Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Akhir Antiklimaks Drama Saracen

Rizky Dwinanto oleh Rizky Dwinanto
9 April 2018
A A
OTT-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Akhir drama Saracen di pengadilan menghancurkan semua imajinasi kita tentang sebuah “pabrik hoax raksasa”.

Berbeda dengan kata klimaks, kata antiklimaks ternyata bisa ditemukan padanannya dalam berbagai bahasa daerah.

Di pertunjukan ketoprak Semarangan, antiklimaks disebut dengan kata majemuk mak kluthik. Di pertunjukan panggung di Surabaya, mereka menyebutnya nggléthék. Kalau di warung kopi Malangan, mereka menyebut dengan kata njekéthék. Sedangkan di warung angkringan dan panggung Srimulat Solo, mereka menyebutnya dengan kata taek… taek dengan lafal e dipanjangkan tiga ketukan.

Arti kata klimaks untuk penggemar bola berarti final Liga Champion, untuk penggemar novel Enny Arrow dan Nick Carter berarti kepuasan orgasme seksual. Sedangkan kata antiklimaks tidak tepat untuk diartikan sebagai babak penyisihan Liga Eropa. Juga sulit dimaknai sebagai ejakulasi dini. Tetapi, kata antiklimaks biasa digunakan untuk ending drama yang mengejutkan pemirsa. Ending yang mengejutkan nan mengecewakan.

Kembali lagi ke bahasa daerah, untuk menunjukkan kekecewaan, di tempat saya biasa digunakan kata tiwas. Contohnya, “Tiwas aku ngoyo, jebul hasile mak kluthik.” Coba yang memahami artinya, tolong terjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Contoh teraktual penggunaan kata antiklimaks adalah berakhirnya drama Saracen yang sempat menghebohkan jagat medsos beberapa waktu yang lalu.

Iklan

Dimulai dari narasi-narasi puluhan ribu akun anonim sebagai anggotanya, ratusan juta hingga miliaran rupiah aliran duit dan penyandang dana, pabrik produsen hoax, skill mumpuni penjebol password Facebook, puluhan PC dan ratusan SIM card. Penonton drama membayangkan disuguhi kisah perpaduan kerja tim hacker lintas benua yang berkolaborasi dengan tim Cambridge Analytica. Big wow, kan? Penonton dibuat memiliki ekspektasi yang wow juga.

Lalu, tiba-tiba saja semua narasi itu menghilang dari pertimbangan vonis hakim. Dari poin-poin yang bombastis tiba-tiba menjadi klêwussss plêthês. Para penonton benar-benar dibuat kecewa berat dengan endingnya.

Setelah sebelumnya Asma Dewi dihukum penjara karena mengetik kata “edun”, sekarang sang dewa hacker Jasriadi diputus bersalah dan dihukum 10 bulan karena mengakses satu (kata “juta”-nya dicoret) akun atas nama Sri Rahayu. Opo gak nggléthék kalau seperti ini ending-nya?

Tiwas (apa sih padanannya dalam bahasa Indonesia?) bersukacita menang debat, tiwas berharap sumber hoax akan musnah, tiwas adu jari sepanjang hari habiskan kuota, tiwas pemerintah sudah dianggap mengekang kebebasan, tiwas pemerintah dianggap memata-matai medsos… ternyata oh ternyata….

Jika diibaratkan drama, ini adalah pihak-pihak yang terlibat di dalamnya beserta peran mereka.

1. Hakim. Sebagai pihak yang memutuskan bersalah tidaknya dan memberi hukuman terdakwa, majelis hakim ibarat superhero yang muncul di akhir kisah.

2. Jaksa. Sebagai penyusun dakwaan, jaksa diibaratkan sebagai penulis skenario. Jika ceritanya berakhir antiklimaks, bisa jadi skenarionya masih mentah dan jalan ceritanya kurang gereget. Tapi, kok ya berani-beraninya menayangkan?

3. Terdakwa. Di dalam kisah drama, terdakwa adalah tokoh antagonis, selalu menang di depan, pasti tersungkur di belakang kisah. Kalau di drama Indosiar, biasanya diakhiri dengan meminta maaf atau bisa jadi mati ngenes terkena azab.

4. Penasihat hukum. Bisa diibaratkan sebagai pemeran pembantu tokoh antagonis. Tidak terlihat menonjol, tapi sesungguhnya punya peran yang juga penting. Kalau di drama Indosiar, biasanya peran seperti ini cuma menyesal tertunduk malu di akhir kisah.

5. Polisi. Posisinya membingungkan di drama Saracen ini, apakah sebagai sutradara, produser, atau tokoh antagonis? Setiap penonton bisa membuat interpretasi sendiri mengenai kontribusi polisi di kisah ini.

Kalau saja ini adalah drama panggung, mungkin bertebaran sandal dan tomat dilemparkan. Jika saja ini drama Indosiar berjudul “Emakku Ternyata Bukan Emakku”, mungkin bisa dengan membuang channel Indosiar dari TV atau paling ekstrem, dengan membanting TV-nya.

Masalahnya, ini adalah drama panggung nyata di depan kita. Selain berdebat mencari kambing hitam, apa lagi yang bisa kita lakukan? Menuding hakimnya masuk angin, partisan, dan kurang inisiatif menggali informasi, misalnya. Atau jaksanya kurang cermat menyusun dakwaan dan kurang cekatan mencari bukti. Bisa jadi terdakwa memang penipu dan pembohong besar. Mungkin juga penasihat hukum yang culas menjual keselamatan negara. Atau polisinya yang… maaf, jangan lanjutkan kalau tak ingin ada kasus Asma Dewi season ke-2.

Penonton lain silakan lanjutkan debat mencari kambing hitamnya, saya sendiri saat ini hanya punya satu keinginan: Tolong ganti duit pulsa yang dulu saya pakai semingguan hanya untuk debat Saracen. Silakan hakim, jaksa, terdakwa, penasihat hukum, dan polisinya berlima urunan.

Eh, ada yang berbisik pada saya, “Mas, apakah ini yang disebut hoax membangun?”

“Bukan, Dik, ini cuma drama ludrukan kok.”

Terakhir diperbarui pada 9 April 2018 oleh

Tags: asma dewiendinghackerjasriadimcaPengadilanSaracen
Iklan
Rizky Dwinanto

Rizky Dwinanto

Artikel Terkait

situs fib ugm diretas mojok.co
Pendidikan

Situs FIB UGM Sempat Diretas Hacker yang Mengirim Pesan Soal Jual Beli Konten Seksual

24 Oktober 2022
peretasan jurnalis mojok.co
Kilas

Peretasan Terhadap Jurnalis dan Aktivis Punya Pola yang Sama

27 September 2022
peretasan narasi mojok.co
Kilas

Kronologi Peretasan Awak Narasi, 24 Kru dan Mantan Karyawan Jadi Korban

26 September 2022
Rekam Jejak Bjorka Mojok.co
Kilas

Rekam Jejak Bjorka, Bocorkan Data Pemerintah hingga Siap Meretas Pertamina

12 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hormat dan patuh sama orang tua jadi kunci nafas panjang STARCROSS sebagai brand clothing legend Jogja MOJOK.CO

Hormat dan Patuh pada “Orang Tua”, Kunci Nafas Panjang STARCROSS sebagai Brand Legend Jogja

13 November 2025
Campus League 2025: Gol Detik Akhir yang Bawa Dahlan Muda Raih Peringkat Ketiga MOJOK.CO

Campus League 2025: Gol Detik Akhir yang Bawa Dahlan Muda Raih Peringkat Ketiga

12 November 2025
Fitbar Mojok.co

Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia

15 November 2025
futsal uny.MOJOK.CO

Satu Malam, Dua Trofi: Tim Futsal UNY Kawinkan Gelar Juara, Putra-Putri Menang Besar di Final

12 November 2025
Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Derita Mahasiswa S3 Sebelum Gila, Tertawakan Diri Sendiri Dulu

Mahasiswa S3 Tertawa di Koridor Kampus Bukan karena Bahagia, tapi Menertawakan Nasibnya Sebagai Pabrik Akademik dan Nasib Jurnal Ditolak 5 Kali

14 November 2025
Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.