Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Buat Penjual Online kayak Kami, Pembeli via COD Emang yang Paling Rese Sih

Yudha Alid Raharjo oleh Yudha Alid Raharjo
23 Mei 2021
A A
Setelah Bok-Goblok, Ada Bocil COD Lazada. Marketplace Emang Perlu Bikin Aturan Bayar di Tempat yang Galak mojok.co

Setelah Bok-Goblok, Ada Bocil COD Lazada. Marketplace Emang Perlu Bikin Aturan Bayar di Tempat yang Galak mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pembeli via COD merupakan kelompok yang paling sering merugikan penjual online. Bayar belakangan kali ya soalnya?

Sebagai salah satu seller di marketplace, saya nggak takut menyimpulkan bahwa masih banyak pembeli COD yang suka gagal paham soal alur trasaksi online, lebih spesifik lagi soal COD. Cash on delivery yang mereka sering terjemahkan sebagai complain on delivery.

Hal ini berdasar pengalaman jualan saya di komunitas jualan online. Banyak pembeli COD lebih iyik, ngantheli, dan suka bikin emosi daripada pembeli non-COD. Saya nggak tahu kenapa begitu.

Mereka seperti gagal paham apa itu transaksi online. Banyak di antara pembeli via COD yang seolah berpikir beli online itu seperti beli barang di pasar, bebas berubah pikiran, atau bisa seenaknya membatalkan transaksi secara sepihak.

Seperti kata William Tanuwijaya, CEO Tokopedia, bahwasanya COD adalah jenis transaksi yang tidak aman, di situ saya merasa setuju. Tapi apa daya, gara-gara “marketplace ungu” mempopulerkan COD, maka yang lain juga mau tidak mau harus ikut-ikutan.

Di satu sisi adanya fitur COD memungkinkan pembeli yang terbatas akses perbankannya bisa ikutan berbelanja online, di sisi lain ada risiko tinggi yang harus dibayar penjual kayak saya untuk melayani mereka.

Ini beberapa di antaranya.

Ngasih alamat suka nggak jelas, dikira semua orang di planet ini kenal dia

Ini hal yang cuma saya temui pada pembeli yang memilih COD, meski tidak semuanya seperti itu, tapi kejadian ini cukup sering terjadi.

Pernah saya mendapat pesanan dengan alamat cuma: Jalan Lintas Sulawesi. Sudah, gitu tok til.  Silakan bayangkan perasaan saya sebagai penjual, merasa dilematis untuk kirim atau tidak.

Belum lagi perasaan kurir yang nganter. Lama-lama bisa jadi Kogoro Mouri ini si kurir karena saking seringnya harus jadi detektif untuk cari rumah si pembeli yang ngasih alamat nggak jelas.

Ada juga yang cuma ngasih alamat: desa nganu, yang depan rumah ada pohon belimbingnya. Tanpa RT, RW, plus tanpa nomor rumah. Dikira pohon blimbing satu desa itu cuma ada di depan rumah dia aja apa yak?

Pada akhirnya sih kurir akan bekerja ekstra keras untuk menemukan si pembeli dengan alamat nggak jelas itu. Tanya sana-sini berkali-kali. Tapi plis deh, memudahkan kerjaan orang lain itu juga tindakan yang mulia juga kan, Pak, Bu, Mas, atau Dek?

Tidak menulis nama penerima

Ini banyak terjadi pada transaksi “COD si ungu”. Pembeli tidak menulis nama penerima, cuma nomor telepon saja.

Mungkin mereka pikir hal tersebut memudahkan kurir untuk menghubunginya. Padahal pada label alamat juga ada bagian nomor telepon penerima juga.

Iklan

Lucunya, kadang ada yang menulis nama penerima dengan nomor HP yang berbeda dengan nomor HP di label alamat. Yang pesen siapa, yang nerima siapa, nomor yang bisa dihubungi siapa. Beda-beda gitu semuanya.

Ini mau beli paket apa ngirim santet sih sebenarnya? Kok gaib semua gitu jadinya?

Pembeli tiba-tiba tidak mau bayar

Hal ini beragam alasannya. Misalnya sedang nggak pegang duit, belum gajian, orangnya sedang keluar rumah, nggak merasa pesan, tidak bisa dihubungi, dan lain-lain.

Yang paling ngenes saat si penerima sedang meninggal dunia. Iya, sedang meninggal sesaat si kurir mengantar paket di rumah penerima sedang ada persiapan pemakaman si penerima paket. Pernah itu saya ngalamin kejadian kayak gitu.

Kok ya bisa kebetulan banget? Hiii.

Maksa bongkar paket, tidak cocok, dan mengembalikan sembrambangan

Ini juga hal yang bikin emosi. Sudah maksa harus membongkar paket untuk cek barang, merasa tidak sesuai, lalu memilih retur. Saya pribadi tidak masalah dengan retur, tapi kebanyakan pembeli goblik seperti ini tidak punya kecakapan melakukan packing ulang.

Saya cukup sering menerima returan dari pembeli goblik seperti ini dengan kondisi packing ulang asal, barang saya jadi rusak.

Mengadu ke pihak marketplace pun percuma, mereka tidak bisa memberi solusi apapun (terlebih “CS si ungu” yang kaku banget). Paling parah? Isi paket hilang berganti diisi dengan sampah.

Pernah? Pernaaah dong.

Kadang saya juga wasap pembeli COD yang menolak pesanan. Apa alasannya? Kenapa tiba-tiba ditolak?

Sebagian membalas sebagian tidak. Dari yang membalas tersebut ada beberapa yang beralasan barang tidak sesuai deskripsi. Saat saya tanya balik bagian mana yang tidak sesuai supaya bisa jadi data dan masukan, lebih sering mereka tidak membalas.

Ada juga yang ternyata nggak membaca deksripsi dan (paling parah) judul produk. Dan ini adalah yang paling ngeselin.

Pernah ada yang bilang saya penipu karena mengirim barang yang berbeda. Si pembeli lihat gambar produk saya (ada) jam tangan, tapi kok yang dikirim kaos.

Padahal judul, deskripsi dan foto produk saya memang jualan kaos. Kebetulan saja yang difoto memakai jam tangan! Duh, dek. Tobaaaat.

Dari kejadian-kejadian di atas, saya sering merasa kasihan juga sama kurir. Mereka juga jadi pihak yang paling sering dirugikan kalau perkara kayak gini. Suka diomelin sampai muncrat ke depan muka mereka.

Hal paling sering adalah ketika pembeli COD  suka emosional memilih produk tapi nggak baca deskripsi secara komplit.

Hal ini sangat beda sama pembeli online non-COD. Mungkin karena pembeli non-COD ini langsung transfer sih, jadi bisa lebih teliti membaca keterangan produk sebelum memutuskan untuk membeli.

Kalaupun kebetulan ada kendala, pembeli non-COD kebanyakan sopan dan masih enak diajak diskusi ketimbang yang COD. Udah bayarnya belakangan, kasih alamat suka nggak jelas, suka nggak baca keterangan produk lagi.

Dari pengalaman-pengalaman tersebut, saya sih percaya Indonesia memang darurat baca, cuma daruratnya—lebih spesifik lagi; Darurat baca deskripsi jual-beli online!

BACA JUGA 3 Dosa Ultimate yang Sering Dilakukan Pembeli di Marketplace dan tulisan soal jual-beli online lainnya.

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2021 oleh

Tags: buyercodkogoro mourimarketplaceonlineseller
Yudha Alid Raharjo

Yudha Alid Raharjo

Bakul online. Tinggal di Minomartani, Sleman, Yogyakarta.

Artikel Terkait

Boosting, Zeusx, dan era baru para gamer: game bukan hanya hiburan tapi membuka akseske ekonomi digital MOJOK.CO
Kilas

Era Baru Dunia Game: Tak Lagi Semata Jadi Hiburan, Tapi Membuka Akses Ekonomi Digital 

4 Oktober 2025
Trik bikin bisnis makanan di toko online ala pebisnis Jogja agar berkembang hingga punya ratusan karyawan meski banyak saingan MOJOK.CO
Ragam

Keluar dari Perusahaan Terkenal Rintis Bisnis Makanan Online, Sukses Punya Ratusan Karyawan meski Banyak Saingan Berkat 2 Strategi

14 Agustus 2024
Saya Hidup Nyaman Berkat Tokopedia MOJOK.CO
Esai

Berjuang Membangun Toko Online Selama 2 Tahun di Tokopedia dan Kini Saya Bisa Hidup dengan Nyaman

9 Agustus 2024
jd.id tutup mojok.co
Ekonomi

JD.ID Tutup, Lalu Bagaimana Nasib Pegawai dan Aset Penggunanya?

31 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.