Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Curhat

LDR, Nggak Disukai Camer, Posesif, Nggak Diperjuangkan: Haruskah Bertahan?

Audian Laili oleh Audian Laili
26 Juni 2019
A A
LDR, Nggak Disukai Camer, Posesif, Nggak Diperjuangkan MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seorang perempuan menceritakan hubungan ribetnya dengan si pacar. Selain LDR, nggak disukai camer, dan posesif, ia juga merasa tidak diperjuangkan.

TANYA

Assalamu’alaikum. Hai, Kak. Perkenalkan nama aku Risky.

Langsung aja, ya! Aku mau minta pendapat nih~

Aku punya cowok, kita lagi LDR karena dia kerja di salah satu bank yang ada di Jakarta (nggak usah disebutin, ya). Aku sayang sama dia, tapi aku sakit atas perlakuan dia karna dia orangnya terlalu posesif menurutku. Dia awalnya sangat romantis dan perhatian, tapi semakin lama menjadi egois dan sangat pencemburu. Padahal aku selalu jujur sama dia. Kadang aku suka kesel dengan sikap dia yang selalu curiga itu.

Kita udah lama pacaran, cuma aku bingung atas sikap ortunya karena sama sekali nggak menyukai aku. Waktu itu, aku nggak sengaja membaca xmx dari ibunya yang menyuruh tuk menjauhi aku. Waktu aku tanya, kenapa ibunya begitu? Dia bilang ibunya nggak suka aku ke rumahnya.

Aku tuh sebenarnya bingung, Kak, mau bertahan atau berhenti sama dia?

Waktu aku tanya soal menikah, dia selalu marah. Dia bilang gini, “Kamu tunggu aku. Kalau nggak, kamu bisa cari yang lain.” Aku jadi merasa nggak diperjuangkan. Padahal, selama ini aku memperjuangkan dia tuk meyakinkan orang tua aku dari sebelum dia dapat pekerjaan.

Menurut Kak Au, aku harus gimana? Yang bikin aku nggak suka, dia juga terlalu memprioritaskan ortunya. Dia nggak pernah mikirin perasaanku, padahal dia tahu ortunya nggak suka sama aku. Selain itu, ortunya bakal izinin dia nikah kalau dia udah mapan dan punya pekerjaan tetap. Sedangkan sekarang kan cari pekerjaan itu sulit. Tapi dia kekeuh dengan prinsip ortunya, aku kan jadi bingung. Aku sendiri sih, pengin segera menikah. Tapi dianya kayak gitu.

Menurut Kak Au, pantas nggak orang kayak gitu diperjuangin?

JAWAB

Hai Mbak Risky yang curhat dengan penuh kebimbangan. Sebetulnya, saya nggak terlalu dapat memberikan pendapat. Pasalnya, seluruh hal yang sampeyan ceritakan tersebut hanya fokus pada ketidaknyamanan dan ketidakmungkinan hubungan tersebut untuk dilanjutkan. Sama sekali nggak ada cerita soal peluang dari hubungan sampeyan supaya bisa dipertahankan.

Bisa jadi memang sudah nggak ada lagi peluang. Atau, sampeyan yang nggak lagi melihat dan bodo amat dengan peluang di dalamnya. Mungkin diri sampeyan sedang diliputi emosi negatif yang membuat susah untuk mencerna kembali yang sebetulnya telah terjadi di antara kalian.

Begini, Mbak. Saya pengin sampeyan tahu, prinsip dalam sebuah hubungan adalah ketersalingan. Itu artinya, segala hal yang tengah kalian jalani, harus diusahakan bersama-sama. Bukan salah satu orang saja.

Iklan

Kalau memang di tengah hubungan tersebut, ada perbedaan misi yang mesti dijalani dan diprioritaskan dulu. Nggak masalah, sih. Asalkan visi kalian harus sama. Misalnya: pengin hidup bersama.

Jadi ketika ada banyak “halangan”—ya soal orang tualah, soal LDR, ataupun soal pekerjaan yang harus tetap dan mapan dulu, tidak menjadikan hal-hal semacam tersebut sebagai “halangan” tapi “tantangan”. Lagi-lagi dengan syarat, kalian memang sama-sama pengin barengan sehidup sesurga nanti~

Akan tetapi, kalau ternyata selain misi yang harus dijalani berbeda, sampeyan juga merasa sama sekali tidak lagi diperjuangkan olehnya. Ya, monggo, manut sampeyan saja. Kalau memang sampeyan merasa sudah berusaha keras hingga mati-matian supaya hubungan tersebut dapat terus berjalan, sementara sampeyan melihat dia tidak menunjukkan usaha yang sama. Ya, buat apa?

Namun, saran saya sih, daripada kesimpulan itu hanya datang dari dugaan-dugaan semata pas lagi emosi. Bukankah lebih baik kalau sampeyan mengajaknya berdiskusi dulu perihal rencana ke depan. Sekalian sambil mencocok-cocokkan lagi, benarkah tujuan kalian sebetulnya sama? Atau jangan-jangan, memang sudah ada perbedaan dalam perjalanannya?

Intinya sih, yang terpenting adalah komunikasi dan berdiskusi terlebih dulu. Terserah mau diskusi macam apa. Mau diskusi panel, kek. FGD, kek. Senja, kek. T e r s e r a h. Senyaman kalian saja. Yang terpenting, ngobrol dong! Ngobrol.  Dan keputusan yang sampeyan ambil bukan sekadar berasal dari prasangka. Toh, hubungan yang kalian jalani ini sudah berjalan cukup lama, kan?

Oh ya, supaya nanti diskusinya lebih terarah, nggak mblara-mblara. Serta nggak mudah terpancing emosi terus malah ngambekan sehingga menjadikan diskusi tidak berjalan optimal. Saya mau urun usul, saat diskusi disempatkan untuk bawa kertas plano gede dan spidol. Fungsinya buat mempermudah bikin catatan analisis SWOT untuk masa depan hubungan kalian ke depan. Ya siapa tahu, kalau situasinya lebih serius obrolannya nggak cuma ngandelin perasaan, tapi juga logika. Lantas, bisa menemukan titik temu yang rancak.

Semoga segera menemukan waktu untuk bertemu di antara LDR kalian, ya~

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2019 oleh

Tags: hubungan cintaLDRnggak diperjuangkannggak disuko camerposesif
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO
Esai

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Pejuang LDR Jogja-Jakarta makin nelangsa karena harga tiket kereta api mahal. MOJOK.CO
Ragam

Nelangsa Pejuang LDR Jogja-Jakarta, Tersiksa karena KAI dan “Hengkangnya” Sri Mulyani

11 September 2025
Curhat Keluarga Pegawai Pajak: Suami, Istri, dan yang Anak Terpisah. MOJOK.CO
Geliat Warga

Curhat Keluarga Pegawai Pajak: Suami, Istri, dan Anak yang Terpisah

22 April 2023
Long Distance Marriage di Masa Pandemi Bukan LDR dan Sekadar Menahan Sange MOJOK.CO
Pojokan

Long Distance Marriage di Masa Pandemi Bukan LDR dan Sekadar Menahan Sange

30 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.