MOJOK.CO – Dasar pernyataan Tito Karnavian soal virus Covid-19 bakal melemah ini tentu saja tidak hanya berdasar wangsit semata, melainkan berdasar dari sejarah pula.
Ada banyak nyinyiran menyasar ke Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ketika menyatakan bahwa virus corona (Covid-19) bakal melemah sendiri. Terutama pernyataan ini lumayan berbanding terbalik dengan angka positif Covid-19 yang masih belum menunjukkan gejala penurunan secara signifikan di Indonesia.
“Lalu skenario yang terakhir adalah virusnya melemah sendiri. Kita percaya virus ini dari Tuhan, dan Tuhan yang bisa menyelesaikannya,” kata Tito Karnavian.
Dasar pernyataan Tito Karnavian ini tentu saja tidak hanya berdasar wangsit semata, melainkan dari sejarah. Tito menyertakan sejarah ketika dunia dilanda pandemi flu spanyol pada medio 1918-1920. Menurut Tito hal itu terjadi karena proses herd immunity.
Proses ini terjadi secara alamiah dengan membiarkan orang-orang terinfeksi virus sampai 70 persen. Seleksi alam akan mengakibatkan virus ini menjadi kurang kuat.
“Sampai hari ini, kita alami sendiri seperti flu dan seperti penyakit biasa, antara tahun 1920 itu penyakit mematikan,” tambah Tito.
Selain soal herd immunity, penelitian soal vaksin corona sudah memasuki tahap akhir. Hal ini semakin menambah kepercayaan diri pemerintah bahwa pandemi akan mulai menurun pada Desember 2020 nanti.
“Kalau efektif bisa memunculkan antibodi. Bisa mematikan virus covid, maka setelah itu ada produksi massal. Produksi massal direncanakan Januari-Februari 2021. Harus 2/3 populasi Indonesia di vaksin,” jelas Tito.
Meski begitu, Tito berharap skenario herd immunity jangan sampai dilakukan oleh pemerintah. Ya wajar sih kalau Tito ngomong gitu, selain terkesan merupakan langkah putus asa, langkah ini juga menunjukkan pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap keselamatan rakyatnya.
Pernyataan ini lantas jadi bola salju yang menggelinding liar. Terutama karena ungkapan virus penyebab Covid-19 bakal melemah sendiri itu lumayan tricky. Soalnya sebenarnya bukan virusnya yang melemah, melainkan antibodi spesies manusia yang menguat. Ini perspektif yang tidak salah, cuma memang kurang akurat.
Namun, ketimbang nyinyirin pernyataan Tito Karnavian, kita sebaiknya juga memaklumi bahwa perspektif manusia dalam memberi penilaian itu dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman terdahulu.
Sebagai seorang mantan Kapolri yang kini berkutat dalam berbagai intrik politik dalam negeri lewat jabatan mendagri, mendelegitimasi lawan adalah cara pandang yang biasa. Barangkali Tito Karnavian memang dari dulu memang sudah sering melakukannya.
Dalam hal ini, “lawan” yang disasar adalah Covid-19. Alih-alih menggunakan narasi antibodi spesies manusia menguat, dengan mengatakan lawan semakin lemah itu juga menaikkan moral meski sedikit menurunkan kewaspadaan.
Ini mengingatkan kita bagaimana KPK dengan UU KPK-nya juga sempat diklaim akan semakin menguat, tapi pada kenyataannya justru makin melemah. Dari kasus Harun Masiku, sampai kasus Djoko Tjandra, publik diperlihatkan secara gamblang betapa lemahnya KPK versi Firli Bahuri kali ini.
Padahal, kalau kamu juga masih ingat, salah satu koar-koar para politisi saat meloloskan RUU KPK adalah karena klaim bahwa KPK akan makin kuat dengan UU barunya. Kenyataannya, dengan masalah-masalah yang mengelilingi ketua KPK sampai penanganan korupsi yang acakadul, masyarakat tak lagi berharap banyak dengan KPK yang sekarang.
Sekali lagi, dalam perspektif ini, jika kita mengikuti logika Tito saat menyatakan virus corona melemah, bisa jadi KPK saat ini memang bisa melemah, karena para koruptornya sudah tambah kuat dari satu periode ke periode yang lain.
Yah, semacam herd immunity untuk koruptor gitu. Membiarkan koruptor-koruptor tertangkap sampai puluhan persen, lalu membuat seleksi alam sehingga mengakibatkan para koruptor yang belum ketangkap makin kuat. Bahkan sampai bisa memengaruhi undang-undang.
Hm, KPK yang independent aja bisa melemah kok apalagi cuma virus Covid-19 yang “made in” Cina itu.
Bukan begitu Pak Tito?
BACA JUGA Mengenal Herd Immunity dan Risikonya yang Seram atau tulisan POJOKAN lainnya.