Bully yang Dialami Adik Saya dan Surat Cinta Terbuka Untuknya - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Bully yang Dialami Adik Saya dan Surat Cinta Terbuka Untuknya

Moddie Alvianto W. oleh Moddie Alvianto W.
17 Februari 2020
0
A A
Bully yang Dialami Adik Saya dan Surat Cinta Terbuka Untuknya

Bully yang Dialami Adik Saya dan Surat Cinta Terbuka Untuknya

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Adik saya lahir dengan kondisi hidrocefalus. Semacam kondisi kepala yang berbeda dari ukuran normal. Karena itu pula dia sering kena bully kalau sekolah.

Belakangan, kasus bullying tentang seorang anak perempuan di sebuah sekolah ramai sekali. Dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, anak itu dipukul, ditendang, dan segala perlakuan yang tidak mengenakkan. Ngeri saya lihatnya.

Dari beberapa informasi yang saya tahu kemudian, salah satu sebab anak perempuan itu kena bully karena ia “berbeda” dari yang lain. Saya makin ngeri mendengar informasi tersebut.

Bukan apa-apa, sebab kalau perkara demikian membuatnya kena bully, saya jadi ingat adik kandung saya. Sejak lahir, adik saya juga punya “perbedaan” daripada saudara-saudara kandungnya.

Adik saya lahir dengan kondisi hidrocefalus. Semacam kondisi kepala yang berbeda dari ukuran normal. Lebih besar. Menurut dokter, adik saya harus dioperasi segera. Sebab, kepalanya penuh cairan. Kalau dibiarkan hal tersebut bisa menghambat kinerja otaknya.

Mendapat penjelasan dokter yang demikian, ayah saya sempat kaget. Marah. Nggak terima. Baru saja lahir kok langsung dioperasi. Operasi kepala pula. Kata Ayah, kalau dipaksakan operasi, kemungkinan hidup adik saya kecil. Akhirnya permintaan dokter pun ditolak Ayah.

Baca Juga:

strict parents mojok.co

Strict Parents Sudah Ketinggalan Zaman, Bisa Bikin Anak Jadi Pembully

13 Januari 2023
Menantang Jelangkung, Terbakar Penyesalan Masa Lalu yang Tidak Bisa Diusir MOJOK.CO

Menantang Jelangkung, Terbakar Penyesalan Masa Lalu yang Tidak Bisa Diusir

23 September 2021

Maka, adik saya, untuk sementara waktu, harus hidup dengan kondisi fisik seperti itu.

Ada beberapa penyesuaian dan perlakuan khusus untuk adik saya ini. Tak mungkin menggunakan kaos, melainkan kemeja. Kalau berjalan, harus pelan sebab harus menyangga kepalanya yang cukup berat.

Sembari diobati, dia makin lama tumbuh besar. Merangkak, duduk, berjalan bahkan berlari. Hari demi hari dilewati.

Meskipun begitu, karena adik saya berbeda dari teman-temannya, dia mengalami bully—yang bikin saya—kakak kandungnya merasa jauh lebih kesakitan.

Sejak usia balita hingga menjelang usia 12, adik saya sering mengalami step. Karena teknologi yang namanya Mbah Google belum semasif sekarang, pencegahan yang saya lakukan adalah memasukkan kain atau kaos kaki ke dalam mulutnya agar lidah tak tergigit olehnya.

Begitu dan seterusnya. Belakangan saya tahu jika cara tersebut tak boleh dilakukan.

Dan di antara itu semua, adik saya hampir selalu kena bully—bahkan sejak dia bisa berlari. Dari teman-teman kampung atau teman-teman sekolah, dia dikatain “Kepala Besar”. Mulanya, adik saya tak acuh, tapi lambat laun bully itu makin parah, dan adik saya mulai kesal.

Karena tak tahan, adik saya pernah mengejar orang-orang yang mengejeknya itu. Sayangnya, karena lawannya jauh lebih banyak, adik saya kalah. Saat mau kabur dan mundur karena dikeroyok, adik saya harus selalu menghindar karena masih dilempari batu.

Saya ingat, ketika mendengar suara adik saya yang meronta seperti itu, saya sempat keluar rumah langsung mencoba menghajar balik. Sayang sekali, teman-teman adik saya selalu paham kalau saya yang keluar, artinya mereka harus kabur. Tak pernah ada waktu untuk memberi pengertian ke mereka.

Di sekolah, adik saya juga cerita perilaku bully yang dia dapatkan. Parahnya lagi seorang pengajar, iya, gurunya, pernah berkata sangat kasar. Saya tak pernah lupa kalimat itu.

“Kowe goblok, idiot, ora usah sekolah neng kene.”

(Kamu goblok, idiot, tak perlu sekolah di sini).

Ayah saya adalah orang pertama yang langsung muntab. Sejak saat itu, ayah saya tak lagi memperbolehkan adik untuk sekolah.

Soal kenapa adik saya mendapat perlakuan seperti itu, mungkin karena cairan di kepalanya itu. Adik saya memang cukup lambat kalau mencerna informasi. Dan barangkali, itu yang membuat si pengajar tak sabar dan kesal. Bahkan sampai melontarkan kata-kata—yang bahkan saya terlintas kepikiran pun tidak.

Sempat menunda setahun, akhirnya adik saya sekolah lagi. Kali ini dia dimasukkan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Mulanya, pengajarnya bingung kenapa adik saya dimasukkan di sekolah itu. Sebab, secara fisik terlihat normal, apalagi—entah mukjizat atau efek dari pengobatan tradisional yang keluarga kami lakukan, ukuran kepala adik saya sempat mengecil dan tampak seperti orang normal.

Namun, mendengar penjelasan dari Ayah, pengajar menerima. Adik bersekolah di sana.

Di luar dugaan, adik saya mengalami proses pendidikan yang baik. Dia pun bisa melakukan hal yang dulu tak bisa dilakukan di sekolah, yaitu merakit dan merancang motor. Adik saya senang.

Keluarga, terutama Ayah, juga senang. Terlebih, adik saya tak mendapatkan bully. Malahan pada beberapa kejadian, saya tahu kalau adik saya menjadi mentor bagi teman-temannya.

Uniknya, sama seperti pelajar puber pada umumnya, dari situ adik saya menemukan pujaan hati.

Bahkan dia menemukan cara untuk mengungkapkan rasa cintanya melalui sebuah buku. Ditulis dengan tulisan rapi, padat, dan jelas. Di buku itu tertulis, suatu saat nanti jika menikah, adik saya ingin sekali buka bengkel dan istrinya buka warung.

Ketika membaca buku itu, saya sempat terhenyak. Cinta memang tidak bisa memandang fisik, cara berpikir, atau kemampuan menggombal. Adik saya, dengan segala kekurangannya, tetap selalu optimis mengutarakan keinginan dan mimpinya.

Jauh lebih berani ketimbang saya, kakaknya, yang terlihat seperti orang normal tapi berhadapan dengan perempuan saja rasanya malu setengah mati.

Hanya saja, itu kejadian beberapa tahun lalu. Setelah proses yang panjang, kini adik saya tak lagi mendapatkan bully. Juga tak menderita sakit lagi. Tuhan memang punya cara terbaik untuk menyelamatkan adik saya dari bully yang hampir selalu didapatkannya sejak lahir ke dunia.

Kini adik saya sudah tenang. Menikmati kehidupan yang lain. Ditemani ayah saya yang juga menyusul beberapa minggu yang lalu. Di pusara yang sama.

Yap, adik saya, Mozzie, sudah menyempurnakan hidupnya 10 tahun yang lalu. Membawa pergi juga semua rasa sakit itu. Membawa pergi pula impian membuka bengkel kecil-kecilan, yang kadang bikin saya senyum-senyum sendiri kalau mengingatnya.

Kalau saja ada kesempatan untuk mengirim surat cinta untuknya, saya cuma ingin bilang…

…Kakak di sini baik-baik aja kok, Zie. Salam untuk Ayah di sana. Kecup jauh dari bumi ya.

BACA JUGA Untuk Kamu yang Berjuang Melawan Bullying atau tulisan Moddie Alvianto Wicaksono lainnya.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2020 oleh

Tags: bullysurat cinta
Moddie Alvianto W.

Moddie Alvianto W.

Analis di RKI. Tinggal di Yogyakarta.

Artikel Terkait

strict parents mojok.co
Kilas

Strict Parents Sudah Ketinggalan Zaman, Bisa Bikin Anak Jadi Pembully

13 Januari 2023
Menantang Jelangkung, Terbakar Penyesalan Masa Lalu yang Tidak Bisa Diusir MOJOK.CO
Malam Jumat

Menantang Jelangkung, Terbakar Penyesalan Masa Lalu yang Tidak Bisa Diusir

23 September 2021
jelek
Esai

Saya Sadar Saya Jelek, dan Itu Sama Sekali Bukan Masalah

25 April 2020
surat untuk diriku yang lebih muda MOJOK.CO
Esai

Surat untuk Diriku yang Lebih Muda: Jangan Tergesa-gesa Jatuh Cinta

11 September 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
cara monetisasi youtube cara mengambil uang dari youtube western union akun adsense mojok.co

Cara Monetisasi YouTube Biar Kekayaanmu Makin Ashiaaap

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Bully yang Dialami Adik Saya dan Surat Cinta Terbuka Untuknya

Bully yang Dialami Adik Saya dan Surat Cinta Terbuka Untuknya

17 Februari 2020
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023

Terbaru

massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
RUU PPRT jadi inisiatif DPR

Sah Jadi Inisiatif DPR, RUU PPRT Harusnya Kelar Sebelum Lebaran, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

22 Maret 2023
pelaku mutilasi mojok.co

Terjerat Pinjol, Pelaku Mutilasi di Pakem Sudah Rencanakan Pembunuhan

22 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jenazah korban mutilasi di rumah duka. MOJOK.CO

Psikolog UGM: Ada Dua Tujuan Orang Melakukan Mutilasi

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In