Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Ada Nggak MPV yang Lebih Bagus dari Toyota Innova?

Edi AH Iyubenu oleh Edi AH Iyubenu
29 Oktober 2017
A A
innova-mojok

innova-mojok

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hanya tiga kali saya membeli Innova. Begini ceritanya, dengan meniru gaya cerpen Franz Kafka dalam cerpen “Sebelas Putra”.

Innova pertama saya berwarna merah. Tubuhnya tambun, tapi tak terkesan sombong. Itu mobil second hand yang kilometernya baru dua ribuan. Jelas masih sangat kempling. Kau bisa bayangkan kening agak berkeringat Dek Nella Kharisma saat menyanyikan lagu “Kelayung-layung”. Umpama ada nyamuk yang hinggap, niscaya akan langsung kepleset saking licinnya.

Begitulah si merah itu menggantikan Kijang Krista biru yang saya pakai selama setahunan. Tenaganya jelas powerful, handling mantap, dan yang paling saya sukai ialah suara knalpotnya yang sangat garing-gurih macam bunyi kerupuk yang terinjak setelah baru saja diangkat dari penggorengan. Kriuk banget.

Sayangnya, Innova pertama ini bernasib paling malang di antara sekian banyak petualangan saya bersama berbagai jenis mobil. Saya terkaget-kaget setelah mengetahui dengan meyakinkan bahwa konsumsi BBM-nya sungguh mengharukan.

Begini gambarannya.

Kamu kenalan sama seorang perempuan yang good looking dan tanpa memerlukan perjuangan penuh drama macam kisah cinta “aku” dan Midori dalam Norwegian Wood, jadilah cewek memikat itu kamu ajak jalan-jalan. Lalu, sebagai kebaikan khas lelaki, kamu ajak dia ke sebuah restoran. Kamu memesankan menu yang banyak dan semuanya dihabiskan tanpa sisa secuil pun. Lalu lanjutlah jalan-jalanmu berkeliling Malioboro, Kusumanegara, Timoho, Babarsari, dan tepat di Seturan ia memintamu masuk ke restoran lagi.

Makan lagi!? Alamak!

Borosnya subhanallah, demikianlah “kegagalan” Innova produk awal. Saya pun melepasnya.

Sekian tahun kemudian dalam durasi yang cukup lama, setelah saya berkelana dengan pelbagai varian mobil (sekadar menyegarkan ingatanmu), dari Mercy SLK250, CR-V, Jazz, Camry, Accord, dan tentu saja MPV Alkampret berplat AB 94 RA itu, saya membeli Innova manual tipe G warna hitam. Tidak ada niatan untuk menjadikannya kendaraan pribadi. Itu saya beli barengan sejumlah unit mobil MPV lainnya untuk membuka bisnis rental mobil—belakangan bisnis ini saya tutup karena sejumlah unitnya saya hadiahkan ke sejumlah lembaga dan person. Songong? Ben!

Jelas saja saya merasa turun harkat dan martabat untuk mengemudikan mobil manual. Saya telah terlampau lama terbiasa memakai matic. Tetapi, keluhan-keluhan yang menembus ulu hati kepada Alkampret laknat itu—bikin pusing dan mual—memaksa saya untuk menggunakan Innova. Memilih pakai mobil ini cuma untuk mengakomodir jumlah anggota keluarga yang tak muat pakai CR-V atau Accord atau Camry.

Dua tiga kali perjalanan bersama keluarga menggunakan Innova hitam manual membuat saya mulai menemukan kenyamanannya. Pada dasarnya, mobil ini adalah mobil kategori MPV yang nyaman. Cocok untuk keluarga atau penumpang banyak. Dan, hal yang paling mengejutkan saya ialah tenggakan bensinnya normal belaka. Tidak sesadis yang merah dulu.

Perkaranya kini ialah saya kurang nyaman dengan manual. Ini tetap saja menjadi gangguan batin yang kadang kala hadir di dalam lelap. Tentu saja ini berlebihan.

Pikir punya pikir dalam waktu singkat saya jual Innova hitam manual itu. Saya lalu membeli Innova putih matic diesel. Mulanya saya tidak suka diesel. Suaranya pasti berisik macam mobil travel.

Mas Joko, sales Toyota langganan, meyakinkan saya bahwa varian matic bensin kurang powerful. Dia tahu benar selera saya. Ia menyarankan supaya mengambil versi diesel saja. Dijamin jos gandos powernya, begitu tegasnya.

Iklan

Saya sepakat. Innova hitam manual yang baru seumur dua bulanan itu saya jual. Begitulah. Rugi 50 jutaan. Saya selalu tergumun-gumun: mengapa setiap saya jual mobil selalu rugi tetapi para pedagang mobil selalu untung ya? Ah, sudahlah, memang hanya pikiran goblok, tetapi sungguh pula sangat tak masuk akal.

Innova diesel matic putih inilah yang terus bertahan sampai kini. Jika saya bepergian bersama keluarga dalam formasi lengkap, yang tak muat dengan mobil dua baris, pastilah Innova ini yang saya kemudikan. Selalu begitu.

Anda tahu tanjakan terjal menuju Candi Cetho Karanganyar dan Suko? Itu kurang terjal, Bro, buat tenaga diesel Innova matic ini. Iya, matic!

Sudah tiga tahunan ini Innova diesel matic putih ini menemani saya—meski tidak untuk harian. Sesekali saja jika bepergian bersama. Tak ada keluhan apa pun dari para penumpang, sebagaimana mereka rajin mengeluhkan rasa mual dan pusing saat menumpang MPV Alkampret yang syahdan mobil premium itu. Taek!

Sejujurnya, meski telah berkategori mobil keluarga yang nyaman, saya masih saja acap berpikir, apa ya mobil MPV yang lebih premium ketimbang Innova tetapi diterima dengan senang hati oleh seluruh anggota keluarga? Pastinya jangan pernah sebut Alkampret dalam model terbaru apa pun (termasuk yang sekarang bemper depannya macam gigi robot itu) karena kami telah talak tiga dengannya.

Saya tak menemukan jawabannya. Sampai saat ini Innova diesel matic adalah the best mobil gede buat jalan-jalan kompak bersama keluarga. Boleh sepakat atau tidak, tapi saya selalu mengatakan kepada teman-teman yang telah beranak pinak: “Jika suatu hari kamu punya rejeki, gantilah mobil kaleng bekas Khong Guanmu dengan Innova. Tawakal sih tawakal, tapi sekali njebluk, modar semua anggota keluargamu. Anggap saja itu ikhtiar untuk melindungi keluargamu dari njebluk kolektif dengan cara menggunakan Innova.”

Kekurangan Innova? Silakan Anda sebutkan sendiri ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Juni 2021 oleh

Tags: accordcamrymobilmpvreviewtoyota innova
Edi AH Iyubenu

Edi AH Iyubenu

Yang punya Kafe Basabasi.

Artikel Terkait

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja Mojok.co
Pojokan

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja

14 September 2025
Innova Mobil Paling Overrated, Sudah Mahal tapi Fitur-less MOJOK.CO
Otomojok

Sebenarnya, Toyota Innova itu Mobil yang Overrated: Sandal Jepit kok Pasang Harga Sampai Setengah Miliar, tapi Fitur-less

8 Agustus 2025
Innova Barong Bikin Reborn dan Zenix bak Mobil Pecundang MOJOK.CO
Otomojok

Innova Zenix Boleh Futuristik, Innova Reborn Memang Tangguh tapi Keduanya Hanya Pecundang di Depan Innova Barong Tua yang Paling Paham Kenyamanan Penumpang

25 Juni 2025
Pertama kali punya mobil pribadi. Niat pamer dan bikin panas tetangga di Pati malah jadi repot sendiri MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali Punya Mobil Pribadi buat Pamer ke Tetangga, Malah Berujung Repot Sendiri hingga Dijual Lagi

16 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.