Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Alumni UI Gaji 8 Juta, Alumni UGM Gaji 800 Ribu sih Cucok aja

Iqbal Aji Daryono oleh Iqbal Aji Daryono
28 Juli 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Memang apa enaknya gaji pertama langsung 8 juta gitu? Alumni UGM dong. Semua oke aja, yang penting ada yang menggaji. Itu.

Saya agak kaget melihat respons publik (terutama publik Kagama alias para mantan mahasiswa Universitas Gadjah Mada) yang lumayan berisik setelah membaca insta story saya. Kaget-kaget perih.

Sebab saya jadi tahu bahwa ternyata memang banyak alumni UGM yang memulai kerja dengan gaji tak seberapa. Tapi dari situ kelihatanlah bahwa mereka memang tahan banting dan tak gampang ditaklukkan. Ehem.

Ceritanya tentu kalian sudah tahu. Ada anak lulusan UI pasang story yang menggoncang jagat ketenagakerjaan Indonesia lewat patokan gaji 8 juta. Dia nulis begini.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Geqi Moyode (@geqimoyode) pada 25 Jul 2019 jam 7:04 PDT


Ketimbang ikut rewel membuli si adek fresh graduate itu, saya bales aja pakai nostalgia kejayaan masa lalu.


Punya gaji 800 ribu di tahun segitu memang nggak miskin-miskin amat. Tapi tetap saja saya dengar kawan lain di Jakarta dan di sana masuk kerja pertama sudah dapat 2,5 juta, atau minimal 1,5 gitu.

Angka gaji 800 ribu untuk seorang lulusan PTN ternama jadi sesuatu yang selalu membuat saya menutup-nutupinya dalam berbagai kesempatan interaksi sosial. Hehe. Apalagi tempat kerja saya waktu itu di Klaten, kota sepi yang nyaris tidak pernah terlintas dalam imajinasi karier para pemuda Indonesia.

Tapi ngomong-ngomong, apa enaknya sih gaji pertama ujug-ujug langsung gede?

Gini lho maksud saya. Dengan gaji 800 ribu per bulan, saya merasa tumbuh jadi lelaki pemberani. Sumpah. Sebab hanya bermodal angka segitu, saya mampu datang dengan gagah ke hadapan seorang pria yang belakangan meng-ACC saya jadi menantunya.

Normalnya, seorang bapak akan bertanya-tanya, “Eh berani-beraninya, mang kamu mau kasih makan apa ke anak saya?”

Tapi buat alumni UGM, pengajuan diri jadi menantu itu bukan cuma urusan makan, Bung! Ini urusan yang jauh lebih fundamental: ke-per-ca-ya-an-di-ri!

Iklan

Percuma lulus dari UGM kalau untuk menghadapi hidup melulu mau enyak-enyaknya aja. Mending nggak usah lulus sekalian deh. Ingat, UGM itu Universitas Gadjah Mada, dan Mahapatih Gajah Mada itu sampai rela nggak makan buah palapa sebelum terpenuhi sumpahnya! (Saya juga nggak tahu sih apa enaknya buah palapa. Tapi kayaknya enak banget gitu, nggak kalah sama buah khuldi. Lha itu buktinya sampe dibikin sumpah segala.)

Nah, coba anak UI yang minta gaji 8 juta itu tadi disuruh melamar anak gadis orang pakai gaji 800 ribu. Atau kalau dikurskan sekarang ya kira-kira 3 juta lah. Pasti model-model dia bakalan berpikir puanjaaaang, nunggu sampai gaji naik dulu jadi minimal 5 juta, barulah berani apply.

Eh, sori, sori. Nunggu 5 juta gimana? Dikasih gaji 8 juta aja ogah gitu kok. Jadi kira-kira minta berapa? Sekitar 15 juta? Itu baru buat dirinya sendiri. Trus dia berani apply anak orang di kisaran gaji berapa emangnya? Mungkin 25 juta baru berani lamaran? Trus nunggu berapa tahun lagi, Dek?

Di situlah terpampang ayat Tuhan yang sangat nyata, bahwa gaji kecil alumni UGM itu bukan melulu urusan laku dan nggak laku di bursa kerja bergaji besar. Ia justru adalah sarana penempaan diri untuk pembuktian sebagai manusia bermental baja.

Hidup tak bisa muter-muter terus di pertimbangan demi pertimbangan, ketakutan demi ketakutan, kecemasan demi kecemasan. Hidup adalah juga urusan kenekatan!

Itu baru satu hal. Ada hal lain yang lebih jelas lagi, yaitu tentang relativitas kebahagiaan.

Gaji gede itu manis, itu sudah pasti. Apalagi gaji 8 juta ke atas. Tapi orang kenal rasa manis ya karena pernah merasakan pahit. Kalau sedari awal lulus kuliah hidup Anda sudah berisi manis dan manis saja, lalu kapan sampeyan tahu bahwa yang manis itu manis?

Saya ingat, dengan gaji 800 ribu waktu itu, saya dan istri baru saya (ya waktu itu kan memang masih baru ya) ngontrak kamar kos kecil di belakang Sheraton. Maka bisa kamu bayangkan, ketika gaji pelan-pelan naik jadi 1 juta, masya Allah indahnya.

Lebih indah lagi waktu kami bisa beli kulkas sekaligus belanja isinya. Kami tiba-tiba merasa jadi manten anyar yang paling sakses dan paling samara se-DIY dan sekitarnya.

Sekarang coba tanya anak UI itu. Sebahagia apa dia pas bisa beli kulkas?

Jelas untuk seorang penolak gaji 8 juta, bisa beli kulkas sama sekali bukan prestasi penting dalam kehidupan. Jadi kemungkinan paling besar adalah dia harus nunggu tabungan ngumpul 450 juta dulu, beli mobil agak mewah, barulah dengan mobil mewah itu dia merasa lumayan bahagia.

Jadi, dari sini dapat diambil satu kesimpulan paling ilmiah: selain lebih tabah dalam menghadapi hidup, alumni UGM juga lebih gampang bahagia karena patokan gajinya itu.

Catat itu, Pak Marioooo!

Terakhir diperbarui pada 28 Juli 2019 oleh

Tags: #gaji8jutagaji 8 jutaUGMui
Iqbal Aji Daryono

Iqbal Aji Daryono

Penulis dari Bantul. Lulusan Sastra Jepang, UGM.

Artikel Terkait

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO
Kampus

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co
Kilas

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Dari Pakistan, Menemukan Cinta di Universitas Sanata Dharma MOJOK.CO
Esai

Kisah Seorang Pengelana dari Pakistan yang Menemukan Indahnya Toleransi di Universitas Sanata Dharma

19 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.