Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Juliari Batubara dan Tahanan Korupsi Lainnya Pantas Divaksin Covid-19 Duluan, Kita Mah Nggak Apa-apa Belakangan

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
26 Februari 2021
A A
Juliari Batubara dan Tahanan Korupsi Lainnya Pantas Divaksin Covid-19 Duluan, Kita Mah Nggak Apa-apa Belakangan

Juliari Batubara dan Tahanan Korupsi Lainnya Pantas Divaksin Covid-19 Duluan, Kita Mah Nggak Apa-apa Belakangan

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Memahami alasan kenapa KPK memprioritaskan para tahanan korupsi agar divaksin Covid-19. Rakyat kismin nanti ya?

Ketika para lansia duduk termangu menanti antrian panjang vaksin covid yang tak kunjung datang. Dan saat itu pula masyarakat lainnya melongo menanti antrean ke-100 juta untuk divaksin.

Di semesta yang lain, ada pesakitan pencuri uang rakyat malah diberikan jalur cepat vaksin Covid-19. Hm, sungguh, benar-benar pemandangan yang sangat indah.

Melihat para penggerak roda kebudayaan bernama korupsi dapat vaksin duluan sedangkan masyarakat yang dicuri uangnya masih belum tahu di antrean ke berapa ratus ribu jutakah vaksin akan menghampiri mereka.

Membaca berita soal 39 tahanan KPK yang tersandung kasus korupsi mendapatkan prioritas vaksinasi corona benar-benar membuat saya tersenyum gembira. KPK sudah berada di jalur yang tepat.

“Dari total 61 orang tahanan KPK, yang telah divaksinasi berjumlah 39 orang tahanan dan untuk 22 tahanan lainnya dilakukan penundaan karena alasan kesehatan,” kata Pelaksana Tugas Juru Bicara Penindakan KPK.

Ada total 61 tahanan KPK yang kasusnya rata-rata korupsi yang diprioritaskan mendapat suntik vaksin corona, dan salah satunya ada Juliari Batubara di sana.

Sangat menarik, ketika ancaman hukuman mati bagi tersangka pencuri dana bansos diteriakkan, justru eksekusinya malah sebaliknya, dirawat dengan bangga dan tentunya tidak dibiarkan sekarat gara-gara corona. Tipikal sekali memang kebijakan di negeri Kufakuland ini.

Padahal jika kita menengok kelompok masyarakat yang diprioritaskan untuk vaksinasi. Tidak ada di sana nama koruptor sebagai kelompok prioritas. Ini kenapa, kok bisa duluan sedangkan orang-orang yang membiayai aktivitas korupsi mereka malah nggak tahu kapan bakal divaksin?

Dan jika pun alasannya karena mereka berada di tahanan yang dianggap berdesakan dan berisiko menimbulkan klaster baru. Anehnya tahanan-tahanan kasus lain, berikut juga dengan narapidana-narapidana di lapas lain yang terbukti kelebihan kapasitas nggak jadi bagian dari prioritas vaksinasi juga tuh?

Atau mungkin karena lapas orang kismin dianggap orang-orangnya sudah punya potensi imunitas tinggi terhadap penyakit alam kali ya? Beda sama tahanan-tahanan korupsi yang cuma punya potensi imunitas di hadapan hukum.

Oke sih WHO bilang populasi di fasilitas penahanan masuk dalam prioritas vaksin. Tapi, fokusnya itu sebenarnya kepada petugas jajaran pemasyarakatan. Ketika tiba-tiba para tahanan KPK dengan gercep disuntik vaksin, ya jelas menimbulkan pertanyaan dan juga kemuntaban.

Meski begitu, saya melihat secercah alasan masuk akal dari proses vaksinasi gercep para tahanan korupsi itu.

Begini, jikalau kita melihat dari sudut pandang berbeda yang tidak dipenuhi amarah. Kita bisa melihat bahwa apa yang dilakukan oleh KPK itu adalah sebuah aktivitas yang memang harus dilakukan.

Iklan

Ke-39 tahanan kasus korupsi itu adalah orang-orang yang sungguh penting. Mereka adalah pelaku penggerak dan pelestari budaya Indonesia.

Ya, sudah jadi rahasia umum, selain reog ponorogo, batik, sampai Indomie, budaya yang paling sering kita jaga ketahanan dan kelestariannya adalah budaya korupsi. Sudah mendarah daging malah, sejak zaman pembangunan Jalan Daendels sampai zaman pembangunan Jalan Tol Trans-Papua.

Tanpa 39 tahanan KPK yang divaksin itu dan orang-orang lainnya yang belum ketahuan buntutnya di luar sana, maka budaya ini bisa saja jadi punah. Bahaya sekali kan kalau aktivitas korupsi punah? Indonesia bisa kehilangan souvenir keajaibannya.

Belum dengan ironi pada kasus Juliari Batubara. Tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial untuk masyarakat terdampak Covid-19. Sudah lah masyarakat terdampak disunat bantuannya, nggak dapat prioritas vaksin, eh malah vaksinnya dikasih ke yang korupsi.

Tapi di sisi lain, mungkin saja KPK melihat ada sisi lain mengapa tahanan korupsi memang harus segercep itu divaksin. Jikalau mereka adalah pelaku korupsi, tentu kalau dibiarkan tanpa vaksin, maka itu bisa jadi alasan kesekian dalam menjalani proses hukum.

Seperti yang kita tahu, alasan sakit sudah terlalu sering banget dipakai buat mangkir dari pemeriksaan. Tampaknya KPK sangat paham, bahwa jika tidak segera divaksin, maka alasan terpapar corona akan menjadi senjata ampuh untuk kabur.

Alasan nabrak tiang listrik, nonton tenis di Bali, sampai jalan-jalan ke Kolombia, kayaknya bakal kalah telak semua kalau tahanan korupsi suatu saat nanti pakai alasan positif corona.

Dalam hal ini, kita seharusnya mengerti bahwa KPK memang lebih pengalaman soal ini daripada kita semua.

Di sisi lain proses vaksinasi terhadap tahanan KPK juga membuka kotak pandora yang belum terjawab selama ini terkait bagaimana cara masyarakat agar bisa cepat dapat vaksin Covid-19?

Lewat aksi vaksinasi terhadap tahanan korupsi oleh KPK ini, cara ampuh supaya dapat vaksin cepat ternyata mudah: jadi pejabat dan korupsi. Mudah sekali. Sudah jadi pejabat, duit banyak, dapat daftar sultan kena vaksin duluan lagi.

Oleh karena itu, ketimbang kita iri dengan tahanan korupsi yang dapat vaksin duluan, alangkah lebih baik kita fokus untuk terus kerja-kerja-kerja saja agar kelak bisa jadi modal untuk ikut kontestasi pejabat di Pemilu atau Pilkada.

Bisa kok dimulai dari merintis usaha kecil-kecilan. Misalnya jualan martabak manis, pisang goreng, atau kerja galian sumur. Yah, kali aja ya kan waktu gali tanah tahu-tahu nemu tambang batubara.

BACA JUGA Kenapa Koruptor di Indonesia Masih Bisa Senyam-senyum di Pengadilan? dan tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terakhir diperbarui pada 26 Februari 2021 oleh

Tags: coronaCOVID-19juliari batubaraKoruptortahana korupsivaksin
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia. Tinggal di Kalimantan Selatan.

Artikel Terkait

Z sarjana ekonomi di Undip. MOJOK.CO
Kampus

Apesnya Punya Nama Aneh “Z”: Takut Ditodong Tiba-tiba Saat Kuliah, Kini Malah Jadi Anak Emas Dosen di Undip

27 November 2025
Dear, Prabowo: Koruptor Itu Dikasih Efek Jera, Bukan Malah Diampuni.MOJOK.CO
Aktual

Dear, Prabowo: Koruptor Itu Dikasih Efek Jera, Bukan Malah Diampuni

2 Januari 2025
Mirip Sukolilo Pati, Kampung Muharto Malang Dicap Sebagai "Sarang Preman": Warganya Di-blacklist Leasing Saking Banyak Kredit Macet.MOJOK.CO
Ragam

Menjadi Anak Maling Itu Penuh Penderitaan, Mending Sekalian Jadi Anak Koruptor

6 Maret 2024
Pengakuan Anak Koruptor: Dunia Politik Itu Keras dan Culas. MOJOK.CO
Sosok

Pengakuan Anak Koruptor: Dunia Politik Itu Keras dan Culas

14 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.