Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Bercita-cita Jadi Kucing Kayaknya Enak, tapi Coba Pikir-pikir Lagi

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
8 Maret 2021
A A
Dari Bolt Sampai Royal Canin, Urusan Memilih Makanan Kucing Memang Tak Pernah Bisa Sederhana mojok.co

Dari Bolt Sampai Royal Canin, Urusan Memilih Makanan Kucing Memang Tak Pernah Bisa Sederhana mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ya enak kalau jadi kucing peliharaan yang dimanjakan. Lha kalau kucing jalanan, kadang ditendang, kadang dijagal lho. Mending bercita-cita jadi Putri Tanjung aja lah, Beb,

Terutama setelah pandemi, makin banyak manusia menyadari bahwa mereka bukan makhluk hidup paling berkuasa di semesta. Telah disadari bahwa di atas manusia, tapi masih di bawah di bawah Tuhan beserta malaikat, nabi-nabi, kitab, takdir, dan hari kiamat, rupanya masih ada satu makhluk hidup lain yang bercokol. Namanya kucing.

Kucing, hewan yang dikenal sebagai hewan kesayangan Nabi Muhammad saw. saat ini mematahkan eksistensi manusia sebagai penguasa bumi. Alih-alih jadi khilafah, posisi manusia dianggap sudah berbalik jadi budak yang selalu menuruti keinginan kucing. Memang, kita tak sampai perlu meminta para ulama merembukkan konsekuensi teologis perkembangan baru ini, misal dengan mempertimbangkan Rukun Iman bertambah dari enam jadi tujuh, dengan poin ketujuh adalah iman kepada kucing. Namun, makin bertambahnya kekuasaan kucing tetap perlu diwaspadai di samping ancaman perang nuklir maupun dugaan konspirasi 5G.

Saya bahkan sudah menjadi korban dari fenomena ini. Di lingkup paling pribadi, saya menemukan bahwa pacar saya punya tiga majikan di rumahnya. Ada Azad, Igun, dan Item, dan dia seperti tergila-gila kepada mereka. Padahal saya berharap cinta gilanya itu selalu ditujukan ke saya. Namun apa daya, seekor kucing bernama Igun telah menikung saya dengan begitu kejam saat ia dengan seenaknya tidur bareng pacar saya, dicium-cium pacar saya, hingga dikasih makan setiap hari oleh pacar saya.

Di lingkup lainnya, teman-teman saya juga sama dengan pacar saya. Sembilan puluh persen teman saya mencintai kucing dan punya kucing peliharaan. Dari instastory mereka, saya melihat betapa sayangnya mereka terhadap kucing peliharaannya. Dan juga betapa kucing yang mereka pelihara sungguh sangat bossy. Mereka dimandikan, diajak bermain, dikasih makan, sampai disediakan pasir buat pup. Bahkan ketika sakit, dikasih obat puyer. Hubungannya sudah seperti majikan dengan pembantu, dan teman-teman saya itu berperan sebagai pembantu.

Saya bukan hater kucing (jaman sekarang, siapa yang berani?). Tapi saya juga bukan pencinta kucing. Saya berada di posisi tengah saja, menjadi penonton perbudakan manusia di abad ke-21. Hingga saya menemukan, ternyata di antara jutaan manusia di dunia ini, banyak sekali yang ingin jadi kucing. Ada-ada saja memang. Banyak orang beranggapan bahwa menjadi kucing sepertinya akan sangat enak, damai, dan menyenangkan. Dan cita-cita manusia modern yang kerjaannya suka rebahan selain menjadi sukses, ternyata adalah menjadi kucing.

Apakah sebegitu menyenangkannya menjadi kucing?

Kata Sigmund Freud, jadi kucing itu bermanfaat. “Waktu yang dihabiskan bersama kucing tidak pernah sia-sia,” katanya. Entah apakah Sigmund Freud benar atau itu ungkapan spontan saja karena ia juga budak kucing.

Sampai di titik ini barulah saya ingin protes. Saya kira sebaiknya kita berpikir dua kali jika punya cita-cita ingin jadi kucing. Daripada jadi kucing, masih lebih realistis jadi menantu Presiden, begitu pikir saya.

Memang, ketika melihat video-video lucu tentang kucing, tampaknya menyenangkan sekali jadi hewan ini.

Tapi coba pikir lagi. Itu hanya potongan kecil dari dunia kucing. Itu hanya sekelumit kisah bahagia dunia kucing yang terekspose. Ingin menjadi kucing karena sering menonton video lucu kucing rumahan ibarat menilai kehidupan manusia hanya dari biografi Chairul Tanjung.

Alias: dunia kucing sama dengan dunia kita, tidak melulu dipeluk dan dimanja.

Menjadi kucing itu memang enak. Dibelai, dikasih makan, dirawat, sampai dimandiin. Iya, itu kalau kucing rumahan dengan budak manusia yang baik. Akan berbeda dengan kucing-kucing jalanan di luar sana. Tidak punya rumah, tidur kedinginan, kalau panas kepanasan, kalau hujan kehujanan. Apalagi soal makanan. Tidak ada Royal Canin, yang ada sisa-sisa makanan dari orang-orang yang masih iba dengan kehadiran mereka. Syukur-syukur dikasih daging. Kalau sial, mungkin dapat tulang, mungkin juga dapat tendangan.

Menjadi kucing artinya harus siap mental dan fisik. Sebab, sewaktu-waktu bisa ditendang tanpa alasan yang jelas ketika kamu hanya lewat di kolong meja orang yang lagi makan. Padahal kamu tidak mengganggu. Kamu diusir hanya karena mereka merasa risih dengan kehadiranmu.

Iklan

Siapkah kamu menjadi kucing yang seperti itu?

Jika referensimu bercita-cita jadi kucing hanya karena melihat kucing peliharaanmu seolah tidak punya beban hidup karena kerjaannya makan, main, dan pup, kamu sebenarnya sangat naif. Kita tidak tahu apakah para kucing di luar sana bahagia dengan kehidupan mereka yang tanpa tujuan jelas. Menjadi manusia yang setiap hari kerjaannya rebahan dan jadi pengangguran saja sudah sangat menyiksa. Bisa saja lho, ketika kamu sudah jadi kucing, terus aktivitasmu begitu-begitu saja, kamu malah jadi sadar hidup tak ada maknanya sama sekali. Sejauh ini tidak ada kucing yang berani membagikan kisah mereka, jadi siapa yang tahu kalau misal mereka aslinya bosan dan malah pengin jadi manusia.

Yang ekstrem, menjadi kucing harus siap bertaruh nyawa ketika berhadapan dengan manusia-manusia kejam. Ingat kasus jagal kucing di Medan? Kasus itu gambaran bahwa dunia kucing bukan kejam doang, tapi kejam banget.

Terakhir, bayangkan apa yang kucing rasakan ketika mereka didandani aneh-aneh oleh para budak mereka? Apa yang kucing rasakan ketika para budak menamai mereka dengan nama-nama aneh? Mungkin saja para kucing itu tidak suka dengan apa yang dilakukan para budaknya. Bisa jadi mereka tertekan dan sebagian sampai kena mental breakdown. Siapa yang tahu.

Penting kiranya kita (hah, kita???) memikirkan matang-matang sebelum memutuskan bercita-cita menjadi kucing. Karena kalau dipikir-pikir, beberapa sikap manusia nggak jauh beda dengan kucing. Koruptor yang saat ditangkap masih bisa cengengesan itu mirip dengan kelakuan kucing garong.

Ketimbang benar-benar ingin menjadi kucing, sebaiknya manusia mikir kenapa segitunya pengin lari dari kenyataan sampai rela berubah jadi hewan. Nyatanya, cita-cita jadi kucing itu nggak masuk akal. Toh kamu bisa dapat semua kenikmatan ala kucing dengan, misalnya, jadi menantu Presiden. Tapi jadi menantu Presiden pun bukan cita-cita yang gampang.

BACA JUGA Komunikasi Itu Penting, Tak Terkecuali Ngobrol dengan Kucing dan esai-esai M. Farid Hermawan lainnya.

Terakhir diperbarui pada 8 Maret 2021 oleh

Tags: cita-citahewan peliharaankucing
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia. Tinggal di Kalimantan Selatan.

Artikel Terkait

cita-cita anak mojok.co
Pendidikan

Curhatan Cita-cita Anaknya ‘Dibunuh’ Guru Viral di Medsos, Dosen Asal Bantul Ini Berharap Perbaikan Kualitas Guru

24 Februari 2023
cita-cita mojok.co
Uneg-uneg

Perlukah Mewujudkan Cita-Cita agar Dapat Bahagia?

13 November 2022
Jangankan Membunuh Kucing, Jenderal Pembunuh Manusia Aja Kita Maafkan MOJOK.CO
Esai

Jangankan Membunuh Kucing, Jenderal Pembunuh Manusia Aja Kita Maafkan

19 Agustus 2022
cara merawat kucing berdasar jenisnya.
Kilas

Kiat Merawat Kucing Berdasarkan Jenisnya: Bulu Panjang, Pendek, hingga Rumahan

11 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.