Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Saya Insecure Ketika Bapak Kos Tanya, Asalmu Mana?

Redaksi oleh Redaksi
18 Juni 2023
A A
Saya Insecure Ketika Bapak Kos Tanya, Asalmu Mana? MOJOK.CO

Ilustrasi Saya Insecure Ketika Bapak Kos Tanya, Asalmu Mana?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Belum pernah sepanjang usia dewasa saya mengalami yang namanya ‘inscure’ terhadap tubuh sendiri kecuali sejak kemarin ketika saya ditanya bapak kos.  “Kamu aslinya dari mana?” tanya bapak kos ketika saya mampir ke rumah sekaligus tokonya. Saat itu saya akan mengambil kunci kosan yang saya titipkan karena ada perbaikan keran air kamar mandi.

“Asli Pandeglang, Pak,” kata saya. Spontan si bapak kos bilang, “biasanya orang Pandeglang kan putih-putih, kok kamu beda sendiri?” 

Seperti bapak kos, di masyarakat cantik itu putih?

Seketika rasa percaya diri saya terjun bebas. Apalagi si bapak kos bilang begitu dengan raut serius. Saya cuma diam menampilkan senyum meringis mendengar komentar si bapak kos. 

Terlepas dia seorang bapak-bapak, tapi dia tetaplah seorang laki-laki. Dan bila yang mengomentari tampilan atau fisik kita itu laki-laki rasanya seperti sebuah pukulan dan penjustifikasian bahwa memang kita sebagai perempuan “tidak menarik” atau “tidak cantik” setidaknya bagi saya pribadi. 

Sejujurnya saya tidak marah dengan komentar spontan si bapak kos tadi. Saya paham bahwa beliau tidak bermaksud merendahkan saya. Tapi setidaknya pendapat bapak kos tadi sedikit memberikan gambaran. Bahwa begitulah pandangan umum yang hidup di masyarakat mengenai kecantikan perempuan yang diidentikan dengan kata “putih”.

Hal ini menunjukan bahwa pola pikir patriarki masih melekat dalam masyarakat. Setidaknya di lingkungan sekitar saya, yang memang masih cukup konservatif. 

Betapa melelahkan menjadi cantik

Meski sekarang banyak beauty vlogger, influencer, publik figur yang mengkampanyekan untuk self love, mencintai tubuh sendiri, diri sendiri, tetap saja doktrinasi bahwa cantik itu ejaannya putih telah melekat dalam pandangan masyarakat. Hal ini diperparah dengan dominasi iklan yang menampilkan bahwa bentuk ideal kecantikan itu seperti perempuan Asia Timur (baca: Korea Selatan, Jepang, dan China.

Betapa tanpa kita sadari bahwa tubuh kita bukan lagi milik kita tapi telah menjadi komoditas industri. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki menjadi sasaran berbagai produk kecantikan yang umumnya menawarkan impian “cerah, putih, dan glowing”. Disertai janji diperoleh secara instan bahkan ada yang berani menawarkan dalam waktu satu minggu atau sekian kali pemakaian.

Jujur sebagai perempuan bukannya saya tidak goyah dan tidak menginginkan segala wujudiyah kecantikan versi umum tadi. Tapi saya berpikir betapa melelahkanya segala rangkaian menuju “cantik” itu. Seperti kata Ester Lianawati dalam bukunya ‘ada serigala betina dalam diri setiap perempuan’ bahwa “jangan jadikan kecantikan sebagai tirani, kita bukan tahanan dalam tubuh kita sendiri”.

Punya definisi kecantikan sendiri

Tidak salah juga bukan dosa, jika kita sebagai perempuan punya definisi kecantikan sendiri yaitu sebuah kecantikan konvensional (standar umum). Yang berdosa adalah jika kita harus menyakiti tubuh kita sendiri hanya demi kata cantik. Jika dengan tampil full makeup, modis, terlihat glowing membuatmu nyaman dan percaya diri, maka itu bagus karena bisa membuatmu bahagia. Asal jangan mendefinisikan kecantikan dalam satu kata sehingga mengandung makna yang sempit. 

Cantik bukan hanya sebatas warna kulit, tinggi badan, berat badan ideal, ukuran pakaian dengan nomor S atau M. Namun, ia adalah integrasi dari kepribadian yang unik, wawasan yang luas, spiritualitas, dan empati terhadap sesama. Untuk kemudian seiring usia bertambah, angka bukanlah musuh kecantikan. hingga kita gandrung dan terobsesi untuk selalu tampak “awet muda” dalam konteks tampilan fisik. Seperti kata Nawal el Shadawi, “Aku bangga dengan keriput-keriputku, setiap lerutan di wajahku mengisahkan cerita hidupku. mengapa aku harus menyembunyikan usiaku?”

Wartini Sumarno, kp. babakanangka 19/10 Ds. Kadudampit Kec. Saketi Kab. Pandeglang Banten [email protected] 

BACA JUGA Jika Kalian Suka Tampil Nyentrik, Jangan Coba-coba Kuliah di UIN dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2023 oleh

Tags: bapak koscantikuneg-uneg
Iklan
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura MOJOK.CO
Uneg-uneg

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura

20 April 2024
Kelakuan Pengemudi Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar MOJOK.CO
Uneg-uneg

Kelakuan Pengguna Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar

13 Maret 2024
Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit MOJOK.CO
Uneg-uneg

Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit

10 Maret 2024
Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh! MOJOK.CO
Uneg-uneg

Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh!

9 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Petani Kopi Muda dari Lereng Muria: Narko dan Pilihan untuk Tetap di Desa

Petani Kopi Muda dari Lereng Muria: Narko dan Pilihan untuk Tetap di Desa

13 November 2025
Campus League 2025: Gol Detik Akhir yang Bawa Dahlan Muda Raih Peringkat Ketiga MOJOK.CO

Campus League 2025: Gol Detik Akhir yang Bawa Dahlan Muda Raih Peringkat Ketiga

12 November 2025
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO

Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

14 November 2025
Jejaring dan integritas jadi kunci para Beswan Djarum (penerima Djarum Beasiswa Plus) untuk berdaya saing MOJOK.CO

Jejaring dan Integritas: 2 Kunci dari Djarum Beasiswa Plus untuk Membentuk Generasi Muda Berdaya Saing

11 November 2025
Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Dari Indomaret Point Jakal km 9, menguak fakta orang-orang yang merasa iri hati pada standar orang lain MOJOK.CO

Duduk di Kursi Indomaret Ternyata Juga bikin Orang Makin Nelangsa dan Iri Hati karena Standar Orang Lain

11 November 2025
Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.