ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Ketika Antirokok Mengenang Jasa Rokok dan Perokok, Sampai Kuliah di Amerika

Arief Balla oleh Arief Balla
16 Desember 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Meski bukan perokok dan malah cenderung anti-rokok, namun saya mencintai banyak perokok. Sebab tanpa mereka, kuliah saya di Amerika tidak akan pernah ada.

Tak sulit menemukan meme di internet bahwa pria yang tidak merokok adalah pasangan idaman. Jika begitu, maka bolehlah saya mengusulkan diri sebagai satu di antaranya.

Saya pernah berpacaran dua kali dan saya curiga mereka menerima saya karena saya bukan perokok. Walau nyatanya “keistimewaan” ini gagal menyelamatkan saya dari patah hati. Yang pertama kemudian berpacaran seorang yang ternyata perokok, sedang yang satunya lagi yah berpacaran juga dengan perokok. Nyatalah, tidak merokok bukan keistimewaan yang perlu dibanggakan. Setidaknya menurut saya.

Oleh sebab itu, wajar jika kemudian saya sempat dua kali saya menulis tentang antirokok di media lokal Makassar dan membuat saya berdebat panjang dengan seorang penulis yang kebetulan juga perokok.

Meski begitu, dukungan saya untuk no-smoking sebenarnya tidak 100% sebagaimana iklan susu murni 100% itu tidak pernah benar-benar murni. Jauh sebelum kuliah sejauh ini, perokok dan rokok telah turut andil berkontribusi dalam perjalanan pendidikan saya.

Saya merantau dan menumpang di rumah orang ketika kelas 4 SD. Saya tidak pernah meminta kiriman dari bapak saya yang perokok, sebab sejak meninggalkan kaki dari rumah saya memang bertekad mandiri. Tetapi Tuhan memang Maha Baik, dikirimkannya seorang perokok yang turut membantu biaya sekolah saya.

Baca Juga:

KNPK Tolak RPP UU Kesehatan - foto Eko susanto:Rokok Indonesia

KNPK: RPP UU Kesehatan Pembunuh Industri Hasil Tembakau

25 September 2023
5 Vape Termahal di Dunia, Ada yang Seharga 12 Unit Alphard

5 Vape Termahal di Dunia, Ada yang Seharga 12 Unit Alphard

18 September 2023

Setahun setelah saya tinggal di rumah tersebut, datanglah seorang kepala dinas sebuah instansi pemerintah dan tinggal bersama kami. Rupanya beliau seorang perokok berat.

Jika rokoknya habis atau akan habis, blio akan menyuruh saya membelikan rokok. Blio tidak akan tahan jika tidak memiliki persediaan rokok. Saya tentu saja menuruti dengan riang gembira. Sebab selain sebagai doyan merokok, ia  juga dermawan.

Setiap kali membelikan rokok, haqqul yaqin saya akan selalu dapat uang kembalian. Setidaknya Rp2.000 bisa saya dapat sekali transaksi. Jumlah ini bisa berlipat jika saya diminta beli dua atau tiga bungkus rokok, rokok merek Surya tepatnya. Dan setiap kali itu, beliau akan menyodorkan pecahan Rp20.000 atau Rp50.000 dan selebihnya akan menjadi milik saya.

Dan bukan hanya beliau. Sering kali jika ada keluarganya berkunjung dan kebetulan perokok, sayalah yang akan sering disuruh membeli rokok. Kembaliannya adalah kompensasi buat saya.

Dari pengalaman inilah saya tidak hanya kenal harga tiap merek tetapi juga jenis-jenisnya: dari Surya, Class Mild, Dji Sam Soe dan Prinsip. Eh, dua jenis terakhir itu masih ada ndak sih? Sebagai lelaki Bugis perantau, rokok merek Prinsip inilah yang jargon iklannya selalu saya ingat: Lelaki harus punya PRINSIP. Gitu.

Nah, uang kembalian rokok itu yang sering menyelamatkan saya dari tagihan iuran dan uang SPP. Salah satu iuran yang sering saya bayar dengan uang itu adalah iuran les Bahasa Inggris sebesar Rp2.500. Nggak besar mungkin buat kamu, tapi itu jumlah yang besar bagi saya saat itu.

Enam tahun berlalu lalu saya memilih masuk jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Tujuh tahun kemudian saya melanjutkan pendidikan jurusan TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages). Satu jurusan lain selain Linguistics yang sedang saya tempuh di negeri Om Donald Trump ini.

Memang bukan karena uang rokok semata itu, tetapi jelas “uang kembali rokok” itu  menyelamatkan saya agar tidak berhenti les Bahasa Inggris saat itu. Hal yang mengantarkan saya sampai ke pendidikan seperti sekarang.

Pun jika diminta menyebut satu satu dosen yang paling berjasa membantu meraih beasiswa Fulbright, saya tidak akan ragu menyebut salah satu dosen saya. Seorang perempuan, peminum kopi, dan perokok. Jasanya pada saya tak terkira.

Saya sendiri selalu menganggapnya seperti ibu sendiri. Bersama dengan teman-teman yang lain saya bisa sampai larut malam bahkan menginap di rumahnya. Dinding ruang tamu dan keluarganya penuh buku.

Ia—yang juga seorang pengawas dinas pendidikan—bersedia menemani curhatan kami tentang apa saja bahkan sampai subuh sembari menengguk kopi dan menghisap rokok. (Maksudnya menengguk kopi terus hisap rokok atau sebaliknya, tidak mungkin kan melakukan keduanya bersamaan?)

Tapi dengan cara itulah, banyak dari kami masa depannya “terselamatkan”. Yang skripsinya tak selesai, ia akan membimbing. Kemampuan ini wajar, soalnya ia memang alumni salah satu universitas keren di Australia. Selain itu ia juga mantan salah satu bendahara organisasi kemahasiswaan. Jadi interaksi dengannya selalu cair dan nyaman.

Maka ketika ada yang bermasalah dengan mata kuliah seperti Semantics, cukup duduk di depannya dan membiarkannya sesekali menghirup rokoknya dan mendengarkan, maka akan keluar penjelasan-penjelasan yang mudah dicerna.

Bahkan saya berani bertaruh, setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliahnya—apapun yang diajarkannya—akan mengenang sebagai salah satu kelas terbaik yang diambil.

Meski saya bukan perokok, tapi saya sering risih ketika mendengar ejekan dari satu dua orang yang tak mengenalnya, lalu mengolok-olok hanya karena rokoknya. Mereka tak tahu jika dengan ditemani rokok itulah banyak orang yang terbantu.

Dari sekedar cerita, membimbing disertasi mahasiswa doktor, hingga membimbing mengisi aplikasi program ke luar negeri—salah satunya adalah saya ketika mendaftar beasiswa. Ah, memang orang-orang sering kali lebih senang mempermasalahkan rokoknya ketimbang kemampuannya. Seperti orang-orang mempermasalahkan rokok Bu Susi Pudjiastuti ketimbang prestasinya.

Selain itu, keluarga saya (dan orang-orang di kampung saya) sebenarnya turut menyokong industri rokok nasional. Lha iya karena keluarga saya kebetulan petani cengkeh. Salah satu tumpuan keuangan kami pada masa itu ya dari panen cengkeh. Wajar saja, karena sejak dulu kampung saya merupakan salah satu penghasil cengkeh terbaik.

Ketika libur, biasanya menjelang pertengahan tahun, cengkeh dipetik. Dari hasil panen itulah sebagian besar di kampung saya melanjutkan pendidikan sampai sarjana. Saya termasuk sering memetik sendiri. Saya memanjat belasan meter memetik cengkeh dan menikmati aromanya.

Dahulu bapak saya juga perokok berat, Pencil Mas mereknya, bungkusnya merah. Dengan rokok itulah Bapak bisa bertahan di kebun. Dari subuh sampai magrib, sambil mengiringi saya untuk bisa terus mendapat kehidupan yang layak di masa depan.

Maka, meski saya sendiri bukan perokok dan—jujur—anti-rokok, di satu sisi yang lain hati saya berterima kasih juga pada para perokok di kehidupan saya. Sebab, sedikit banyak rokok (lebih tepatnya perokok) telah membantu sampai akhirnya saya yang dari keluarga biasa-biasa bisa menikmati kuliah di Amrik seperti sekarang.

Terakhir diperbarui pada 16 Desember 2018 oleh

Tags: amerikaAntirokokbeasiswacengkehPerokokpetani cengkehRokok
Arief Balla

Arief Balla

Sedang Studi Master di Southern Illinois University Carbondale, Amerika Serikat.

Artikel Terkait

KNPK Tolak RPP UU Kesehatan - foto Eko susanto:Rokok Indonesia
Hukum

KNPK: RPP UU Kesehatan Pembunuh Industri Hasil Tembakau

25 September 2023
5 Vape Termahal di Dunia, Ada yang Seharga 12 Unit Alphard
Hiburan

5 Vape Termahal di Dunia, Ada yang Seharga 12 Unit Alphard

18 September 2023
Perjalanan Gudang Garam, Berawal dari Usaha Rumahan hingga Punya Bandara. MOJOK.CO
Ekonomi

Perjalanan Gudang Garam, Berawal dari Usaha Rumahan hingga Punya Bandara

22 Juli 2023
Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam MOJOK.CO
Esai

Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam dan Mengutuk Keras Pembakaran Al-Qur.’an

19 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ZenFone Max Pro M2: Harga dan Spesifikasi Bersahabat tanpa Embel-Embel Ponsel Gaib

ZenFone Max Pro M2: Harga dan Spesifikasi Bersahabat tanpa Embel-Embel Ponsel Gaib

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Derita Pedagang Pasar Beringharjo, Omzet Anjlok Gara-gara Tiktok Shop MOJOK.CO

Derita Pedagang Pasar Beringharjo, Omzet Anjlok Gara-gara TikTok Shop

26 September 2023
Menelusuri Universitas Padjadjaran Cabang Pangandaran MOJOK.CO

Tidak Perlu ke Bandung untuk Kuliah di Universitas Padjadjaran, Di Pangandaran juga Ada

28 September 2023
Aku Anak Bungsu yang Masih Saja di Rumah dengan Gelar Sarjana, Padahal Ingin Merantau MOJOK.CO

Aku Anak Bungsu yang Masih Saja di Rumah dengan Gelar Sarjana, Padahal Ingin Merantau

26 September 2023
Logo Universitas Sangga Buana Bandung MOJOK.CO

Universitas Sangga Buana, Tempat Kuliah di Bandung dengan Biaya Terjangkau

30 September 2023
Safari Dharma Raya, Bus "Gajah" dari Temanggung yang Melegenda Sejak 1951 MOJOK.CO

Safari Dharma Raya, Bus “Gajah” Kebanggaan Warga Temanggung yang Melegenda Sejak 1951

25 September 2023
Sumbu Filosofi Jogja MOJOK

Mempelajari Hidup dari Nama-nama Jalan Sepanjang Sumbu Filosofi Jogja

25 September 2023
KNPK Tolak RPP UU Kesehatan - foto Eko susanto:Rokok Indonesia

KNPK: RPP UU Kesehatan Pembunuh Industri Hasil Tembakau

25 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In