ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Cabut Bulu, Tato Alis … untuk Apa Cantik yang Kita Tebus dengan Rasa Sakit?

Josefine Yaputri oleh Josefine Yaputri
19 Oktober 2017
0
A A
sulam alis mojok

sulam alis mojok

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Mereka bilang, “Beauty is pain.” Cantik itu sakit. Klise memang, tapi saya terlalu setuju.

Pengalaman dengan cantik yang menyakitkan sudah terjadi di usia sangat muda. Saya ingat sekali bagaimana sewaktu kecil saya punya rambut bondol alias cepak sejak belajar di Kelompok Bermain hingga kira-kira kelas 3 SD. Gara-gara gaya rambut itu, terkadang saya harus memakai bando yang sebenarnya sama sekali tidak nyaman di kepala karena cenderung bikin sakit kepala. Tujuannya, biar cantik dan lebih “cewek”.

Masuk pubertas dan rambut-rambut halus mulai tumbuh, pengalaman rasa sakit yang baru datang. Kali ini setelah saya dibantu sepupu mecabut bulu ketiak dengan pinset—bisa diduga kan, saya besar di era kecantikan yang berbeda dari eranya Eva Arnaz. Sakitnya … jangan ditanya. Kulit ketiak sampai perih dan merah, sementara metode waxing masih belum populer saat itu.

Lain hari, karena terganggu dengan bulu kaki, saya nekat mencukur sendiri. Ini lebih horor, kulit kaki sampai berdarah karena asal cukur.

Di kemudian hari saya jadi pikir-pikir, kok saya mau ya sejak kecil diatur-atur buat jadi cantik? Padahal cantiknya nggak enak gitu, bikin sakit. Soal cabut bulu ketiak malah lebih absurd, karena saya nggak pernah pakai baju lengan pendek, dan itu saya lakukan atas inisiatif sendiri.

Belum lagi pertanyaan itu terjawab, sudah muncul standar cantik baru yang kemudian jadi sangat populer: mendandani alis. Makin kelihatan tebal alisnya, makin cantik. Gara-gara ini sampai muncul anekdot, cewek kalau diajak jalan, yang lama nunggu dia kelar gambar alis dulu. Dan gara-gara ini pula, tiba-tiba alis Sinchan (yang kalau dilihat, ya sebenarnya lucu dan nggak artsy) dianggap lebih ciamik ketimbang alis tipis.

Para perempuan yang “tidak punya alis” (ini cuma istilah untuk alis tipis ya) lalu mulai belajar menggambar alis. Jadi setiap sebelum ke luar rumah, bahkan saat ingin nyamper tukang sayur di depan rumah sekalipun, alisnya harus sudah ready. Slogannya: pantang pergi sebelum alis jadi.

Tapi, karena menggambar alis setiap pergi lumayan bikin repot ada cara lain yang lebih praktis untuk menjaga alis tetap cetar badai. Namanya sulam alis.

Jika dahulu para perempuan banyak yang menggambar alisnya dengan melakukan tato alis bahkan juga tato eyeliner, sekarang sulam alis digambarkan sebagai sesuatu yang jauh lebih mewah dan, katanya, tidak menyakitkan. Tapi, kata seorang teman yang pernah ikut (((workshop))) sulam alis, cara ini benar-benar terasa sakit.

Kata si teman, kasarannya, langkah sulam alis itu begini. Mula-mula mereka akan mengolesi alismu dengan balsem anestesi. Kemudian kulit di bagian alismu akan diiris (hiy!) atau disayat tipis-tipis (hiyyy!) untuk kemudian dimasukkan tinta. Untuk orang yang memiliki kulit cenderung sensitif dan berminyak, katanya sulam alis akan terasa lebih sakit.

Membayangkannya saja saya sudah tidak tahan. Saya sempat ditawari sulam alis gratis sama sepupu yang buka usaha sulam alis, tapi saya tolak dengan halus. Tahu sih, sulam alis itu nggak murah dan jarang-jarang kan ada yang mau ngasih gratis, tapi … cukup deh menyakiti diri sendiri demi kecantikan. Kecantikan dalam standar orang lain pula.

Serius, saya merasa sedih campur marah ketika ada teman yang cerita tentang bagaimana rasa perih yang ia alami ketika sulam alis. Perasaan yang sama juga terjadi ketika beberapa kawan lain diejek karena hasil sulam alisnya tidak bagus sama sekali. Duh, padahal dia sulam alis kan supaya tampil cantik, bukan diejek.

Sulam alis adalah contoh bagus bahwa cantik itu, selain bikin sakit, juga mahal. Waktu mencoba totok tinggi semasa SMP, saya masih ingat bahwa biayanya tidak murah.

Menjajal totok tinggi ini berawal dari ketidakpedean saya yang merasa pendek, sementara standar cantik adalah tinggi dan kurus. Maka, saya cobalah terapi totok tinggi selama berapa bulan. Hasilnya? Nol. Rugi malah. Selain biaya yang habis tidak sedikit, badan saya juga harus dipegang-pegang orang yang nggak saya kenal, si terapisnya itu.

Dan contoh totok tinggi ini menambahkan poin baru bahwa selain bikin sakit dan mahal, menjadi cantik juga butuh kerja keras.

Itu terjadi ketika SMA, saat saya berusaha mati-matian demi kurus. Suatu kali saya mencoba detoks jus wortel, yakni selama tiga hari hanya minum jus wortel, yang hasilnya, saya hampir pingsan di sekolah. Usaha lainnya berupa mengharamkan makan malam, yang saya lakukan sejak SMP hingga SMA, demi tubuh kurus. Saya membiarkan diri kelaparan hingga tertidur setiap malam. Sakit maag pun sudah biasa.

Perempuan-perempuan lain sudah pasti punya cerita-cerita serupa yang bisa jadi jauh lebih menyakitkan. Suntik silikon, operasi plastik, sulam bibir … membayangkan alat yang dipakai dalam metode-metode itu saja sudah bikin ngeri. Atau tidak usah jauh-jauh, siapa sih yang nggak pernah menangis ketika di-facial? Pertanyaannya, untuk apa kita melakukan semua itu? Demi siapa?

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2017 oleh

Tags: bandocantikfacialsulam alistato alistotok tinggiwaxing
Iklan
Josefine Yaputri

Josefine Yaputri

Artikel Terkait

Saya Insecure Ketika Bapak Kos Tanya, Asalmu Mana? MOJOK.CO
Kilas

Saya Insecure Ketika Bapak Kos Tanya, Asalmu Mana?

18 Juni 2023
Beauty Privilage itu Benar-benar Nyata dan Mengerikan. MOJOK.CO
Kilas

Beauty Privilege Itu Benar-benar Nyata dan Mengerikan

28 Mei 2023
Begini rasanya jadi perempuan cantik
Uneg-uneg

Begini Rasanya Jadi Perempuan Cantik 

15 Januari 2023
Bagaimana perempuan mengenal makeup dan pemikat lawan jenis
Liputan

Bagaimana Perempuan Mengenal Makeup dan Tentang Pemikat Lawan Jenis

30 Mei 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
171015 OTOMOJOK PITUNG

Tubuh Sehat dan Bugar Berkat Si Pitung Honda C70

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Coba-coba jadi joki UTBK-SNBT, bisa hidup foya-foya tapi tersiksa MOJOK.CO

Coba-coba Jadi Joki UTBK: Imbalan Besar buat Foya-foya, Tak Dipenjara tapi Hidup “Tersiksa”

8 Mei 2025
Paus Leo XIV, Sarjana Matematika Memimpin Umat Katolik MOJOK.CO

Habemus Papam! Kisah Paus Leo XIV Sarjana Matematika yang Akan Memimpin Umat Katolik di Masa Kritis

9 Mei 2025
Merger Grab dan GoTo bisa sebabkan ledakan pengangguran MOJOK.CO

Ojol Jogja-Jateng Tolak Merger Grab dan GoTo karena Bisa Kurangi Pendapatan Driver dan Sebabkan Ledakan Pengangguran

13 Mei 2025
Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

8 Mei 2025
Program Barak Militer bagi Siswa Nakal: Penghinaan Akal Sehat dan Pengingkaran terhadap Esensi Pendidikan.MOJOK.CO

Program Barak Militer bagi Siswa Nakal: Penghinaan Akal Sehat dan Pengingkaran terhadap Esensi Pendidikan

9 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.