Opa Pe Nama Marlon, tapi Biasa Dipanggil Maria - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Corak Mop

Opa Pe Nama Marlon, tapi Biasa Dipanggil Maria

Kristianto Galuwo oleh Kristianto Galuwo
14 Agustus 2017
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Opa Marlon dan Oma Maria pasutri yang tinggal dan menua di Dumoga. Dumoga adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara.

Mereka berdua hingga usia senja dikenal paling suka bercanda oleh warga sekitar. Meski banyak masalah, rumah tangga mereka awet. Pasutri ini memegang teguh tagline tandingan Pegadaian: mengatasi masalah dengan bercanda.

Ada banyak cerita yang beredar tentang perjalanan hidup Opa Marlon dan Oma Maria, hingga salah seorang dari mereka berpulang lebih dulu menghadap Yang Maha Kuasa. Semuanya akan dirangkum dalam enam mop berikut.

Opa Nae Kalapa


Opa meski sudah 70 tahun, raganya sehat dan jiwanya sentosa. Suatu hari Oma ingin sekali minum air kelapa muda. Oma lalu meminta Opa memanjat pohon kelapa setinggi tiang listrik di samping rumah. Tentu saja Opa tidak bisa menolak. Tidak ada anak atau cucu pula di rumah yang bisa disuruh, semuanya telah hidup masing-masing.

Baca Juga:

Bendera Indonesia Terbalik dan Burung Garuda yang Dimakan

Yakob Mencuri Jambu Bersama Bapaknya

Berkat Jokowi, Penghuni Kompleks Kopassus Tak Buang Sampah Sembarangan

“Hati-hati mo ciri,” kata Oma.

“Jangan pandang enteng, biar tua bagini mar Opa masih kuat bapanjat. Apalagi bapanjat pa Oma,” canda Opa.

Oma tertawa mendengar pernyataan bodoh Opa barusan meski dalam hatinya tetap khawatir. Apalagi melihat celana Opa kedodoran saat memanjat.

“Eh, Opa! Ngana pe calana somo ta lucur. Ngana pe bolpoin so mo kaluar!” teriak Oma.

“Bekeng kage jo ngana ini. Ndak lama kita turung kong coret-coret pa ngana deng ni bolpoin!” sahut Opa.

Oma yang merasa diserang balik, membalas, “Stel le ngana. Tinta so kering le!”

Opa Minta Susu

Karena ada urusan mendadak, Opa harus berangkat ke Kota Kotamobagu. Opa ketika itu naik mikrolet.

Di dalam mikrolet, di sebelah Opa ada seorang ibu yang sedang menyusui anaknya.

“Capat jo basusu. Kalo ndak Mama’ mo kase pa Opa di sabalah,” bujuk ibu itu.

Tapi anak itu tetap enggan menyusu.

“Oh, kase biar, Mama’ so mo kase pa Opa jo,” ancam ibu itu.

Wajah Opa memerah. Rambut peraknya seakan ikut tersemir menjadi merah. Jantung Opa deg-degan, sebab sebentar lagi mikrolet akan memasuki kota, tapi ibu dan anak itu masih terlibat adu tolak-bujuk.

Saking tidak tahannya, akhirnya Opa bersuara, “Maaf, Ibu, coba cepat ambil keputusan ne. Soalnya Opa so mo turung ini.”

Lubang Buaya


Suatu hari Opa ketahuan selingkuh. Di hape Opa ada beberapa SMS dari selingkuhannya yang luput dihapus. Oma membacanya saat Opa terlelap.

Oma akhirnya memutuskan pisah ranjang dengan Opa. Oma mengungsi ke rumah anaknya.

Saat berada di rumah anaknya, Oma mengirim SMS berisi pantun kepada Opa.

“Buah matoa jatuh di kebaya. Biar so tua mar buaya.”

Opa menerima SMS tersebut, “Oh, mo baku balas pantun dang.”

Opa membalas SMS-nya Oma dengan pantun juga.

“Keladi tua rasa pepaya. Biar so tua, mar kita le so bosan deng lubang buaya.”

Oma naik pitam setelah membaca SMS dari Opa. Ia segera membalas SMS dari Opa.

“So ini lubang buaya ini yang makang korban jendral-jendral. Satu kali deng ngana pe kopral kacili itu.”

Nama Sapa?

Setelah rujuk dan tinggal bersama lagi, Opa dan Oma kembali merajut benang-benang kasih sayang.

Suatu malam, baru saja mereka berdua melangkah menuju kamar, tetiba mereka dicegat oleh dua pria bertopeng di depan pintu. Ternyata kedua perampok itu sudah lebih dulu masuk kamar dengan mencungkil jendela.

“Dudu situ ngoni dua!” bentak salah satu perampok, sambil menunjuk kasur dengan sebilah parang.

Dengkul Opa dan Oma bergetar seirama ketika melangkah menuju kasur.

“Ngana pe nama sapa?” tanya perampok kepada Oma.

“Maria,” jawab Oma.

Tetiba perampok yang ternyata kakak beradik itu berkata, “Adoh, Oma pe nama sama deng torang dua pe Mama’ pe nama. Oma kaluar jo sana.”

Kedua perampok itu lanjut bertanya kepada Opa, “Kong ngana pe nama sapa?”

Opa dengan pelan dan gemetar menjawab, “Marlon … mar anak kompleks biasa pangge Maria.”

Nama Sayang-Sayang

Setelah selamat dari perampokan malam itu, Opa dan Oma dikunjungi semua anak dan cucunya. Rumah jadi ramai.

Setiap kali ada anak atau cucu berkunjung, Opa pasti memanggil Oma dengan sebutan darling, honey, dan my love. Itu untuk menunjukkan aura kasih sayang dalam rumah tangga mereka.

Salah seorang cucu perempuan berusia 18 tahun mendekati Opa lalu bertanya, “Opa, kiapa Opa jaga pangge pa Oma dengan nama darling, honey, deng my love? Romantis skali Opa ini. Apa de pe rahasia dang?”

Opa lalu mengajak cucunya itu mendekat.

“Badiam ne … Jaga ni rahasia. Sebenarnya … Opa so lupa Oma pe nama sapa,” kata Opa Marlon yang sudah mulai pikun.

Pinjam Hape

Tahun demi tahun berlalu. Opa mulai sakit-sakitan, begitu juga Oma. Tapi ternyata fisik Oma masih jauh lebih kuat tinimbang Opa.

Sore. Hujan mewarnai lanskap desa menjadi abu-abu. Oma kala itu sedang berteduh di salah satu rumah anaknya, tak jauh dari rumahnya. Oma baru saja dari apotek, membeli obat untuk Opa. Ia menitipkan Opa kepada salah seorang cucu laki-lakinya.

Saat menunggu hujan reda, dari kejauhan Oma melihat cucu laki-lakinya berlari di tengah deras hujan. Ada yang janggal di hati Oma.

“Omaaaaaa! Opa so ndak bangon-bangon. Birman so banya di rumah. Dorang bilang Opa so meninggal!”

Bungkusan obat di genggaman Oma terlepas. Anak dan cucu lainnya di rumah itu segera memeluk Oma.

“Sapa yang ada hape? Oma mo pinjam dulu,” pinta Oma terisak-isak.

“Mo bekeng apa so Oma? Pake hape ini jo,” kata salah seorang cucunya sambil menyodorkan hape android.

“Oma mo buka pesbuk. Mo ganti status dari menikah jadi lajang.”

Terakhir diperbarui pada 14 Agustus 2017 oleh

Tags: bolaang mongondowmopomaopa
Kristianto Galuwo

Kristianto Galuwo

Artikel Terkait

burung garuda bisa dimakan bendera merah putih indonesia terbalik lambang NKRI mopapua MOP cerita lucu timur pace agustinus emosiorang timur lawakan timur mojok.co

Bendera Indonesia Terbalik dan Burung Garuda yang Dimakan

4 April 2020
Yakob mencuri jambu MOJOK.CO

Yakob Mencuri Jambu Bersama Bapaknya

2 Juli 2019
jokowi dan kopassus mojok.co

Berkat Jokowi, Penghuni Kompleks Kopassus Tak Buang Sampah Sembarangan

14 Mei 2019
Koteka pengangguran

Sudah Pengangguran, Pakai Koteka, Markus Masuk Neraka

5 Maret 2019

Ungke Ditangkap Polisi Setelah Tabrak Acara Kawinan

12 Februari 2019
Urgensi Memperlakukan Capres Pilihan Selayaknya Selingkuhan

Lupa Tak Pakai Cawat, Kemaluan Terlihat Mengilat

1 Januari 2019
Pos Selanjutnya
gaya-makan-mojok

Mengasihani Orang yang Tidak Tahu bahwa Dia Tidak Tahu

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Opa Pe Nama Marlon, tapi Biasa Dipanggil Maria

14 Agustus 2017
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
PPDB SMA/SMK DIY dan sekolah pinggiran kekurangan murid

PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid

30 Juni 2022

Terbaru

prambanan jazz mojok.co

Tentang ‘Golden Hour’, Waktu Tersyahdu Nonton Prambanan Jazz

3 Juli 2022
es doger balai yasa mojok.co

Kesegaran Es Doger Balai Yasa dan Kenangan tentang Lapas Cebongan

3 Juli 2022
Wasesa dari Dragon Ball dirikan Hobikoe jual beli barang antik di Indonesia

Berawal dari Dragon Ball, Wasesa Jual Beli 200 Ribu Barang Antik

3 Juli 2022
sai sapi jogja mojok.co

Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja

2 Juli 2022
tyrell malacia mojok.co

Tyrell Malacia Resmi ke MU, Target Selanjutnya Lisandro Martinez

2 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In