi dan sanad.

Itu pun baru penilaian terhadap satu jalur hadis. Padahal biasanya, satu hadis memiliki beberapa jalur, dan itu harus ditelusuri semuanya.

Memang kesannya jadi kayak memperumit masalah, tapi ya mau gimana lagi, emang begitulah prosedur penelitian terhadap seorang perawi hadis. Wajar saja ada perbedaan penilaian antara satu ulama dengan ulama lain tentang kualitas sebuah hadis. Ada yang menyebut satu hadis sahih sementara yang lain mengatakan daif.

Dengan begitu, Ustaz Evie Effendi, menurut saya kita tidak bisa mengunggulkan satu penilaian dengan menafikan penilaian yang lain. Lagipula jumlah hadis itu ratusan ribu. Diskusi tentangnya begitu luas spektrumnya. Oleh karena itu, tak elok rasanya mengatakan orang lain tidak mengikuti ajaran Nabi hanya karena mereka tidak sama preferensinya.

Begitu juga tidak elok kalau ustaz mengatakan berguru kepada Rasulullah padahal yang dibaca cuma kitab Al-Albani. Etapi nggak apa-apa juga ding. Kegenitan seperti itu toh mungkin juga sering dilakukan banyak orang.

Seperti zaman kuliah dulu, agar dikira keren dan intelektuil, banyak mahasiswa tafsir hadis yang menulis kutipan pernyataan dari Muhammad Abduh (ulama Mesir) di catatan kaki. Padahal yang dibaca sebenarnya bukunya Pak Quraish Shihab yang ngutip Muhammad Abduh. Ya biar dikira sudah pernah berguru ke Muhammad Abduh, atau minimal pernah baca kitab-kitabnya.

Meski kalau Ustaz Evie Effendi sih saya yakin nggak begitu. Lah iya dong, udah berguru sama Nabi dan para sahabat kok, ngapain baca kitabnya Muhammad Abduh segala ya kan?

Karena klaim berguru ke Nabi Muhammad itu berat, jadi biarkan Ustaz Evie Effendi aja yang kuat

BACA JUGA Dalil pun Ada Jenis Kelaminnya, Lho! atau tulisan Muhammad Zaid Sudi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2020 oleh

Tags: dalilhadisQuraish Shihabtafsir hadisustaz evie effendi
Muhammad Zaid Sudi

Muhammad Zaid Sudi

Kadang penulis, kadang penerjemah, kadang guru ngaji. Tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Dalil Dipakai untuk Mengatasi Masalah, Bukan Malah Sebaliknya
Khotbah

Dalil Dipakai untuk Mengatasi Masalah, Bukan Malah Sebaliknya

29 Oktober 2021
Maulid Nabi Muhammad: Meneladani Nabi yang Nggak Hobi Menyalahkan dan Menghargai Perbedaan MOJOK.CO
Esai

Maulid Nabi Muhammad: Meneladani Nabi yang Nggak Hobi Menyalahkan

14 Oktober 2021
Gibran Maju Cawalkot Solo Itu Tak Mengapa, Tapi Caranya Nggak Gitu Juga
Kilas

Gibran Didorong buat Maju Pilgub DKI 2024 dan sampai Disebut Gus Gibran

13 September 2021
Ganti Istilah Koruptor dengan Penyintas Korupsi atau Garong Duit Rakyat Nih yang Bener? Calon Penghuni Neraka: PNS Cimahi Korupsi Dana Pemakaman Korban Covid-19 mojok.co
Pojokan

Kenapa KPK Pakai Istilah Penyintas Korupsi untuk Para Koruptor?

30 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
susi pudjiastuti

Susi Pudjiastuti Kritik Kebijakan Ekspor Bibit Lobster Edhy Prabowo, Beberapa Politisi Terang-Terangan Membela Edhy

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

po bus mojok.co

5 PO Bus AKAP Terbaik Versi Kementerian Perhubungan 

6 Februari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Klaim Berguru ke Nabi Muhammad itu Berat, Biarkan Ustaz Evie Effendi Aja yang Kuat

Klaim Berguru ke Nabi Muhammad itu Berat, Biarkan Ustaz Evie Effendi Aja yang Kuat

9 Juli 2020
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
Malang Kucecwara Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna MOJOK.CO

Malang Kucecwara: Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna

8 Februari 2023
Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS MOJOK.CO

Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS

6 Februari 2023
Erick Thohir Diasuh Glory Hunter Pange dan Tsamara Amany MOJOK.CO

Mempertanyakan Mesin B.E.D.A Erick Thohir Asuhan Pange dan Tsamara Amany yang Nggak Ada Bedanya

3 Februari 2023

Terbaru

Aksi klitih terjadi di titik nol kilometer. MOJOK.CO

Aksi Klitih Kembali Terjadi di Jogja, Pelaku Nekat Bacok Korban di Titik Nol Km

8 Februari 2023
khofifah cawapres

Mendulang Suara Lewat Khofifah

8 Februari 2023
pedagang di harlah 1 abad nu mojok.co

Para Pedagang yang Berburu ‘Berkah’ di Resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU

8 Februari 2023
Penemuan kerangka manusia, Rabu (8:2:2023) yang diidentifikasi sebagai Kasijo dievakulasi oleh tim forensik kepolisian. MOJOK.CO

Penemuan Kerangka Manusia di Godean, Berawal dari Mimpi Sarjiman

8 Februari 2023
tim sukses kampanye pemilu

Orang-orang Ini Nggak Boleh Ikut Kampanye Pemilu, Kalau Ngeyel Bisa Kena Sanksi

8 Februari 2023
Spiderman dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU MOJOK.CO

Spider-Man yang Jalan Kaki 50 Km dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Satu Abad NU 

8 Februari 2023
partai hijau indonesia

Mengenal Partai Hijau Indonesia: Suarakan Isu Lingkungan, Anti Mengultuskan Pemimpin

8 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In