Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Cinta yang Berganti Sesuai Perubahan Honda CR-V

Edi AH Iyubenu oleh Edi AH Iyubenu
2 Agustus 2017
A A
170802 OTOMOJOK CRV

170802 OTOMOJOK CRV

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tahun 2008, saat masih kaya, saya jatuh hati pada Honda CR-V generasi kedua. CR-V yang bentuknya sudah nggak boxy banget. Dimulailah driving experience saya bersama SUV hitam besutan Honda tersebut—setelah sebelumnya kenyang menunggangi Accord Cielo, Kijang Krista, lalu Innova generasi pertama yang seliter bensinnya hanya cukup menempuh jarak 10 tiang listrik.

Hari demi hari, cinta saya tumbuh sangat pesat pada CR-V ini. Sungguh-sungguh cinta, ke mana-mana selalu pakai si body macho ini. Mobil-mobil lain teranaktirikan, paling-paling hanya saya panaskan di garasi dua atau tiga hari sekali.

CR-V is the best, begitu ceramah saya kepada orang-orang yang saya kenal kemudian. “Saya takkan pernah mejualnya!” tekad saya dalam hati.

Powernya yahud, akselerasinya maut, handling-nya meyakinkan, dan penampilannya laki banget. CR-V memenuhi segala ekspektasi saya terhadap sebuah mobil, saat itu ….

Setelah dua tahun, cinta saya pada CR-V hitam pertama itu semakin membara tetapi sekaligus semakin mendekati ajalnya. CR-V hitam yang telah saya lengkapi sound system seharga hampir 30 jutaan itu harus mencucurkan air matanya ketika sebuah SMS (belum ada Wasap) melindap ke HP saya di tahun 2010. Dari orang dealer Honda Janti!

Saya segera berangkat ke dealer Honda untuk menyaksikan tongkrongan idaman baru, New CR-V. Benar-benar berubah total CR-V kali ini. Dari berbentuk ala jeep jadi membulat macam busur. Dari gaya macho ala bad boy jadi gaya eksekutif yang rada genit. Benar-benar berbeda jauh dari CR-V cinta pertama saya yang terparkir di halaman. Tidak hanya eksterior dan interiornya, bahkan jeroan mesinnya. Major change. Lahir-batin!

Tercampakkanlah CR-V hitam itu, digantikan CR-V putih baru. Hanya dalam waktu inden sekira satu bulan. Bye-bye, Blacky ….

Pengalaman mengendarai CR-V sebelumnya, yang pernah saya tekadkan takkan pernah saya jual, terlunasi penuh oleh realisme-magis CR-V putih ini. Tak ada satu pun yang patut dikeluhkan. Benar-benar perfecto!

Kalaupun ada yang mengganjal, itu soal sound bawaannya saja yang memang terlampau sudra untuk ukuran New CR-V. Tapi, bagi cinta yang membara, permaafan selalu ada, kan? Satu iyig takkan membuat hati berpaling, kok. Lagian, solusinya juga sederhana: upgrade. Maka, lagi-lagi, saya “sedekahkan” empat Ninja RR seken (yang kau gadang-gadang bakal memuluskanmu dapat ciwik iyig) demi menutupi satu kelemahan genetik itu.

Tak perlu waktu lama bagi saya untuk menabuh genderang tekad takkan menjual CR-V putih ini. Persis tekad lawas pada CR-V hitam yang telah diadopsikan ke seorang kawan dengan mahar persahabatan.

Jika lagi teringat CR-V hitam yang saya khianati itu, saya menyegerakan diri berpikir positif bahwa manusia yang bisa salah juga sangat bisa berubah menuju perbaikan diri. Tidaklah elok menilai seseorang dari satu kesalahannya di masa lalu untuk dijadikan definisi permanen sepanjang hidupnya. Jika tekad sebelumnya saya khianati dalam tempo tak ada dua tahun, saya yakin tekad baru pada CR-V baru ini akan abadi. Saat itu ….

Ke arah barat Jogja, atau ke timurnya, ke mana-mana, saya selalu membejek CR-V putih ini. Makin lama makin lupa saya pada kisah cinta CR-V hitam, kecuali saat mengisahkannya pada kawan-kawan perihal kelemahannya. Saya tahu itu tidak adil baginya, bagaimanapun ia pernah memberikan kenangan manis dan bahagia. Ternyata benar, ya … saat sudah ada pengganti, yang lama yang pernah diemut-emut pun enteng saja dihina-hina.

Hari demi hari pun berlalu, sampai cinta saya pada CR-V putih itu porak-poranda. Tahun 2015, Honda yang gemar ngeruketi tabungan orang mengeluarkan All New CR-V. Kembali, kejadian di masa 2010 itu berulang: tampilan baru lahir-batin, jeroan mesin pun dioprek hingga lebih tinggi sekitar 20 HP, benar-benar major change. Bentuknya jauh lebih macho dibanding generasi sebelumnya. Sudah pasti, bejekan akselerasi, handling, dan fitur-fitur iyig lainnya dibikin lebih sempurna oleh Honda. Juga harga jualnya ….

Ya, begitulah memang taktik para bakul untuk memberdayakan sumber daya fanatisme jamaahnya dengan seluas-luasnya. Mau Toyota, Honda, Nissan, Terazi Mak Ilyas, hingga 212, sama sajalah. Maklum, namanya juga bakul.

Iklan

2015, CR-V putih itu mulai jadi jablai di bawah pohon sukun di depan kantor saya. Daun-daun jatuh yang tak pernah membenci angin berserakan di sekujur tubuhnya. Debu-debu yang tak tahu arah jalan pulang makin tebal di segala sisinya. Sepasang merpati hedon mulai merencanakan sarang di atapnya. Benar-benar nahas nasib cinta yang tergulingkan oleh kudeta sesamanya, maksud saya; sesama CRV.

CR-V putih itu hanya kuasa mengusap matanya yang basah setiap menyaksikan saya lalu-lalang di hadapannya bersama All New CR-V hitam. Namanya juga masih cinta, mustahillah tiada retak rasa. Saya lalu menjualnya kepada seorang kawan dengan harga persahabatan.

Well, jika kini Anda bertanya kepada saya, SUV apa yang amat berkesan dalam hidup saya meski berkali-kali pula saya khianati, jawabannya hanyalah CR-V. Nissan X-Trail yang harganya lebih murah dan Mazda CX-5 yang harganya lebih mahal, ramashoook.

Tapi, saya belajar satu hal dari sejarah CR-V ini: sejarah ekonomi seseorang sangat menentukan sejarah cintanya. Tak usahlah kepedean bila diberi tekad “cinta selamanya” oleh seseorang, sebab sejarah ekonominya lebih perkasa untuk membuatnya berubah. Pun tak usah gelap mata bertekad mencintai seseorang seumur hidup, kondisi ekonomi teramat gahar untuk dibungkam. Ikrar cinta sejati hanya murni lakunya saat kau papa, percayalah.

Tekad cinta bisa berganti sesuai perubahan CR-V. Dan hanya Honda yang makin kaya. Bhaaa …. Suog.

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2017 oleh

Tags: All New CR-VCR-Vhonda cr-vNew CR-V
Edi AH Iyubenu

Edi AH Iyubenu

Yang punya Kafe Basabasi.

Artikel Terkait

Daihatsu Ceria Adalah Jawaban untuk Kemuraman Dunia MOJOK.CO
Otomojok

Daihatsu Ceria Adalah Jawaban untuk Kemuraman Dunia

18 Agustus 2021
Honda CR-V Transmisi Manual Adalah Mobil Spesial yang Nggak Kalah dari Innova MOJOK.CO
Otomojok

Honda CR-V Transmisi Manual Adalah Mobil Spesial yang Nggak Kalah dari Innova

12 Juli 2021
kakek-kakek jualan
Esai

Lihat Kakek-Kakek Jualan Kok Yang Muncul Rasa Iba, Ya Kagum Dong Harusnya

6 Oktober 2018
Otomojok

Mobil Megaseleb Semacam Iqbal Aji Daryono Kok Suzuki Ignis, Ganti!

25 April 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.