ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Corak Cipox

Ketika Rambat dan Sisca Memperebutkan Hak Asuh Anak

M Adlan Ali Arifin oleh M Adlan Ali Arifin
30 Juli 2017
0
A A
cipox
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Setelah peristiwa perselingkuhan Sisca terbongkar dan Rambat urung melampiaskan kemarahnya sebab peluru yang tak cukup jumlahnya, Rambat dan Sisca akhirnya memutuskan untuk pegatan, cerai.

Perpisahan mereka anggap sebagai jalan terbaik demi kebahagiaan masing-masing dan anak-anak mereka. Terlebih setelah Rambat tahu ternyata selama ini Sisca sudah tidak memiliki cinta untuknya. Selama ini satu-satunya yang membuat Sisca bertahan dan berperan seperti tidak ada apa-apa adalah ketiga anak mereka.

Permasalahan berikutnya yang muncul adalah mengenai hak asuh anak. Rambat bersikeras menginginkan ketiga anak mereka hidup bersama Rambat. Rambat juga mengatakan bahwa kapan pun juga Sisca tetap boleh menjenguk atau mengajak mereka jalan-jalan. Lagi pula, Rambat menganggap Sisca tidak becus mengurus anak. Anak-anak sering ditinggal pergi sehingga jarang diawasi.

Sementara itu, jiwa keibuan Sisca tidak bisa dipungkiri. Sisca juga bersikeras ingin merawat ketiga anak mereka. Lha wong selama ini yang membuat bertahan sama Rambat ya anak, kok. Tak pelak, pertengkaran pun pecah kembali.

“Mbat, aku lho yang ngeden melahirkan ketiga anak ini. Bertaruh nyawa.”

“Lho, kamu kira aku selama ini menafkahi kalian juga tidak bertaruh nyawa? Aku bertaruh nyawanya malah hampir setiap hari, lho.”

Pertengkaran mereka tak berujung solusi. Pada akhirnya mereka sama-sama bersepakat akan pasrah dengan hasil keputusan pengadilan nanti perihal hak asuh anak-anak mereka.

Rambat yang khawatir akan kalah di persidangan kembali curhat kepada Kusmiran, teman lama Rambat yang ikut berperan dalam pemecahan kasus perselingkuhan Sisca. Rambat mengajak Kusmiran pergi ke sebuah bar. Biar pun Rambat seorang polisi, tapi kalau hatinya sedang remuk redam begini, bir tetap jadi solusi.

“Aku takut nanti kalah di persidangan dalam memperebutkan hak asuh anak, Kus,” kata Rambat.

“Yah, itu biasa. Wajar.” Jawab Kusmiran mengayem-ayemi kawan lamanya itu.

“Kira-kira nanti aku bisa menang nggak ya?”

“Prediksiku nanti kamu yang menang,” kata Kusmiran pelan sembari menepuk punggung Rambat.

“Yah, semoga begitu,” kata Rambat sambil memainkan gelas di depannya. “Dari mana kamu yakin aku bisa menang?”

“Dari alasan perceraian kalian. Kamu dan Sisca cerai karena Sisca ketahuan selingkuh, itu bukti bahwa dia bukan wanita yang bertanggung jawab, hal tersebut pasti akan menjadi pertimbangan hakim untuk menentukan hak asuh anak-anakmu.”

Demi mendengar jawaban yang brilian dari Kusmiran, muka Rambat pun cerah. Segala ketakutannya tentang kekalahan di persidangan musnah sudah.

Rambat pulang ke rumah dengan tenang. Tak sabar ia menyambut hari persidangan cerai sekaligus sidang penentuan hak asuh anak minggu depan.

Waktu persidangan yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba jua.  Di persidangan, Rambat tampil percaya diri, Sisca pun begitu. Mereka berdua sama-sama yakin bakal memperoleh hak asuh anak mereka.

Rambat mendapat kesempatan pertama untuk mengutarakan argumennya dalam mendapatkan hak asuh anak.

“Pak Hakim, saya jelas lebih berhak dan bisa menjamin masa depan anak-anak saya. Pekerjaan saya jelas. Penghasilan saya lebih dari cukup. Lagi pula, istri saya jelas-jelas berselingkuh sehingga rumah tangga kami rusak. Jelas sudah.”

Rambat menutup pembelaannya dengan yakin setelah sebelumnya membaca sekian lembar alasan-alasan lain yang memperkuat agar hak asuh anak ada padanya.

Kini giliran Sisca yang berbicara.

“Pak Hakim, saya nggak mau panjang-panjang. Yang jelas ketiga anak ini adalah anak saya. Mbrojol dari rahim saya. Sekarang coba tanya Si Rambat, apa dia tahu mana yang jelas-jelas anaknya? Saya sendiri saja nggak tahu pasti. Saya heran, Rambat itu kok bisa-bisanya kepedean punya anak dari saya. Lha wong baru disentuh saja sudah ‘bersin’, kok.”

Rambat tercekat. Pak Hakim menahan geli.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: ceraihak asuh anakrambatselingkuhsisca
Iklan
M Adlan Ali Arifin

M Adlan Ali Arifin

Artikel Terkait

pilot selingkuh.MOJOK.CO
Ragam

Memilih Selingkuh dengan Orang yang Lebih “Jelek” dari Pasangan Aslinya, Penyebabnya Impulsif hingga Butuh Variasi

8 Januari 2024
Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On Karena Cinta yang Kandas MOJOK.CO
Ragam

Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On dari Cinta yang Kandas

26 Desember 2023
stigma pelakor mojok.co
Podium

Membongkar Stigma Perempuan Pelakor, kok Laki-laki Nggak Disalahin?

8 Agustus 2023
Bertahan Hidup di KKN dengan Cara Cinlok dan Selingkuh. MOJOK.CO
Kilas

Bertahan Hidup di KKN dengan Cara Cinlok dan Selingkuh

4 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kalung mengkudu

Menyembuhkan Gondongan dengan Kalung Mengkudu

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Merger Grab dan GoTo bisa sebabkan ledakan pengangguran MOJOK.CO

Ojol Jogja-Jateng Tolak Merger Grab dan GoTo karena Bisa Kurangi Pendapatan Driver dan Sebabkan Ledakan Pengangguran

13 Mei 2025
Jurusan Sistem Informasi di kampus swasta Jogja. MOJOK.CO

Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker

17 Mei 2025
Cokelat nDalem: oleh-oleh khas Jogja selain gudeg dan bakpia MOJOK.CO

Dari Penggemar Cokelat, Jatuh Bangun Rintis Bisnis “Cokelat nDalem” hingga Bersaing di Jagat Oleh-oleh Khas Jogja

15 Mei 2025
Hal-hal yang bisa dikerjakan lulusan S2 biar nggak nganggur dari lulusan S2 UGM MOJOK.CO

Hal-hal Bernilai Cuan yang Bisa Dikerjakan Lulusan S2 daripada Ngeluh Susah Cari Kerja, Turuti Gengsi hanya Bikin Nganggur

19 Mei 2025
Alumnus PENS, Surabaya lebih suka merantau ke Bandung. MOJOK.CO

Sisi Gelap Bandung yang bikin Resah Perantau Asal Surabaya, padahal Terkenal sebagai Kota Pelajar

14 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.