Peci Putih yang Haram Dipakai Sowan Kiai - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai Khotbah

Peci Putih yang Haram Dipakai Sowan Kiai

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
7 Juni 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Tiba-tiba Gus Mut minta peci putih yang dikenakan Fanshuri diganti. Padahal Fanshuri emang mau sowan ke kiai. Apanya yang salah? Kan ini setelan santri?

Fanshuri berjalan menuju kediaman Gus Mut yang cuma sejauh lemparan kancut anak Madrasah Ibtidaiyah.

Hari ini, masih dalam masa-masa lebaran, Gus Mut menawari Fanshuri untuk ikut sowan ke Rembang. Ke salah satu ulama sepuh paling mentereng di Nusantara. Tentu saja Fanshuri senang bukan kepalang. Kapan lagi bisa sowan ke sesepuh paling dihormati seantero negeri?

Karena rencana sowan tidak sampai menginap, jadi Fanshuri tidak membawa baju ganti. Hanya pakaian yang dia pakai saja. Sarung biasa, baju koko warna putih, lalu peci dengan warna senada.

Begitu sampai teras rumah Gus Mut, Fanshuri leyeh-leyeh sebentar. Sembari menyulut rokok. Menunggu Gus Mut yang masih siap-siap di dalam rumah.

“Jadi berangkat kan, Gus?” kata Fanshuri melengok sebentar ke pintu rumah Gus Mut.

Baca Juga:

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
biaya haji naik mojok.co

Biaya Haji Naik Tahun Ini, Apa Penyebabnya? 

22 Januari 2023

“Oh, Fanshuri. Iya, jadi, bentar,” kata Gus Mut masih bersiap-siap.

“Kunci mobilnya mana, Gus? Sini biar saya panasin dulu mobilnya,” kata Fanshuri.

“Oh, iya, benar,” kata Gus Mut sembari mengambil kunci mobil di dalam lemari lalu menyerahkannya ke Fanshuri.

Menyadari ada yang agak kurang cocok dengan dandanan Fanshuri, Gus Mut menghampiri.

“Fan, bisa nggak nanti setelanmu itu ganti yang lain?” tanya Gus Mut.

Fanshuri lumayan terkejut. Apa yang salah dengan pakaiannya? Bukannya kalau mau sowan ke kiai, apalagi kiai sepuh, seseorang harus berpakaian sesopan mungkin? Lagipula setelan yang dipakai Fanshuri sangat “santri sekali”: baju kok putih, sarung, peci putih.

“Emang apa yang salah, Gus?” tanya Fanshuri.

“Udah lah, ganti aja dulu, nanti aku jelaskan saat di mobil sambil jalan. Keburu siang nih,” kata Gus Mut.

Meski penasaran setengah mampus, Fanshuri manut saja dengan intruksi Gus Mut. Fanshuri balik lagi ke rumahnya, memakai baju batik biasa, lalu peci hitam resmi. Tentu dengan berbagai pertanyaan di kepalanya yang berjejal.

Sampai kemudian Fanshuri dan Gus Mut berangkat.

Perjalanan cukup macet, maklum, ini masih dalam masa-masa libur Lebaran. Sampai dalam pikiran Fanshuri, sepertinya semua orang hari itu sedang mau ke Rembang semua.

“Gus,” kata Fanshuri tiba-tiba ketika keadaan mobil terjebak macet.

“Iya, iya, aku tahu kamu penasaran soal kata-kataku tadi kan,” kata Gus Mut.

“Hehe, sebenarnya sih saya mau bilang kita mau ngisi bensin di mana, tapi kalau Gus Mut mau jelasin soal yang itu sih ya nggak apa-apa,” kata Fanshuri sambil terkekeh.

“Oh, bensinnya udah mau habis?” tanya Gus Mut.

“Nggak sih, Gus, lumayan. Tapi kalau mau sampai Rembang kan kita kudu ngisi nih,” kata Fanshuri.

“Ya udah, seketemunya POM bensin di depan aja,” kata Gus Mut.

Keduanya lalu terdiam.

“Yang tadi nggak jadi dijelasin, Gus?” tanya Fanshuri.

“Yang mana?” kata Gus Mut pura-pura bodoh.

“Lha yang tadi, yang waktu saya disuruh ganti baju dan lain-lain tadi itu lho. Wah, Gus Mut itu gimana sih?” kata Fanshuri.

“Oh, aku kira kamu nggak butuh dijelasin,” kata Gus Mut usil.

“Yee, gimana sih? Ditungguin ini juga,” kata Fanshuri.

Gus Mut lalu membenarkan posisi duduknya.

“Gini, Fan. Tadi itu aku minta kamu ganti itu sebenarnya biar menyesuaikan sama kultur di daerah tempat Pak Kiai Sepuh yang akan kita sowani ini,” kata Gus Mut.

“Lah emang kenapa Gus? Kan pakaian saya baik-baik saja tadi? Bagus malah, kelihatan santri banget. Yang ini malah menurut saya agak terlalu mewah. Pakai batik, peci hitam resmi, pakai sarung. Udah kayak kiai mau kondangan aja,” kata Fanshuri.

“Nah, itu masalahnya,” kata Gus Mut.

Fanshuri masih tidak mengerti. “Maksudnya, Gus?”

“Ya kamu memakai standar pakaian bagus di daerahmu sendiri,” kata Gus Mut.

“Memangnya pakai baju koko putih dan peci putih itu nggak bagus apa, Gus, buat dipakai sowan ke Pak Kiai?” tanya Fanshuri.

“Bagus,” kata Gus Mut.

“Lha kan? Terus kenapa saya disuruh ganti?” tanya Fanshuri lagi.

“Masalahnya pilihan pakaianmu itu terlalu bagus. Jauh lebih bagus dari setelan yang kamu pakai sekarang. Bukan bagus secara harga tentu saja, tapi dari nilai kultur masyarakatnya,” kata Gus Mut.

Fanshuri semakin bingung.

“Pakaian putih dan peci putih itu standar busana yang mewah di sana, Fan. Nggak semua orang bisa sembarangan pakai peci putih di daerah itu. Karena hanya mereka yang pernah berangkat haji saja yang bisa mengenakannya,” kata Gus Mut.

Fanshuri terdiam sejenak.

“Padahal kalau Gus Mut tahu harga pakaian saya yang ini, jelas jauh lebih mahal daripada setelan saya yang tadi. Batik ini aja ratusan ribu, pecinya aja hampir seratus ribu. Sedangkan tadi, peci putih saya aja harganya nggak nyampe 10 ribu,” kata Fanshuri.

“Lho, jangan salah. Kalau mau dinominalkan pakai duit, peci putih yang dipakai orang asli sana itu harganya bisa sampai 30-40 jutaan lho, Fan. Padahal bentuknya sama persis dengan peci putihmu yang harga 10 ribu itu,” kata Gus Mut.

“Buset, peci putih apaan itu bisa mahal banget? Ada teknologinya Tony Stark apa gimana, Gus?” tanya Fanshuri.

Gus Mut terkekeh.

“Bukan, bukan, orang di sana itu kan dasarnya bukan orang-orang yang kaya-kaya banget, Fan. Petani-petani gitu. Tapi takzim dan salehnya bukan main. Sudah jadi hal biasa kalau ada orang rela jual sawahnya, sapinya, rumahnya, demi bisa berangkat haji. Oleh karena itulah peci putih mereka sangat dihargai dan dimuliakan oleh Pak Kiai Sepuh karena itu tanda seseorang sudah pernah naik haji.”

“Ya jelas, mereka ini layak dimuliakan. Soalnya, di saat kita menimbun harta banyak-banyak tapi nggak berangkat-berangkat haji, mereka rela kehilangan apapun agar bisa berangkat ke Masjidil Haram,” kata Gus Mut.

Fanshuri manggut-manggut.

“Wah, saya bisa dikeplaki ya, Gus, kalau datang ke Pak Kiai Sepuh lalu pakai peci putih dan belum haji. Benar-benar nggak peka sama budaya setempat, hehe,” kata Fanshuri.

“Lha iya, makanya itu. Masa kamu dengan entengnya pakai peci putih harga 10 ribu yang dibeli dari pasar lalu menyamakan diri seolah-olah udah jual segala macam untuk bisa berangkat haji. Ya sebelum sampai sana, kamu sudah aku keplaki sendiri,” kata Gus Mut yang disambut tawa Fanshuri.


*) Diolah dari pengajian Gus Baha’.

Terakhir diperbarui pada 26 Februari 2020 oleh

Tags: Hajikiaipeci putihrembang
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO
Malam Jumat

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
biaya haji naik mojok.co
Kilas

Biaya Haji Naik Tahun Ini, Apa Penyebabnya? 

22 Januari 2023
biaya haji 2023 mojok.co
Kilas

Biaya Haji 2023 Naik, Jamaah Diminta Tak Kaget

9 Desember 2022
umrah karyawan waroeng steak mojok.co
Kilas

Sempat Terhenti karena Pandemi, Waroeng Steak Kembali Umrahkan Karyawan

25 November 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Balada Mengandalkan Isuzu Panther buat Rombongan Silaturahmi Lebaran - Mojok.co

Balada Mengandalkan Isuzu Panther buat Rombongan Silaturahmi Lebaran

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023

Peci Putih yang Haram Dipakai Sowan Kiai

7 Juni 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

partai prima

Menangkan Aduan Partai Prima, Bawaslu Tekankan 5 Poin Ini

21 Maret 2023
Jenazah AI, korban mutilasi dibawa ke rumah setelah diautopsi, Senin (20/03/2023). Polisi akhirnya menangkap pelaku mutilasi sehari setelah korban ditemukan. MOJOK.CO

Sempat Bersembunyi di Temanggung, Polisi Tangkap Pelaku Mutilasi

21 Maret 2023
Angklung tidak boleh tampil karena Pemda DIY tengah mengajukan kawasan sumbu filosofi sebagai Warisan Tak Benda ke UNESCO. MOJOK.CO

Pemkot Larang Angklung di Malioboro, Alasannya Bukan Alat Musik Asli Jogja

21 Maret 2023
dkv mojok.co

7 PTN yang Punya Jurusan DKV Paling Diminati

21 Maret 2023
perlawanan tirto adhi soerjo mojok.co

4 Jalan Perlawanan Tirto Adhi Soerjo, Termasuk Melalui Start Up Pribumi Pertama yang Dia Rintis

21 Maret 2023
Keluh Korban Jalan Rusak di Jalur Neraka Yogyakarta: Ibu Saya Harus Opname 3 Hari. MOJOK.CO

Keluh Korban Jalan Rusak di Jalur Neraka Yogyakarta: Ibu Saya Harus Opname 3 Hari

21 Maret 2023
syarat nyaleg lampirkan cv dan esai motivasi

Seperti Daftar Beasiswa, Bacaleg Diminta Lampirkan CV dan Esai Motivasi

21 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In