Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Cara Burung India Lepaskan Diri dari Kurungan Tuannya

Irfan Afifi oleh Irfan Afifi
8 Juni 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Apa yang dianggap bencana bagi kita bisa jadi merupakan kabar baik bagi yang lain. Apa yang tidak penting bagi kita bisa jadi penting bagi yang lain. Apa yang tidak penting bagi manusia, jadi persoalan hidup dan mati bagi dia, si Burung India.

Syahdan, suatu hari diceritakan ada seorang pedagang kaya membeli seekor burung yang berasal dari India dari sebuah pasar di kotanya. Pedagang ini begitu tertarik dengan bentuk dan warna burung ini sejak awal. Setelah membeli burung tersebut ia segera membawa pulang dan menaruhnya dalam sebuah sangkar yang indah. Sejak memilikinya pedagang tersebut merasa burung ini telah menjadi bagian yang menghiasi dan mewarnai aktivitas rumahnya sehari-hari.

Suatu hari si pedagang hendak bepergian ke negeri India untuk keperluan dagang. Sebelum berangkat, ia sempat menanyai burungnya, “Hai burung, Aku tahu kau dari India. Aku kabarkan padamu, besok aku hendak pergi berdagang ke negeri India. Apakah kau punya permintaan atau titipan untukku? Jika mungkin aku memenuhinya, aku akan membawakannya untukmu,” tanya si pedagang pada burung.

“Aku mohon, aku meminta padamu lepaskan aku dari sangkar yang mengurungku ini. Itulah permintaanku,” jawab si burung.

“Tidak bisa. Aku tak bisa melepaskanmu. Aku membelimu dengan harga mahal. Kau sudah menjadi barang milikku,” timpal si pedagang.

“Baiklah jika kau tak mau menuruti permintaanku,” kata burung menimpali lagi. “Tapi jika permintaan kedua ini kau penuhi aku akan sangat senang.”

“Baiklah, apa permintaanmu?” jawab pedagang.

“Tolong jika kau telah mencapai Negeri India, pergilah ke sebuah hutan di India, kabarkanlah kepada saudara-saudaraku maupun teman-temanku bahwa saat ini aku berada dalam sebuah sangkar yang kau miliki. Melalui kabar ini aku berharap mereka tidak gelisah mencariku lagi. Itu permintaanku.”

“Baiklah, aku akan berusaha memenuhi permintaanmu kali ini,” pungkas si pedagang.

Si pedagang akhirnya berlayar menuju India. Setelah sampai di negeri itu dan setelah menyeleseikan urusannya, ia berjalan-berjalan di sebuah hutan kota negeri itu dan berharap dapat bertemu dengan burung-burung yang bulu dan bentuknya serupa burung yang dimilikinya di rumah.

Tak disangka-sangka, saat baru memasuki beberapa puluh meter ke dalam hutan, ia melihat sekawanan burung hinggap di sebuah dahan pohon tepat di atas kepalanya. Ia melihat burung tersebut mirip dengan burung yang ada di rumahnya. “Ini mungkin saudara maupun teman-teman burungku di rumahku,” batinnya berkata. Ia segera saja berkata pada sekawanan burung di atasnya tersebut,

“Wahai burung, aku ingin menyampaikan pesan dari saudaramu yang saat ini berada di rumahku. Ia berpesan agar menyampaikan kabar kepada kalian bahwa saat ini saudaramu terkurung di dalam sangkar rumahku. Jangan mencarinya, karena saat ini saudaramu telah menjadi milikku,” kata si pedagang.

Mendengar kabar dari si pedagang tentang saudaranya, salah satu burung tiba-tiba pingsan dan jatuh mengenai kaki si pedagang. Si pedagang membolak-balik si burung, dan ia mengiranya telah mati. Dalam hati si pedagang, mungkin burung ini kaget mendengar kabar dari saudaranya yang terpenjara dalam sebuah sangkar. Ia tak ambil pusing atas kejadian ini. Yang penting ia telah menyampaikan pesan burung miliknya kepada saudara-saudaranya. Ia lalu memutuskan berlayar kembali dan pulang ke rumahnya.

Sesampai di rumah, segera saja si burung menanyakan kepada si pedagang apakah ia membawa kabar baik dari saudara-saudara maupun teman-temannya.

Iklan

“Tidak ada,” kata si pedagang.

“Malah sebaliknya. Ini kabar buruk. Salah satu saudaramu kaget dan jatuh mati tepat di kakiku, saat mendengar kabar tentangmu yang saat ini terkurung dalam sangkar,” jawab si pedagang malas.

Mendengar kabar dari tuannya, burung yang ada di sangkar pun tiba-tiba pingsan dan jatuh di dasar sangkar. Si pedagang kaget. Ia memeriksa burung tersebut. Ia berpikiran jika si burung India ini kaget dan mati seketika mendengar kabar saudaranya yang mati di India.

Si pedagang sedih. Ia lalu menggotong burung ini dan menempatkannya di bibir jendela. Namun tiba-tiba saja burung ini segera terbang dan hinggap di salah satu pohon di dekat jendela. Ia merasa telah berhasil terlepas dari sangkar yang memenjarakan kebebasannya. Burung ini dengan perasaan lega berkata pada tuannya,

“Sekarang kau perlu tahu, wahai pedagang egois,” kata si burung, “Apa yang kau anggap bencana bagimu bisa jadi merupakan kabar baik bagi yang lain. Apa yang tidak penting bagimu bisa jadi penting bagi yang lain. Selama kau hidup dalam tempurung sudut pandang dirimu sendiri selamanya juga kau tidak akan bisa berbelas kasih kepada penderitaan yang lain. Dan itulah yang akan menjadi bencana bagimu. Sebenarnya kebebasanku bisa kuraih sekarang karena berasal dari pesan yang barusan kausampaikan, hai penangkapku!”

Dan si burungpun terbang menjauh dari rumah pedagang itu.

Dinukil, disadur, dan dikembangkan dari Idries Shah, “Tale of Dervish”, E.P Dutton & Co., New York, 1969.

Baca edisi sebelumnya: Makna Hidup Setia Menunggumu di Depan, Asal Kau Terus Berjalan dan artikel kolom Hikayat lainnya.

Terakhir diperbarui pada 9 Juni 2018 oleh

Tags: #hikayatburungburung indiaidries shahindiaNew York
Irfan Afifi

Irfan Afifi

Artikel Terkait

Fisioterapi: Tangan-Tangan di Belakang Layar yang Jadi Kunci Prestasi Atlet Para-Badminton.MOJOK.CO
Ragam

Pijatan Berhadiah Kemenangan: Tangan-Tangan di Belakang Layar yang Jadi Kunci Prestasi Atlet Para-Badminton

3 November 2025
Jagadesh Dilli, atlet para-badminton yang bermain dengan kaki palsu di ajang Polytron Para Badminton International 2025 di GOR Manahan, Solo MOJOK.CO
Sosok

Solo Rasa India: Cerita Kaki Palsu Kesayangan Antar Bocah India ke Babak Hidup yang Tak Terbayangkan

1 November 2025
Gara-gara Kakek dari India, buka nasi biryani MOJOK.CO
Kuliner

Gara-gara Kakek dari India, Suami Istri Buka Rumah Makan Nasi Biryani di Jogja

9 September 2025
Anang Batas Memotret Burung di Terpanjat Tak Terperanjat. MOJOK.CO
Kilas

Anang Batas Memotret Burung di Terpanjat Tak Terperanjat

13 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.