ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Balbalan

Surat Marcus Rashford Mengingatkan Kita Bahwa Plesetin Manchester United Jadi ‘Munyuk’ Itu Rasis, Bego!

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
13 Juli 2021
0
A A
Surat Marcus Rashford Mengingatkan Kita Bahwa Plesetin Manchester United Jadi ‘Munyuk’ Itu Rasis, Bego! MOJOK.CO

Surat Marcus Rashford Mengingatkan Kita Bahwa Plesetin Manchester United Jadi ‘Munyuk’ Itu Rasis, Bego! MOJOK.CO

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Stop jadi rasis bego. Berhenti plesetin Manchester United jadi “munyuk”. Baca surat terbuka Marcus Rashford biar kamu agak waras dikit.

Ketika Bukayo Saka gagal menunaikan tugasnya sebagai eksekutor penalti kelima, batin saya langsung mengembara. Sedih, sudah pasti. Setelah itu muncul kekhawatiran, yang sayangnya langsung menjadi kenyataan. Saka, beserta Sancho dan Marcus Rashford, menjadi sasaran aksi rasis dari suporter bego.

Melihat rekaman ulang, sepakan Saka, Sancho, dan Marcus Rashford memang kurang terukur. Jadi, dari sisi teknis, ketiganya memang kurang maksimal. Jika memang ingin menjatuhkan kritikan, kritik saja cara mereka menendang. Bukan lantas menyerang warna kulit dan asal-usul ketiga pemain tersebut. Itu rasis, bego!

Marcus Rashford sendiri, dalam surat terbuka yang ditulis satu hari setelah hari nahas Inggris mengakui kegagalan itu murni kesalahannya sendiri. Penyerang Manchester United itu datang ke Euro dalam kondisi tidak bugar. Secara mental juga tidak sepenuhnya prima.

pic.twitter.com/bs9lksGM4q

— Marcus Rashford MBE (@MarcusRashford) July 12, 2021

Kondisi tersebut, ditambah jarangnya mendapatkan kepercayaan, membuat penaltinya kacau. Ini pengakuan lewat surat yang dia tulis. Dia mengaku gagal sebagai eksekutor penalti. Namun, dia menolak gagal sebagai manusia yang berdaulat.

“I can take critique of my performance all day long, my penalty was not good enough, it should have gone in but I will never apologise for who I am and where I came from. The communities that always wrapped their arms around me continue to hold me up. I’m Marcus Rashford, 23 year old, black man from Withington and Wythenshawe, South Manchester. If I have nothing else I have that.”

Kalimat Marcus Rashford di atas sengaja nggak saya terjemahin biar orang rasis bego nggak bisa baca. MAMAM.

Beberapa waktu yang lalu, Luka Modric, pemain terbaik Real Madrid itu pernah mengungkapkan bahwa yang salah dengan sepak bola Inggris itu suporter dan medianya. Nggak ada masalah dengan kualitas pemain, tapi suporter yang rasis, berisik, bego dan media yang angkuh dan penuh bias.

Serangan kepada Marcus Rashford itu, kalau di Indonesia, persis kayak kelakuan fans-fans bego yang memplesetkan nama klub Manchester United menjadi “munyuk”.  Ada lagi Arsenal jadi “arsendal” atau Manchester City jadi “citykus”. Selain rasis, plesetan nama klub itu juga norak banget. Aksi plesetan nama klub ini sudah berlangsung sejak lama dan sayangnya, masih bertahan sampai sekarang.

Kebiasaan ini, dulu, sering ditemukan di kolom komentar akun Plesbol atau Plesetan Bola. Massa penuh kebodohan ini lalu mempopulerkan plesetan nama klub yang dulu “terdengar oke”, tapi sekarang norak, bahkan rasis. Sayangnya, kebiasaan itu menurun ke generasi sekarang dan semakin meresahkan.

Plesbol sendiri, sebetulnya, bukan yang menciptakan ledekan tak bermoral itu. Semuanya muncul di kolom komentar di beberapa unggahan zaman dulu. Admin Plesbol tak kuasa mencegah. Lantaran menjadi viral pada zamannya, bocil-bocil bego yang rasis itu dianggap sebagai “pasukan plesbol”. Sebuah kesalahan yang belum pernah diluruskan.

Tahukah kamu, fans rasis, kalau istilah “munyuk” dalam Bahasa Jawa yang merujuk Manchester United itu bermakna ‘monyet’ atau ‘kera’. Nggak ada unsur keren dari ledekan ini. Yang ada adalah sebuah pameran betapa lingkar otak kalian nggak lebih besar dari biji peler semut rangrang.

Marcus Rashford menjadi korban rundungan bukan hanya karena gagal mengeksekusi penalti. Narasi yang paling menyakitkan adalah serangan kepada warna kulit. Hitam, warna kulit itu menjadikan Marcus Rashford sebagai objek personifikasi. Dianggap seperti monyet dan direndahkan martabatnya.

Hal yang sama masih kita temukan di kehidupan nyata ketika saudara-saudara dari Papua menjadi korban rundungan. Rambut ikal, kulit hitam. Menjadikan mereka korban persekusi sepanjang zaman. Dianggap sebagai monyet dan tidak berpendidikan seperti “oknum” orang-orang Jawa yang rasis dan bego itu.

Jujur saja, akui secara terbuka, ketika kita menonton sepak bola di stadion lalu seorang pemain dari Indonesia Timur menggiring bola, masih ada yang menirukan suara monyet sebagai “bahan” meledek. Ini fakta menyedihkan di stadion-stadion Indonesia yang masih tabu untuk dibicarakan. Termasuk pelecehan kepada suporter perempuan yang disiulin ketika lewat. Busuk!

Plesetan nama klub, seperti Manchester United menjadi “munyuk” adalah wujud sebuah kesalahan yang tak pernah dikoreksi. Menyamakan sebuah insan dengan monyet adalah penghinaan akan martabat manusia dan penghinaan kepada monyet yang kadang lebih punya kasih ketimbang homo sapiens bego.

Zaman sudah berubah dan sudah sewajarnya kalau bentul ledekan menjadi lebih “berkelas”. Kita tahu, rivalitas di sepak bola adalah keniscayaan. Ledekan antara fans Manchester United dan Liverpool, misalnya, tak bisa dihindari. Namun, cukupkan memakai plesetan nama klub. Masih banyak bentuk banter yang lebih “manusiawi”.

Marcus Rashford sudah memberi penegasan bahwa asal-usul dan warna kulit bukan sesuatu yang bisa mendegradasikan kualitas manusia. Saling menghormati itu bagian dari “budi” yang ditanamkan Tuhan ke hati manusia. Kenapa kita kita melupakannya dan berubah jadi makhluk rasis bego tapi bernyawa?

Tidak suka kepada Manchester United itu wajar. Benci kepada Liverpool atau Arsenal bukan hal aneh. Namanya saja rivalitas. Namun, mendegradasikan martabat manusia itu tidak boleh ada di tengah lapangan hijau. Lalat-lalat rasis bego mending masuk goa dan mati kelaparan!

BACA JUGA Anthony Martial Membantu Manchester United Mengukur Gawang dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2021 oleh

Tags: bukayo sakaInggrisManchester Unitedmarcus rashfordMonyetMunyukplesetan nama klubrasissancho
Iklan
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

andre onana mojok.co
Olah Raga

Kota Depok Jadi Bagian dari Perjalanan Karier Andre Onana, Calon Kiper Baru MU

12 Juli 2023
Mahasiswa asal Madura alumnus UNY di Univeristy of Bristol
Kilas

Mahasiswa Asal Madura di Inggris Cerita Beratnya Puasa 16 Jam Sambil Penelitian

16 April 2023
Konflik Monyet ekor panjang dengan Petani dan Perusahaan yang Terindikasi Ilegal
Investigasi

Tangis Macaca di Yogyakarta (Bagian 2): Konflik dengan Petani Gunungkidul dan Perusahaan yang Terindikasi Ilegal

26 Februari 2023
Tangis Macaca, monyet ekor panjang di Yogyakarta: Dari Hutan ke Ranjang Pasien MOJOK.CO
Investigasi

Tangis Macaca di Yogyakarta (Bagian 1): Ditangkap Paksa dari Hutan untuk Ekspor

25 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ilustrasi Betapa Menyesal Orang yang Tidak Banci Kamera di Masa Sekolah Dulu mojok.co

Betapa Menyesal Orang yang Tidak Banci Kamera di Masa Sekolah Dulu

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perayaan Waisak di Candi Borobudur. MOJOK.CO

Pengunjung Candi Borobudur Capai 100 Ribu Orang Selama Libur Waisak, Ekonomi Daerah Meningkat

18 Mei 2025
Tongseng enthog Pak Badi Kudus, kuliner enak dari Kudus.

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring

13 Mei 2025
Upaya Merawat Candi Borobudur di Magelang agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi. MOJOK.CO

Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi

13 Mei 2025
Sinar Jaya Suite Class, Sleeper Bus yang Bikin Saya Menyesal MOJOK.CO

Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class

14 Mei 2025
Jika bus Sinar Mandiri bertemu Jaya Utama, sopir akan lebih ngawur dari bus Sumber Selamat MOJOK.CO

Jika Bus Sinar Mandiri Ketemu Jaya Utama, Sumber Selamat Kalah Ngawur: Jalan Rusak Pantura Jadi Arena Balapan

15 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.