MOJOK.CO – FPI keluarkan maklumat yang berisi imbauan kepada umat Islam di Jakarta agar tidak turun ke jalan saat malam Natal dan malam Tahun Baru. Oke, faiyn.
Warga Jakarta patut merasa tenang saat Natal dan Tahun Baru 2020 nanti. Jika bertahun-tahun sebelumnya hampir selalu muncul kabar sweeping atribut Natal dan perayaan tahun baru, maka bisa dipastikan pada Desember 2019 hal itu tidak akan ada lagi—setidaknya untuk daerah Jakarta dan sekitarnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi sudah menegaskan kalau tidak boleh lagi ada sweeping selamat natal dan tahun baru. Bahkan pihak kepolisian pun juga sudah keluarkan pernyataan yang lumayan galak, yakni akan menindak pihak-pihak yang nekat melakukan kegiatan sweeping-sweeping begini.
Pernyataan dari pihak pemerintah ini tentu saja tidak benar-benar bikin warga tenang. Maklum, sedari dulu imbauan dari pemerintah ini tetap saja dilanggar oleh ormas-ormas tertentu. Pada kenyataannya berita mengenai insiden demi insiden saat sweeping seolah jadi pagelaran musiman.
Bahkan karena saking seringnya, hal ini dianggap sebagai sebuah rutinitas yang tak lagi mengejutkan kita sebagai warga Indonesia. Kayak udah jadi tradisi gitu. Namun, untuk tahun ini ada alasan khusus kenapa warga Jakarta patut merasa optimis kenapa keadaan bakal lebih tenang.
Hal ini bisa terjadi karena baru saja Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta mengeluarkan “Maklumat FPI DKI Jakarta Tentang Hari Natal dan Malam Tahun Baru Masehi”.
Maklumat ini berisi mengenai imbauan FPI terhadap umat muslim Jakarta agar jangan merayakan Hari Natal dan Malam Tahun Baru di jalanan karena hal itu bukan termasuk ajaran agama Islam.
“Tidak turut meramaikan dan tidak pasang petasan/kembang api serta tidak turun ke jalan pada Hari Natal dan malam Tahun Baru Masehi 2020 Masehi, karena ini bukan ajaran dari agama Islam,” tulis selebaran yang disebarkan oleh FPI ini.
Selebaran maklumat ini disebarkan secara resmi karena di sana terdapat tanda tangan dari Ketua Tanfidzi DPD FPI DKI Jakarta, Abdul Majid. Ada juga Sekretaris Tanfidzi DPD FPI DKI Jakarta, Sahid bin Yahya. Bahkan Imam DPP FPI DKI Jakarta, Muchsin bin Zaid Al-Attas. Beberapa media nasional pun sudah memberitakan mengenai isi maklumat ini.
Menurut FPI, dalam pernyataan resmi di maklumat tersebut, umat Islam tak perlu sampai turun ke jalan karena lebih baik berzikir, bersholawat, atau bermunajat saja di rumah masing-masing.
Bahkan dalam maklumat itu juga disebutkan, sebagai umat Islam yang baik, ada baiknya perayaan tahun baru dilakukan bukan pada 1 Januari tahun Masehi, tapi 1 Muharram tahun Hijriyah saja.
“Meramaikan malam tahun baru Islam setiap 1 Muharram,” tulis maklumat tersebut.
Beredarnya maklumat ini jelas menjadi oase baru bagi mereka yang ingin merayakan Natal dan malam tahun baru besok. Sebab, ketika FPI mengeluarkan pernyataan seperti itu, hal tersebut menjadi tanda bahwa anggota mereka sendiri nggak bakal ada di jalanan Jakarta sepanjang malam-malam perayaan itu.
Lah iya dong, sebagai ormas yang berisi umat Islam semua, maklumat ini sebenarnya berfungsi sebagai pengingat kepada anggota mereka sendiri.
Artinya, secara sederhana maklumat ini berisi: Kepada seluruh anggota FPI di Jakarta, dilarang untuk turun ke jalan pada saat Natal dan malam tahun baru.
Hal yang cukup disayangkan adalah, imbauan ini hanya berlaku untuk daerah Jakarta dan sekitarnya saja. Padahal, bakalan keren sekali kalau imbauan ini disebarkan juga untuk seluruh daerah di Indonesia—terutama daerah-daerah yang ada FPI-nya.
Meski begitu, langkah ini patut diapresiasi bersama. Paling tidak, warga Jakarta perlu mengapresiasi dengan cara…
…merayakannya bareng-bareng saat malam Tahun Baru nanti.
BACA JUGA FPI Malas Urus SKT, Ngabalin: Ente Nggak Tinggal di Gurun Pasir, Bung! atau tulisan Ahmad Khadafi lainnya.