ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Cerbung Berbalas Fiksi

Bisakah Kita Bertemu di Tugu Jogja dalam Jarak Sepuluh Tahun?

Bernard Batubara oleh Bernard Batubara
18 Februari 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Baca cerita sebelumnya di sini.

You’re brilliant, Kala!

From: Witfana Aulia <[email protected]>

Date: 18 Feb, 2019, 11:12 WIB

To: Andangsaki Kalasan <[email protected]>

Hei, you are THAT brilliant, I’m serious.

Kenapa aku nggak pernah kepikiran, ya, buat ngelakuin apa yang kamu lakuin? Aku sempat berpikir: apa kita perlu menemukan suatu cara supaya bisa ketemu di tengah-tengah? I mean, aku berangkat ke masa depan dan kamu kembali ke masa lalu. We’re separated like, 10 years right? So, if I go forward to five years later, and you go back to five years ago, voila! We’ll see each other, face to face, in the same timeline.

But I don’t know how. Should we find some kinds of tools, like high-technology devices, to do that? Where can we find that kind of device? I mean, you’re the one in the future, so I guess you know better than me.

Tapi ternyata kamu punya cara yang lebih brilian. Lebih sederhana dan masuk akal. Why don’t we search for each other in our own time? Kita toh sama-sama tinggal di Indonesia. Aku tinggal mencari Kala di waktuku, dan kamu mencariku di waktumu (seperti yang udah kamu lakuin).

Come to think of it, balasan email kamu kali ini bener-bener bikin aku mikir. It blows my mind! Bahkan, ini lebih mengguncang isi kepalaku dibanding pengetahuan bahwa kita lagi balas-balasan email melalui lorong waktu yang berselisih 10 tahun.

Aku nggak pernah mikir bahwa sebenarnya di waktu kamu, di tahun 2029, juga ada aku. Fana yang umurnya 27 tahun. Seperti apa aku di usia segitu? To be honest, aku gak pernah mikirin, sama sekali. You know what, Kala, aku mikirin banyak hal, tapi apakah aku masih hidup di umur 27, bukan termasuk hal yang aku pikirkan.

Truth is, aku nggak pernah mikir umurku bakal panjang. Aku selalu mikir aku bakal mati muda. I mean, ‘muda’ like yang ‘muda banget’, sampai-sampai angka 27 tahun nggak pernah masuk ke otakku. I don’t even dream to enter the 27 club.

Mungkin, ini yang aku pikirin: aku bakal hidup sampe umur 20 tahun. Itu juga kalau ada keajaiban yang terjadi. The world is no longer interesting to me. Everything is just so meaningless. I don’t know….

But that was before I met you, Kala.

I don’t know how or why, but since I met you (I mean, digitally) and since we’ve been chatting and sending emails to each other, I feel like I begin to feel something again toward—you know—life. Hidup tiba-tiba jadi mulai menarik lagi buatku.

I want to live a bit longer. Long enough until we can actually meet in person.

Kala, aku pengin ketemu kamu.

And it brings me to my next thought. I should see you too, at your place where you live, in my present time. Aku lihat profil kamu di app dan location kamu di Jogjakarta. Apa di tahun 2019, sepuluh tahun sebelum waktu kamu sekarang, kamu juga di Jogja? Before you give me the answer, I assume you were. In my time, in 2019, you are a 12-year-old boy living in Jogja.

So, Kala, I’ll pack my bag and go to Jogja. Aku akan beli tiket pesawat hari ini juga, habis aku kirim email ini. Malam ini aku bakalan ada di kota kamu.

Aku nggak tahu tepatnya rumah kamu di mana dan aku nggak tahu apakah kita bakal beneran bisa ketemu. Jadi aku akan book kamar hotel selama satu minggu karena habis itu aku harus balik ke Jakarta lagi. Ada ujian akhir.

Mungkin kamu pikir aku nggak peduli sama sekolahku, but it’s quite the contrary. Belajar mungkin satu-satunya hal yang tersisa di dunia ini yang masih bikin aku mau hidup.

So here’s the deal.

Setiap sore jam 5, aku bakal duduk di deket Tugu. You know Tugu, right? The infamous, the one and only Tugu Jogja. Aku lihat di album kamu di app dan nemuin foto kamu di dekat Tugu (I’m quite grateful that thing still exists in the future, I love seeing monuments).

Kamu temui aku di Tugu setiap jam 5 sore. The probability is, we can’t see each other’s face. That’s clear so far, karena kita ada di waktu yang berbeda. Aku sepuluh tahun sebelum waktu kamu. Kamu sepuluh tahun di masa depanku.

We might stand in front of each other, but we can’t actually see each other’s presence.

Sesampainya di Tugu, aku nggak punya ide lagi. Kamu harus cari tahu, cari cara gimana supaya kita bisa ketemu, supaya kamu bisa lihat aku, dan aku lihat kamu.

I’m already halfway there. Now it’s your turn to walk the other half.

Remember, we should find a way within one week. One week, that’s our chance. If we fail to find anything, then maybe it’s not our fate to see each other. Funny I’m talking about fate now! LOL.

PS: I’m sorry about your ex and your mother. May them rest in peace (HA).

PS PS: The inside-joke is clearly not for your mother.

PS PS PS: I’LL GO TO JOGJA, I’M SO EXCITED!

 

Xoxo,

Fana.

Baca cerita berikutnya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2019 oleh

Tags: Bernard Batubarajogjakartapertemuantugu JogjaYogyakarta
Iklan
Bernard Batubara

Bernard Batubara

Bernard Batubara (Benzbara) menulis sejak tahun 2007 dan sudah menerbitkan 14 buku. Saat ini tinggal di Yogyakarta, bekerja sebagai penulis dan editor lepas. Selain menulis dan membaca, ia juga hobi menyeduh kopi.

Artikel Terkait

Mengenang Legenda Ruang Rahasia di Wisma Hartono Jogja MOJOK.CO
Esai

Wisma Hartono Jogja Menyimpan Ruang Rahasia yang Menjadi Pelarian Anak Muda Zaman Dulu

5 Mei 2025
Relawan di GIK UGM mencegah bullying. MOJOK.CO
Kilas

Ratusan Relawan di GIK UGM Siap Berkeliling ke Sekolah di Yogyakarta untuk Memberantas Bullying

4 Mei 2025
Revitalisasi atau Reklamasi Budaya? Taman Sari dalam Kepungan Kuasa
Movi

Revitalisasi atau Reklamasi Budaya? Taman Sari dalam Kepungan Kuasa

29 April 2025
Bukan Cuma Masjid, Jogokariyan Jogja Ternyata Punya ATM Beras & Wakaf Produktif
Movi

Bukan Cuma Masjid, Jogokariyan Jogja Ternyata Punya ATM Beras dan Wakaf Produktif

19 April 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

4 Alasan Oza Kioza Perlu Cabut dari Duo Serigala untuk Nyusul Nella Kharisma dan Via Vallen

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Waisak di Borobudur, Magelang. MOJOK.CO

Waisak 2025: Puluhan Biksu akan “Pekikan” Perdamaian Dunia di Tanah Magelang

9 Mei 2025
Cuti Bersama Melahirkan Kesenjangan, tapi Pekerja Tutup Mata MOJOK.CO

Cuti Bersama Melahirkan Kesenjangan di Dunia Kerja: Tidak Bisa Dinikmati oleh Semua Pekerja dan Ada Saja Perusahaan yang Semaunya

13 Mei 2025
Luna Maya menikah dengan Maxime Bouttier. MOJOK.CO

Dari Luna Maya Saya Belajar, Kalau Jodoh Nggak Bakal Kemana meski Butuh Waktu yang Nggak Sebentar

8 Mei 2025
Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

8 Mei 2025
Jalan-jalan di Candi Borobudur, Magelang. MOJOK.CO

Pengalaman Pertama ke Borobudur Sendirian terasa Aneh, tapi Berkat “Orang Baru” Perjalanan Saya Jadi Berkesan

14 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.