Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

ASN Dipandang Boros Banget, Anggaran Perjalanan Dinas Dipotong 20 Triliun

Alexander Arie oleh Alexander Arie
25 Januari 2025
A A
‘Anak Dikasih Makan Siang Gratis, tapi Ortu Menangis’ - Curhatan Para Pekerja yang Kena PHK Akibat Efisiensi Anggaran Prabowo.MOJOK.CO

Ilustrasi - ‘Anak Dikasih Makan Siang Gratis, tapi Ortu Menangis’ - Curhatan Para Pekerja yang Kena PHK Akibat Efisiensi Anggaran Prabowo (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Prabowo akan memangkas anggaran perjalanan dinas ASN hingga Rp20 triliun. Inilah yang akan terjadi ketika instruksi Presiden itu mulai berlaku.

Pemangkasan anggaran perjalanan dinas ASN kembali menghangat. Hal ini seiring dengan turunnya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025. Bapak Presiden Prabowo menyebut bahwa pemangkasan 50% anggaran perjalanan dinas dapat menghemat hingga Rp20 triliun.

Angka Rp20 triliun jelas fantastis. Nilai segitu pernah disebut oleh Menteri HAM sebagai kebutuhan kementerian. Angka Rp20 triliun juga jauh di atas anggaran banyak Kementerian/Lembaga. Misalnya seperti Badan Pusat Statistik (4,6 triliun), Kementerian Perindustrian (2,5 triliun), Badan Narkotika Nasional (2,4 triliun), hingga Perpustakaan Nasional (721 miliar).

Anggaran perjalanan dinas ASN memang urusan sensitif

Urusan ASN dan perjalanan dinas itu memang sensitif untuk netizen yang budiman. Citra perjalanan dinas ASN itu kayaknya buruk benar. Sepertinya semua perjalanan dinas itu adalah ke Bali atau Lombok untuk kegiatan yang tidak benar-benar berguna.

Di sisi lain, perjalanan pegawai Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Ambon ke Pulau Buru juga merupakan perjalanan dinas. Perginya pegawai Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kalimantan Tengah dari Palangkaraya ke Kabupaten Katingan pun termasuk perjalanan dinas. Perjalanan pegawai Kantor Pertanahan di Kepulauan Sangihe ke Kota Manado tergolong perjalanan dinas pula.

Mungkin ada baiknya kita mengupas soal komposisi biaya perjalanan dinas itu. Tujuannya untuk memberi gambaran perihal aliran uang yang sering dianggap “dimakan” sama ASN semua itu.

Aturan umumnya adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39 Tahun 2024. Isinya tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2025. Peraturan semacam ini nongol setiap tahun sebagai landasan untuk pembayaran. 

Bongkar komponen anggaran perjalanan dinas ASN

Komponen anggaran perjalanan dinas ASN sendiri pada dasarnya terdiri dari biaya transportasi, uang harian, dan biaya penginapan. Ini untuk sesuatu yang disebut perjalanan dinas biasa. 

Ada juga yang orang sering lihat sebagai rapat di hotel itu. Komponennya uang harian paket meeting, biaya paket meeting itu sendiri, dan biaya transportasi.

Sebagai contoh, untuk anggaran perjalanan dinas ASN yang kerja di Sofifi ke Pulau Taliabu misalnya, akan memperoleh uang harian Maluku Utara sebesar Rp430.000 sehari. Kita patut mengingat bahwa ketika melakukan perjalanan dinas, ASN tidak menerima uang makan. 

Pemenuhan uang makan dialokasikan dari uang harian ini. Transportasi di dalam kota tujuan untuk perjalanan dinas juga masuk ke bagian ini, termasuk dalam hotel ke lokasi kegiatan dan sebaliknya.

Oya, saya perlu menggaris bawahi contoh perjalanan Sofifi ke Taliabu ini karena pernah memperoleh kisah dari pegawai suatu instansi vertikal. Jika mereka dari ibu kota Maluku Utara mau ke Pulau Taliabu untuk melakukan tugas, harus lewat Banggai alias mlipir ke Sulawesi Tengah dulu.

Sederhananya, uang beberapa ratus ribu yang disebut di atas bukan uang yang dibawa pulang ASN. Banyak kisah, terutama di tempat-tempat yang membutuhkan transportasi mahal di dalam kabupaten, mengarah pada nomboknya anggaran perjalanan dinas ASN.

Sesuai ongkos

Adapun untuk komponen transportasi, semuanya bersifat at cost atau sesuai ongkos. Nah, uang pada elemen ini tentu langsung masuk ke maskapai, bus, sewa mobil, taksi, hingga kapal. 

Iklan

Demikian pula dengan komponen penginapan. Pemerintah membayar langsung ke penyedia penginapan. Jadi, misalnya untuk golongan ASN umbi-umbian yang menginap di Pulau Taliabu, batas maksimal biaya penginapannya adalah Rp654 ribu per malam dan seluruhnya langsung ke hotel. Kalau harganya Rp300 ribu, ya bukan berarti mereka akan dapat selisihnya.

Kemudian kita masuk ke paket meeting. Ada komponen uang harian fullboard yang mencakup makan siang, makan malam, penginapan, dan makan pagi hari berikutnya. 

Misal kita ke Bali ikut acara dan kita adalah ASN umbi-umbian, harga maksimal yang kita bayar ke hotel adalah Rp1.419.000. Semuanya dibayar ke hotel. Di samping itu ada yang disebut uang harian fullboard senilai Rp130.000.

Simulasi

Supaya lebih sederhana, mari kita simulasikan anggaran perjalanan dinas ASN dari Jakarta. Misal, rumahnya di Pondok Rajeg dan mau ke Bali untuk mengikuti rapat di hotel. Karena anggaran perjalanan dinas ASN terbatas, maka dia tidak bisa berangkat sehari sebelumnya serta harus penerbangan pagi buta.

Subuh, dia jalan dari Depok ke Cengkareng dan habis ongkos taksi sekitar Rp320 ribu. Nah, standar biaya menyebut bahwa batas maksimal taksi Jakarta kalau berangkat tidak dari kantor adalah Rp256 ribu. Artinya, di pagi hari yang belum tentu indah itu dia sudah nombok Rp64 ribu.

Tiket pesawat senilai Rp3.262.000 PP tentu menjadi hak maskapai. Sesampainya di Bali, dia naik taksi menuju lokasi kegiatan. Batas atasnya adalah Rp243 ribu dan sebutlah dia habis Rp200 ribu. Kemudian dia ikut acara dan memperoleh uang harian Rp130 ribu selama 3 hari.

Berapa yang dibawa pulang?

Dengan kondisi tersebut, untuk membiayai satu umbi-umbian, negara telah menghabiskan Rp3.262.000. Uang ini mengalir ke maskapai atas jasa transportasi yang diberikan, Rp256 ribu kali 2 untuk perusahaan taksi guna membayar transportasi dari dan ke bandara Cengkareng, Rp200 ribu kali 2 untuk taksi bandara di Bali, Rp1.419.000 kali 2 malam kegiatan yang tentu dibayarkan ke hotel, serta 3 kali Rp130 ribu untuk uang harian fullboard.

Total jenderal, negara membuat anggaran perjalanan dinas ASN senilai Rp7.402.000 untuk mengongkosi seonggok umbi-umbian dari Jakarta ke Bali guna melakoni rapat di hotel selama 3 hari 2 malam. Angka ini tentu berbeda seiring naiknya level dari pelaku perjalanan dinas. Semakin pejabat, semakin mahal.

Dari Rp7 juta itu, berapa yang masuk ke kocek si umbi sebagai uang tunai? Rp390 ribu rupiah alias 5% saja. Kalau menghitung dia nombok sekitar Rp64 ribu dikali 2, berarti dalam 3 hari ke Bali dia berhasil membawa pulang uang tambahan sejumlah 262 ribu rupiah. 

Tidak bisa menikmati perjalanan dinas 

Anggaran perjalanan dinas ASN semacam ini memang lazim. Waktu saya masih kerja di pabrik obat juga ada uang pegangan dari kantor.

Secara proporsional, uang paling banyak mengalir ke maskapai, hotel, dan perusahaan taksi. Artinya, yang paling mungkin akan terdampak pada efisiensi anggaran perjalanan dinas ASN adalah ketiga sektor ini. Sejauh saya mengenal beberapa orang ASN, perjalanan dinas bukan lagi hal yang mereka nikmati dengan berbagai alasan.

Satu kisah yang pernah saya dengar adalah adanya fullboard di Bali sampai Sabtu. Waktu itu, uang harian fullboard masih sekitar Rp150-Rp160 ribu sehari. 

Nah, dia adalah tipe keluarga yang tidak punya pengasuh menginap dan kebetulan pasangannya juga bekerja di kala Sabtu. Jadilah mereka harus melemburkan pengasuh balik-hari dengan harga Rp170 ribu. Lagi-lagi nombok.

Percayalah, perjalanan dinas tampak cuan besar itu dampak dari pola lama. Saya ingat pernah bertugas di daerah Nias dan bersua orang di salah satu dinas pada 2008. 

Saat itu, dia bercerita soal boarding pass Garuda tapi naik Mandala serta menginap di tempat yang murah demi mencari (((sisa penderitaan))). Publik kebanyakan masih berpikir soal pola lumpsum ketika diberikan sekian juta lalu bisa ada sisanya. Padahal, di era at cost alias sesuai tagihan, suasananya sudah jauh sekali berbeda.

Kita memang tidak bisa memungkiri masih banyak fraud di anggaran perjalanan dinas ASN. Tiga orang datang membawa lebih dari 3 Surat Perintah Perjalanan Dinas alias SPPD adalah hal yang masih terjadi. Model begini memang bikin resah para pegawai yang perjalanannya benar-benar capek.

Ngomong-ngomong, sekitar 10 tahun silam, ada pembatasan rapat di hotel oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Kebijakannya lantas tidak bertahan lama karena ternyata ada elemen yang berteriak…

… dan kebetulan yang berteriak bukanlah para pegawai negeri itu.

Penulis: Alexander Arie Sadhar

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 8 Dosa Besar PNS ketika Melakukan Perjalanan Dinas dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2025 oleh

Tags: anggaran perjalanan dinas ASNASNperjalanan dinasperjalanan dinas ASNprabowo
Alexander Arie

Alexander Arie

Universitas Indonesia. Tinggal di Jakarta. Asli Bukittinggi.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Sisi Gelap PTN yang Bikin Dosen Menderita. MOJOK.CO
Mendalam

Sisi Gelap PTN yang Bikin Dosen Menderita, Sibuk Mengejar Akreditasi tapi Kesejahteraan Dosen Jauh Panggang dari Api

21 November 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
PPPK Paruh Waktu, honorer.MOJOK.CO
Ragam

Beban Kerja PPPK Paruh Waktu Mirip ASN, tapi Standard Gaji Honorer: Nasib Guru Muda Makin Tak Jelas

13 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.