Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Jangan Sepelekan Ahmad Dhani

Puthut EA oleh Puthut EA
11 Februari 2016
A A
Jangan Sepelekan Ahmad Dhani

Jangan Sepelekan Ahmad Dhani

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dalam hal manuver politik, menurut saya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah jagonya. Manuver terbarunya adalah hendak mengusung Ahmad Dhani sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Pentolan grup legendaris Dewa 19 itu siap bertarung dalam sebuah perang bintang, yang kemungkinan akan diikuti oleh Ahok, Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, dan tak menutup kemungkinan Ridwan Kamil ataupun Tri Rismaharini pun akan ikut serta.

Saya sih berharap Kokok Dirgantoro bisa mencoba peruntungan ikut kontestasi politik ini sebelum nanti menjajal maju sebagai calon Presiden. Ya walaupun bukan Presiden Indonesia, minimal Presiden jamaah Pekokiyah, setidaknya bisa sejajar dengan Sudjiwo Tedjo yang mendaku sebagai Presiden Republik Jancukers.

Balik ke soal PKB. Terpuruk di Pemilu 2009 dengan hanya memenangi 27 kursi di DPR, segera PKB membuat lompatan politik yang nyaris tak diperkirakan oleh banyak pengamat politik dalam pemilu 2014 lalu, dengan mengantongi 47 kursi. Ini jelas bukan sembarang kursi lho ya, kalau divaluasi harganya bisa miliaran rupiah. Dan yang gagal dapat kursi bisa senyum-senyum sendiri di pinggir jalan sampai berbulan-bulan.

Bahkan di Rapimnas yang baru saja dihelat beberapa hari lalu, lagi-lagi PKB bikin kejutan, misalnya siap menerjunkan 1.000 kiai kampung untuk membendung paham radikalisme yang kian menguat di Indonesia. Bahkan isu LGBT pun dibahas, walaupun hasilnya PKB menolak pernikahan sejenis. Untuk soal ini biarlah Mas Ken Edo berdebat lagi dengan Mas Rahmat Hidayat di situsweb kesayangan kita ini.

Tapi sesungguhnya, bobot jurus politik PKB dimulai dari ketika memunculkan empat nama besar di Pemilu 2014 lalu: Rhoma Irama, Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan Ahmad Dhani. Sungguh ini jurus pulut yang lengket dan ciamik.

Bagaimana bisa, atau lebih tepatnya iming-iming apa, yang membuat keempat orang itu rela ikut kampanye PKB sehingga mampu berkontribusi mendulang suara dari berbagai lapisan masyarakat sesuai dengan ‘captive market‘ masing-masing empat tokoh tersebut?

Memang pada akhirnya, Rhoma kecewa. Ya, namanya juga hidup, Pak Haji… Kadang suka, kadang kecewa. Dia pun lantas bikin partai sendiri. Mahfud MD pun seperti tertipu, sehingga ketika Cak Imin dkk merapat ke kubu Jokowi, Mahfud memilih merapat ke kubu Prabowo. Arman Dhani, eh Ahmad Dhani juga begitu. Dia lebih memilih menjadi pendukung Prabowo.

Namun tampaknya tawaran PKB untuk menjadikan Dhani sebagai calon gubernur DKI, membuat musisi yang punya rasa percaya diri tinggi ini, kembali dekat dengan PKB. Bapak dari tiga remaja Al, El, Dul, ini menyanggupi dan siap berlaga.

Memang PKB masih butuh banyak kursi untuk mencalonkan pasangan gubernur dan wakil gubernur. Maklum di DKI, PKB hanya punya 6 kursi. Padahal syarat bisa mengajukan calon gubernur dan wakil gubernur dibutuhkan sejumlah 22 kursi. Tapi saya yakin, dengan ketrampilan, kelicinan, dan kecepatan manuver PKB yang sudah teruji, partai yang sempat mencitrakan diri sebagai ‘Green Party‘ ini akan mendapatkan rekanan partai pengusung.

Masalahnya, banyak orang yang bertanya dengan nada pesimistis: Bisakah Ahmad Dhani bersaing melawan orang sekaliber Ahok, Yusril, dan Sandiaga Uno? Ada lagi pengamat politik yang menurut saya tidak jernih dalam berpikir, dia bilang: Hanya partai politik yang frustrasi yang mengusung seniman sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Untuk jawaban atas pertanyaan pertama, ya mari kita saksikan saja. Kalau saya sih yakin Ahmad Dhani bisa bersaing dengan bintang-bintang lain merebut kursi DKI 1. Kalau soal pernyataan hanya partai yang frustrasi yang mengusung seniman, saya kira pengamat politik itu sebaiknya lebih banyak melihat Indonesia dengan mata yang lebih terbuka. Kalau perlu melotot.

Seniman itu juga warganegara. Seniman juga profesi yang sah dan bermartabat. Jika menyatakan seniman tidak pantas maju sebagai calon gubernur atau menjadi politikus, lalu siapa yang berhak? Dulu, pengusaha juga dianggap tidak cocok masuk gelanggang politik. Sekarang nyatanya, Presiden dan Wakil Presiden kita berlatar belakang pengusaha.

Dan harap diingat, sederet seniman sudah membuktikan bahwa mereka bisa menjadi politikus, baik sebagai anggota legislatif maupun eksekutif. Sebut saja Rano Karno, Nurul Arifin, Helmi Yahya, Ki Enthus Susmono, Pasha Ungu, dan masih banyak yang lain. Yustina Neni, seorang manajer berbagai acara seni besar di Yogya, juga sangat layak maju sebagai calon walikota Yogya.

Iklan

Kalau dianggap apakah jika pejabat atau politikus dengan latar belakang seniman akan berhasil atau tidak, ya siapa yang bisa menjamin? Memangnya kalau dengan latar belakang profesi lain pasti berhasil? Dan politik bukanlah kantor pagadaian, yang ketika kita datang harus membawa barang jaminan.

Yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah mungkin Ahmad Dhani punya modal kuat untuk memenangi laga? Menurut saya punya. Setidaknya siapa tak kenal Ahmad Dhani? Terkenal memang bukan jaminan jadi. Tapi ingat, tanpa popularitas, mustahil seorang calon akan menang. Maka itu ada istilah dalam pemilu: ‘popularitas’, selain ‘elektabilitas’.

Dhani juga punya modal lain, yakni artikulasinya yang bagus. Bicaranya runtut, mudah dipahami, dan menarik. Bahkan cenderung agitatif dan provokatif. Soal Anda setuju atau tidak dengan gagasan dan omongannya, ya nanti dulu. Bukankah Ahok juga kalau bicara cukup provokatif dan agitatif? Kedua hal itu adalah bagian dari seni retorika.

Para jomblo di Indonesia mestinya belajar kedua ilmu itu dulu sebelum menembak gebetan mereka. Supaya tidak gagal melulu.

Selain itu, Dhani juga punya modal lain lagi, yakni dia akan didukung oleh ketiga anaknya yang bisa ‘menghipnotis’ kalangan cewek-cewek ABG. Al, El, Dul, jelas akan menjadi mesin pendulang suara bagi Dhani. Coba bayangkan kalau anak Dhani adalah trio: Agus Mulyadi, Arman Dhani, dan Rusli Hariyanto. Sekalipun panggung yang disiapkan begitu besar dan mewah, paling yang datang menonton hanyalah orang semacam Nuran Wibisono, Nody Arizona, Arlian Buana dkk.

Sudah sepi, begitu mereka bertiga naik panggung, malah penonton yang cuma belasan orang itu duduk-duduk sambil makan kuwaci. Beruntunglah Ahmad Dhani memiliki anak seperti Al, El, Dul, yang bakal memanaskan ribuan bahkan belasan ribu massa. Belum lagi kalau semua artis di bawah manajemen Dhani ikut tampil, selain mampu menyedot perhatian massa, jangan-jangan calon-calon gubernur lain juga ikut datang dan bergoyang.

Jadi melihat sepintas hal di atas, jika benar-benar maju bertarung, Dhani bisa menjadi kuda hitam yang bisa mengejutkan. Ingat, dunia politik di Indonesia adalah dunia yang penuh kejutan. Kalau tidak, mana mungkin orang yang baru berpolitik kurang dari 10 tahun, bisa menjadi Presiden dengan mengalahkan seorang mantan Jendral bintang tiga yang sejak muda terobsesi menjadi Presiden?

Belum kalau misalnya PKB kemudian melakukan manuver yang lebih licin lagi, Dhani dipasang sebagai calon wakil gubernur. Maka potensi kemenangannya bisa membesar. Coba Anda pikirkan dia berpasangan dengan Sandiaga Uno, atau Yusril Ihza, atau bahkan dengan Ahok sendiri. Jeng, jeng, jeng…

Anda semua tentu tak perlu heran dengan manuver-manuver macam itu. Kita tahu, Dhani dulu membantu kampanye Ganjar Pranowo saat berlaga dalam perebutan Gubernur Jawa Tengah. Tidak lama kemudian mereka berseteru karena Ganjar tentu mendukung Jokowi. Jangankan gitu, jelas-jelas setelah membantu PKB meraih banyak suara di pemilu legislatif, Dhani dan PKB juga berselisih jalan karena mendukung capres yang berbeda.

Kini, balik lagi PKB ingin membopong Dhani. Apakah itu hanya soal langkah taktis atau tidak, entahlah, yang jelas kita tahu bahwa memang tak ada yang abadi dalam politik. Semua cair. Serba mungkin. Yang tak mudah cair adalah hubungan para jomblo-nyaris-permanen dengan sederet cewek yang pernah menolak mereka.

Makanya kalau sampai sekarang masih saja ada pendukung Prabowo dan Jokowi gontok-gontokan, itu hal yang sulit dipahami. Kok ya berlebihan.

Nah, karena politik adalah seni mengubah segala hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, sebaiknya warga Jakarta mulai menyiapkan diri, memiliki gubernur atau wakil gubernur Ahmad Dhani.

Tapi tolong ya Mas Ahmad Dhani, nanti kalau sudah jadi gubernur atau wakil gubernur DKI Jakarta, untuk lirik lagu, “Tatap matamu bagai busur panah, yang kau lepaskan di jantung hatiku…”

Mohon kata ‘busur panah’ diganti dengan ‘anak panah’. Itu saja permintaan saya… Kalau belum jelas, tolong buka Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2021 oleh

Tags: ahmad dhaniahokdki jakartajakartaRhoma Irama
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO
Sosok

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.