Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Gaya Sex dalam Budaya Jawa untuk Menghasilkan Keturunan Unggul Menurut Serat Susila Sanggama

Paksi Raras Alit oleh Paksi Raras Alit
18 April 2024
A A
Gaya Bercinta yang Sakral Menurut Kitab Susila Sanggama MOJOK.CO

Ilustrasi Gaya Bercinta yang Sakral Menurut Kitab Susila Sanggama. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

#5 Gaya sex ala sada ngiris (seperti memotong dengan lidi)

“…manawi dipunrabaseng kakung panumbakipun saking sangandhaping pasunatan (indrěng) sarwi tiyang estri wau katilěmakěn, sukunipun kalih pisan katumpangakěn pupuning kakung sami nganan-ngering, lajěng panumbakipun kadya sada ngiris, sampun kasěsa ingkang alon-alon, manawi sang panta purusa sampun campuh wontěn salěběting wicara sarta sampun karoban toya ingkang kadi yiyit mina, lah ing ngriku sawěg kenging kalajěngaken pamulasaranipun.” (Teks SS hal.9. Bab V) 

Terjemahan

“…apabila hendak bersenggama, penetrasi yang dilakukan pria dimulai dari bawah kelentit dengan sang wanita yang dibaringkan. Kedua kakinya ditumpangkan di paha laki-laki masing-masing di kanan dan di kiri. Kemudian penetrasi yang dilakukan seperti memotong dengan lidi. Jangan terburu-buru, lakukan dengan perlahan. Jika panta purusa sudah masuk di dalam lubang, serta sudah terbasahi air yang seperti lendir ikan, barulah ketika itu diperkenankan dilanjutkan kegiatannya…”

Gaya sex ala sada ngiris atau seperti memotong dengan lidi. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya sex ala sada ngiris atau seperti memotong dengan lidi. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya sex demikian disarankan untuk wanita beraut wajah sumeh atau ‘beraura sabar’ dengan jenis kulit ambambang awak, ‘cokelat tembaga’.

#6 Gaya bremara ngisap sari (lebah mengisap bunga)

“…manawi dipunrabaseng kakung panumbakipun wiwit sangandhaping pasunatan ragi ngiwa, sawarni brěmara angisěp sari, pun estrikatilěmakěn ragi gumuling, sarta kaaděgakěn sukunipun ingkang kiwa, manawi sampun lajěng kalajěngakěn panumbakipun, yen sang panta purusa sampun campuh wontěn salěběting kudhup , saha sampun kabantu wědaling toya kadi yiyit mina, ing ngriku lajěng kenging kalajěngaken panumbakipun, namung, sampun ngantos kasěsa, kědah sareh mbotěn kenging kěrěp-kěrěp…” (Teks SS hal.10. Bab VI)

Terjemahan

“….apabila bersenggama, gerakan penetrasi laki-laki dimulai dari bawah kelentit sedikit ke kiri, layaknya lebah menghisap sari. Sang wanita dibaringkan agak miring, serta diangkat kaki kirinya. Apabila sudah, kemudian dilanjutkan gerakan penetrasinya. Jika panta purusa telah berada di dalam kundhup, juga sudah membantu keluarnya air seperti lendir ikan, dari situ kemudian diperkenankan dilanjutkan penetrasi. Tetapi, jangan sampai terburu-buru, harus sabar dan tidak boleh terlalu cepat…”

Gaya bremara ngisap sari atau seperti lebah mengisap bunga. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya bremara ngisap sari atau seperti lebah mengisap bunga. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya sex demikian disarankan untuk wanita beraut wajah andemenakake atau ‘beraura menyenangkan’ dengan jenis kulit ambambang awak, ‘cokelat tembaga’.

#7 Gaya ngisik lengen (menyeka lengan)

“…manawi dipunrabaseng kakung panumbakipun wiwit saking sangandhaping pasunatan, sarana pun estri kalěnggahakěn sarupi dipungěcěl, namung ajěngajěngan, lajěng katilěmakěn saha kaaděgakěn sukunipun kalih pisan pisan, sami katumpangakěn pupuning kakung kalih pisan ragi mepet, panumbakipun kadi dene tiyang ngisik těngěn, supados mědal manahipun estri trěsna, sarta lampahing sang panta purusa ing salěběting (labia manorra) kadi dene tiyang lumampah sapinggiring jurang, ingkang alon-alon , sampun ngantos kasěsa, manawi sampun campuh kabantu-(hlm.11)-toya yiyit mina, lah, ing ngriku kenging kasěrangakěn, lampahipun, sarana angrangu santěring napas, manawi sampun bantěr mědal ing grana ingkang sasisih, lajěng kenging kawědalakěn satma manimaya, kaangkah sasarěngan lan toyaningn estri.” (Teks SS hal. 10-11. Bab. VII)

Terjemahan:

“…apabila bersenggama penetrasi laki-laki dimulai dari bawah kelentit, dengan cara sang wanita didudukkan seperti akan dipijat tetapi berhadapan, lalu dibaringkan dan diangkat kedua kakinya. Kedua kakinya ditumpangkan di kedua paha laki-laki, sedikit berdekatan. Penetrasi seperti halnya orang menyeka lengan, supaya timbul rasa cinta dari wanita. Serta, gerakan panta purusa di dalam labia manorrai seperti halnya orang berjalan di tepi jurang. Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan sampai terburu-buru. Jika sudah masuk dibantu dengan air seperti lendir ikan, dari situlah diperkenankan untuk dipercepat gerakannya, dengan cara memperhatikan tarikan nafas. Jika sudah cepat terhembus keluar satu hembusan dari hidung, setelah itu diperkenankan untuk dikeluarkan satma manimaya, dikeluarkan bersama-sama dengan cairan wanita.”

Gaya bercinta ngisik lengen atau menyeka lengan. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya bercinta ngisik lengen atau menyeka lengan. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya sex ini disarankan untuk wanita beraut wajah merak hati atau ‘beraura menarik’ dengan jenis kulit brokoh, abrit ragi nyenggaringan, ‘cokelat kemerahan’.

#8 Gaya sex angambung lisah wangi (menghirup minyak wangi)

“…manawi dipunrabaseng kakung, panumbakipun wiwit sanginggiling pasunatan, (indrěng) sarupi angambung lisah wangi, kadumukakěn rumiyin, supados mědal manahipun, estri gadhah grěgět, sarta estri kalěnggahakěn, kados ingkang kapratelakakěn ing bab kaping [VI] ing nginggil wau, manawi sampun kabantu toya kadi yiyit mina, estri lajěng katilěmakěn, manawi sang panta purusa sampun wontěn salěběting kudhup [Viompen] , sarta sampun rukět campuhipun, lah ing ngriku lajěng kenging kalajěngakěn, lampahipun ngantos sarampungipun.” (Teks SS hal.11. Bab VIII)

Terjemahan:

“…jika bersenggama, gerakan penetrasi laki-laki dimulai dari atas kelentit (indrěng), seperti mencium minyak wangi. Disentuh terlebih dahulu, supaya nyaman hatinya. Supaya wanita bergairah. Kemudian, wanita didudukkan, seperti yang diterangkan pada bab ke-6 di atas tadi. Ketika sudah terlumasi air seperti lendir ikan, wanita dibaringkan. Apabila panta purusa sudah berada dalam kudhup, serta sudah berangkulan, di situlah kemudian diperkenankan untuk diteruskan gerakannya sampai selesai.”

Gaya sex angambung lisah wangi atau seperti sedang menghirup minyak wangi. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya sex angambung lisah wangi atau seperti sedang menghirup minyak wangi. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya sex ini disarankan untuk wanita beraut wajah jatmika atau ‘beraura lemah lembut’ dengan jenis kulit brokoh, abrit ragi nyenggaringan, ‘cokelat’.

Pemanasan sebelum menerapkan gaya sex Susila Sanggama

Sebelum mempraktikkan gaya-gaya di atas, serat Susila Sanggama juga mengajarkan proses “pemanasan” sebelum bersenggama. Berikut terjemahan dari bagian foreplay:

Ketika akan bercinta, pria harus duduk dahulu di depan wanitanya. Duduknya bertimpuh, serupa duduknya orang beribadah. Kemudian, membaca tahiyat awal. Sang wanita, sesudah duduk berhadapan, lalu ditundukkan kepalanya. Dibelai, seperti hendak dipijat. Laki-laki kemudian agak menyisih duduknya. Serta, kemudian merangkul ujung iga kanan istrinya. Merangkul bagian tengah tubuh istri. Tangan kiri memegang lutut istri, lalu dibuka sekaligus.

Kepala istri kemudian dihadapkan ke atas dengan perlahan, lalu dibaringkan badannya dan kepalanya diletakkan dengan perlahan. Setelah itu, posisi duduk pria sedikit maju, dengan tetap duduk bertimpuh, lalu ujung lutut diajukan kedua-duanya di antara kedua paha wanita. Dengan demikian, kedua paha tungkai wanita tersebut seperti menjepit kedua paha laki-laki yang menekuk terhimpun tadi. 

Kemudian, paha kiri wanita diluruskan dengan ditumpangkan di paha kanan laki-laki. Sebaliknya, lutut kiri wanita dinaikkan sejenak, lalu membaca bismilah sampai selesai. Lebih baik lagi membaca Ayat Kursi sampai selesai. Sesudah membaca, kemudian panta purusa dimasukkan dengan perlahan. Ketika panta purusa kira-kira sudah masuk separuh di dalam bibir kecil (kleine schaamlippen), lalu dilakukanlah sanggama dengan bergairah menggunakan sikap atau kebiasaan yang sering dipergunakan. 

Tentunya, terlihat gelagat dari wanita. Tingkah lakunya yang penuh nafsu menunjukkan kelegaan dan senang hati, ditandai ketika bulu kuduk di seluruh badan berdiri.

Dipahami sebagai tuntunan

Gaya sex dalam serat Susila Sanggama ini sekali lagi harus dibaca dan dipahami sebagai tuntunan dalam ritual perkawinan tradisional Jawa. Dengan memahami tata krama bercinta ini, diharapkan hasil percintaan kedua mempelai bisa menjadi benih yang murni.

Bagian awal serat juga menuturkan bahwa persenggamaan ini harus diniatkan dalam batin seperti ibadah. Harus dengan hati yang jernih. Jangan sampai tercampur dengan keinginan lainnya. Serta, harus melenyapkan kebingungan, rasa jijik, canggung, dan lain-lain. 

Sekiranya, sebelum tidur, jangan sampai 2 kali melakukan. Apalagi, jika memungkinkan, hendaknya melakukan hubungan di dalam rumah. Dalam 8 hari paling sering 2 kali, agar dapat mengendalikan nafsu. Jangan sampai terlalu sering.

Tim Peneliti JAWACANA:

Pimpinan: Paksi Raras Alit

Filolog Utama: Eka Pradipta

Peneliti: Enjang Wening, Krisna Arimurti

Tim penulis: Rafael Raga, Sukma Putri

Tim Mojok:

Ilustrator: Ega Fansuri

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Waktu yang Ideal untuk Bercinta ala Jawa Menurut Serat Susila Sanggama yang “Lebih Vulgar” dari Kamasutra dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 26 November 2025 oleh

Tags: budaya jawagaya bercintagaya bercinta ala jawagaya sexjawacanapaksi raras alitserat susila sanggamasusila sanggama
Paksi Raras Alit

Paksi Raras Alit

Seniman dan pegiat aksara Jawa.

Artikel Terkait

Cerita Kebiasaan Orang Jawa yang Bikin Kaget Calon Pendeta MOJOK.CO
Esai

Cerita Calon Pendeta yang Kaget Diminta Mendoakan Motor Baru: Antara Heran dan Berusaha Memahami Kebiasaan Orang Jawa

21 November 2025
Paksi Raras Alit: Begini Bedanya Feminisme Perempuan Jawa Jika Dibandingkan dengan Feminisme Barat
Video

Paksi Raras Alit: Begini Bedanya Feminisme Perempuan Jawa Jika Dibandingkan dengan Feminisme Barat

25 Januari 2025
Aksara Nusantara Punya Potensi Mendunia Seperti Aksara Korea
Video

Aksara Nusantara Punya Potensi Mendunia Seperti Aksara Korea

30 Juni 2024
Jawacana berupaya mempopulerkan kembali Aksara Jawa karena potensial di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Aksara Jawa Bukan Hal Kuno, Punya Potensi Bikin Kota hingga Anak Muda Jadi Keren

30 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.