20 Tahun Sumpah Serapah untuk Bapakku dari Mertuanya
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

20 Tahun Sumpah Serapah untuk Bapakku dari Mertuanya karena Kami Tinggal Serumah

Kata orang-orang, tinggal bersama mertua rasanya kayak neraka, tapi ajaibnya bapakku bisa 'survive' selama 20 tahun!

Misvi Amalia Wahyuninsih oleh Misvi Amalia Wahyuninsih
20 Desember 2021
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Bagaimana rasanya jadi anak yang tinggal di rumah mertuanya Bapak? Tiap hari harus mendengar perang dingin. Selama 20 tahun lagi.

Banyak yang mengatakan bahwa serumah dengan mertua akan menciptakan neraka dalam kehidupan pernikahan. Penyataannya itu bisa benar bisa salah. Aku sendiri tidak berhak membenarkan pernyataan itu 100 persen karena masih belum menikah, tapi aku tahu betul bahwa ada banyak masalah yang dihadapi ketika serumah dengan mertua.

Hal itu tidak lain tidak bukan karena bapakku tinggal di rumah orang tua ibuku, alias mertuanya, a.k.a kakekku. Iya, sejak aku lahir, kami sekeluarga tinggal di rumah kakek (bapaknya ibuku), yang biasa aku panggil “Abah”.

Baiklah aku tahu, ini sedikit aneh. Biasanya perempuan lah yang tinggal dengan mertua. Lah ini bapakku malah kebalik, beliau lah yang ketiban apes harus tinggal dengan mertuanya.

Waktu kecil aku pernah bertanya; kenapa bukan Ibu yang tinggal di rumah orangtua Bapak? Hanya saja, aku tak ingat betul keseluruhan jawaban Ibu waktu itu apa.

Salah satu alasan yang aku ingat, Ibu dan Bapak harus menjaga Abah karena anak-anak Abah yang lain sudah berkeluarga dan tinggal di rumah masing-masing. Praktis, dari sini kelihatan bahwa anak (dan menantu) yang mau merawat Abah secara langsung dengan rela tinggal satu rumah dengan mertua hanya bapakku saja.

Baca Juga:

menantu idaman mojok.co

Dua Kriteria Menantu Idaman di Desa Saya

13 November 2022
pekerja rumah tangga mojok.co

Para Pekerja Rumah Tangga, Kalian Memiliki Hak-Hak Ini lho

2 November 2022

Meski kalau dipikir-pikir lagi, rumah anak Abah yang lain sebenarnya hanya berjarak beberapa meter juga sih sebenarnya. Artinya, anak-anak Abah yang lain sebenarnya bisa saja ikut merawat abah. Tapi entahlah, orang dewasa mungkin selalu punya alasan dan konfliknya sendiri-sendiri.

Kata orang-orang, hanya beberapa hari tinggal dengan mertua saja rasanya sudah seperti neraka (kayak pernah ke neraka aja), tapi ajaibnya bapakku bisa survive selama 20 tahun! Iya, 20 tahun.

Kalau aku ingat-ingat lagi, rasanya aku kagum sekaligus ngeri. Bagaimanapun juga Bapak pasti telah menahan segala ego dan emosinya selama 20 tahun terakhir. Ya kalau tidak Bapak pasti sudah minggat sejak hari pertama tinggal bareng mertua.

Sama seperti kebanyakan pernikahan, aku juga melihat banyak masalah dalam pernikahan orang tuaku. Untungnya, tidak ada satu pun yang bisa membuat Bapak nekat meninggalkan Abah.

Bukan karena betah, sebenarnya Bapak pernah cerita beberapa kali bahwa dia ingin kami semua pindah dari rumah mertua, tapi entah apa yang menahannya. Entah karena khawatir kalau kami pindah itu artinya membuat Ibuku harus meninggalkan Abah sendirian, atau apa, sampai sekarang aku tak tahu pasti.

Padahal, Abah dan Bapak sama sekali tidak akur. Keduanya memang tidak pernah bertengkar secara frontal, tapi sejak aku masih kecil, aku sering mendengar Abah menggerutu bahkan sampai mengucapkan sumpah serapah. Setelah agak besar aku baru paham segala sumpah serapah itu ternyata selalu ditunjukkan untuk bapakku.

Meski Bapak selalu diam mendengar sumpah serapah itu, tapi dari gestur Bapak, aku bisa menangkap bahwa Bapak sedang ada perang dingin dengan Abah. Setidaknya, seumur hidup, aku tidak pernah melihat menantu dan mertua ini bercengkrama dengan cair. Tidak sekalipun.

Jika mereka ada di ruangan yang sama, ruangan itu akan menjadi sangat canggung, seolah-olah baru kemarin Bapak melamar Ibu. Aih, masalah orang tuaku ini memang rumit betul.

Sebagai seorang anak, kondisi seperti ini tidak menyenangkan. Tinggal di rumah mertua Bapak dengan kondisi selalu mendengar orang yang marah-marahin keluarga kami seperti itu. Benar-benar bukan kondisi ideal untuk seorang anak.

Meski begitu, bukan berarti kondisi Ibu lebih baik walaupun tinggal di rumah orang tuanya sendiri. Posisi Ibu selalu jadi serba-salah.

Ibuku harus pintar-pintar menempatkan diri sebagai anak dan istri. Setiap hari, Ibu harus siap jadi tempat Bapak mengeluh tentang Abah, plus jadi orang yang sering pula kena semprot Abah. Terutama kalau Abah lagi sebal sama menantunya itu.

Nah, sialnya karena aku anak pertama, aku jadi sering kena getahnya. Aku adalah cucu yang paling sering dimarahi Abah. Apapun bisa jadi masalah. Seolah kemarahan Abah ke Bapak selalu diwariskan ke aku.

Pernah suatu ketika Bapak sedang tidak bekerja dan dia masih tidur-tiduran di siang hari, Abah bisa-bisanya bilang begini kepadaku, “Hees teh deket ka maot, jelema nu hees wae moal manggih rizki ti pangeran. Mun sia hayang hees wae sok ulah cicing diimah aing.” (Tidur itu dekat kepada kematian, orang yang tidur terus tidak akan mendapat rezeki dari Tuhan. Kalau kamu mau tidur terus, jangan tinggal di rumah saya).

Jika disampaikan dengan nada yang lemah lembut tentu itu akan jadi nasihat yang baik, masalahnya Abah berkata dengan nada yang sangat tajam dan keras. Aku pun jadi ikut gemeteran karena tak mampu membantah atau berkata apapun.

Iya, sama seperti Bapak, aku juga hanya bisa diam jika Abah sedang kambuh mengeluarkan sumpah serapah seperti itu. Padahal itu keluar dari mulut mertua ke menantu, hanya saja kerap kali arah kemarahan itu juga ditujukan ke aku.

Di berbagai kesempatan, Abah alias mertua Bapak pun tak segan secara frontal mengusir kami. Seperti saat Abah tidak menemukan makanan di rumah.

“Geura narindak sia, ngontrak ke rek kumaha terserah. Aing onam eweh saria ge moal kalaparan.” (Cepat pergi kalian, mau ngontrak atau gimana, terserah. Saya tidak akan kelaparan kok meskipun kalian tidak ada).

Kalimat itu sudah sering aku dengar. Tabiat Abah memang seperti itu sejak aku kecil. Meski sudah terbiasa, tapi tetap saja aku merasa sedih dan selalu sakit hati tiap mendengarnya. Aku memang kerap mencoba maklum karena Abah sudah tua, tapi itu jelas berat sekali kalau harus mendengar sumpah serapah seperti itu hampir setiap hari.

Aku tidak tahu siapa yang salah. Tapi dari sudut pandang Abah, aku menangkap bahwa sebagai mertua, dia mungkin kecewa dengan Bapak karena belum bisa memberikan kehidupan yang baik untukku dan Ibu. Hal itu sama sekali tidak salah mengingat kami memang hidup pas-pasan (untuk tidak menyebutnya miskin).

Abah juga sebenarnya orang yang baik, rajin bersedekah, suka memberikan kami hadiah, dan senang bercerita pada cucu-cucunya. Tentu dengan catatan dia tidak sedang kesal pada menantunya, alias bapakku.

Sementara Bapak, aku tahu betul dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membahagiakan kami meski hasilnya belum memuaskan. Problemnya, sumpah serapah yang diucapkan bapak mertua makin hari malah makin malah membuat Bapak tambah putus asa.

Sebagai anak, aku sebenarnya hanya menginginkan rumah yang adem ayem dan cair. Rasanya pasti sangat menyenangkan jika bisa melihat Bapak dan Abah bercengkerama sambil sesekali melempar jokes bapack-bapack, lalu aku cekikikan di antara mereka berdua.

Sayangnya, hal itu tidak akan tidak pernah terjadi karena Abah telah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Iya, bapak mertua bapakku telah meninggalkan kami semua. Meninggalkan pelajaran penting bagiku, bahwa kalau kelak aku nanti menikah: jangan sekalipun berpikir untuk tinggal bareng-bareng dengan mertua.

Sebab, sudah seumur hidup aku merasakannya meski itu bukan bapak mertuaku sendiri, dan aku tidak ingin merasakannya lagi di sisa umurku nanti.

BACA JUGA Dugaan Penelantaran Orang Tua ke Panti Jompo Memang Perlu Dilihat dari Dua Sisi dan ESAI lainnya.

Terakhir diperbarui pada 20 Desember 2021 oleh

Tags: jokes bapak-bapakmenantumertuarumah tanggatinggal serumah
Misvi Amalia Wahyuninsih

Misvi Amalia Wahyuninsih

Mahasiswa baru. Tinggal di Depok.

Artikel Terkait

menantu idaman mojok.co
Uneg-uneg

Dua Kriteria Menantu Idaman di Desa Saya

13 November 2022
pekerja rumah tangga mojok.co
Hukum

Para Pekerja Rumah Tangga, Kalian Memiliki Hak-Hak Ini lho

2 November 2022
3 Saran untuk Coach Hafidin Agar Mentoring Poligami Diterima Masyarakat
Esai

3 Saran untuk Coach Hafidin Agar Mentoring Poligami Diterima Masyarakat

26 November 2021
ilustrasi Teflon Antilengket Bukan Cuma yang Hitam, Ada Bahan Marble dan Granit yang Mahal Banget mojok.co
Pojokan

Teflon Antilengket Bukan Cuma yang Hitam, Ada Bahan Marble dan Granit yang Mahal Banget

10 November 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ilustrasi Ade Rai Hanya Butuh 2 Menit untuk Jelaskan Pentingnya Olahraga sebagai Diet Sehat mojok.co

Ade Rai Hanya Butuh 2 Menit untuk Jelaskan Pentingnya Olahraga sebagai Diet Sehat

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
20 Tahun Sumpah Serapah untuk Bapakku dari Mertuanya karena Kami Tinggal Serumah

20 Tahun Sumpah Serapah untuk Bapakku dari Mertuanya karena Kami Tinggal Serumah

20 Desember 2021
5 Jurusan yang Lulusannya Paling Dicari Perusahaan

5 Jurusan yang Lulusannya Paling Dicari Perusahaan

27 Maret 2023
unpad mojok.co

10 Jurusan Tersepi di UNPAD yang Pendaftarnya Hanya Ratusan

27 Maret 2023
perguruan tinggi muhammadiyah mojok.co

5 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Terbaik di Indonesia

25 Maret 2023
kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
kampus bumn mojok.co

9 Kampus Milik BUMN di Indonesia, Prospek Lulusannya Bisa Kerja di Perusahaan Plat Merah

29 Maret 2023

Terbaru

Ibadah Sastra dan Cinta Ala Jalaluddin Rumi di Pesantren Maulana Rumi

Ibadah Sastra dan Cinta Ala Jalaluddin Rumi di Pesantren Maulana Rumi

31 Maret 2023
piala dunia u-20 mojok.co

Jogja Gagal Dapat Limpahan Wisatawan Akibat Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

31 Maret 2023
da 29 Menu Nusanatara di Masjid Syuhada, Buka Puasa Serasa Keliling Indonesia. MOJOK.CO

Ada 29 Menu Nusantara di Masjid Syuhada, Buka Puasa Serasa Keliling Indonesia

31 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka April 2023, Cek Kuotanya!

31 Maret 2023
koruptor

Hadeh! Pasutri Tersandung Korupsi, Duitnya Buat Bayar Lembaga Survei dan Modal Politik

31 Maret 2023
6 juta data pemilih tidak memenuhi syarat

Daftar Pemilih Belum Beres, Lebih dari 6 Juta Pemilih Tidak Memenuhi Syarat

31 Maret 2023
perguruan tinggi islam mojok.co

7 Perguruan Tinggi Islam Terbaik di Indonesia

31 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In