MOJOK.CO – Conte adalah pelatih pilih tanding. Dia tidak hanya memikirkan kebutuhan seks pemain Inter Milan. Conte juga memikirkan usaha para wanita mencapai titik orgasme.
Ketika masih membela AC Milan, performa Kevin-Prince Boateng mendadak anjlok. Cedera menjadi salah satu alasannya. Mengapa saudara Jerome Boateng itu gampang cedera? Istri Boateng, Melissa Satta, buka-bukaan. Melissa mengaku kalau dia dan Boateng terlalu banyak berhubungan seks. Mereka bisa kelon tujuh hingga 10 kali dalam satu minggu.
Semakin mudah cedera karena mereka langsung “main tembak” tanpa foreplay terlebih dahulu. Nggak pakai cium-cium atau raba-raba, langsung bles, uh ah uh ah, udah. Beban yang terlalu berat kepada otot membuat Boateng menjadi mudah cedera.
Memang, apa saja yang berlebihan pasti tidak baik, termasuk seks yang terlalu sering. Rasa “kesetrum” ketika ejakulasi lama-lama bisa terkikis. Hubungan seks menjadi sebatas “pengisi waktu luang” saja, bukan media prokreasi dan membangun hubungan yang kuat di antara dua insan. Sah? Sah!
Susah sih mau menyalahkan karena libido satu dan lainnya berbeda. Namun, bagi atlet, berhubungan seks tidak seharusnya dilarang.
Kamu harus tahu, Muhammad Ali selalu puasa kelon selama enam bulan sebelum naik ring. Beberapa negara yang berpartisipasi di Piala Dunia 2014 juga mewanti-wanti pemainnya untuk nggak “main” bersama istri, pacar, dan lain-lain. Tujuannya biar para atlet itu nggak kelelahan, nggak fokes, dan gampang cedera.
Berbeda dengan Muhammad Ali, Antonio Conte justru menganjurkan para pemain Inter Milan, tentu saja yang sudah cukup umur, untuk berhubungan seks. Bahkan, Conte menyarankan para pemain Inter Milan untuk rutin melakukannya. Tapi ya nggak seperti Boateng dan Melissa yang bisa sampai 10 kali kelon dalam seminggu.
Secara spesifik, Conte memberikan semacam “aturan” kelon kepada pemain Inter Milan. Cuma satu sih, yaitu para pemain Inter Milan boleh rutin kelon asal pakai gaya woman on top. Wuih, Pak Conte habis konsul sama Dokter Boyke, kah?
“Saya menyarankan pemain saya untuk berhubungan seks. (Tetapi) jangan lama-lama (ketika kelon), dengan usaha seminimal mungkin, dan menggunakan posisi di mana mereka berada di bawah pasangan masing-masing, akan lebih baik apabila pasangan itu berstatus istri. Karena jika kelon bareng yang bukan istri, mereka akan butuh usaha ekstra,” kata Conte memberi saran kepada pemain Inter Milan seperti dikutip L’Equipe.
Apa yang dimaksud dengan “usaha ekstra”? Tentu saja cuma Conte yang tahu. Kalau boleh membayangkan, apakah usaha ekstra berarti pemain Inter Milan perlu membayar? Atau membuang waktu dan tenaga dengan memasang kondom terlebih dahulu? Sibuk mematikan GPS dan status last seen di wasap karena lagi selingkuh? Silakan berfantasi.
Conte yang menganjurkan pemain Inter Milan berhubungan seks dengan posisi woman on top adalah bentuk perhatian yang menyeluruh. Pertama, pemain Inter Milan tetap mendapatkan kepuasan jasmaniah dan batiniah yang memungkinkan mereka bermain dengan lebih bahagia. Kedua, Conte paham betul kelebihan posisi woman on top yang menguntungkan para ladies.
Posisi woman on top membuat klitoris bisa terangsang sempurna. Posisi ini juga bisa mempercepat orgasmeeeoohh pada wanita. Dengan berposisi di atas, potensi orgasme akan meningkat hingga 35 persen, kata para ahli yang dikutip oleh merdeka.com, bukan saya.
Posisi ini juga membuat wanita bisa memegang kendali. Posisi missionary, baik yang tradisional maupun legs up tanpa variasi gerak bisa membuat wanita tidak nyaman, perih, dan sulit mencapai orgasme.
Jika sudah terbawa suasana, laki-laki suka asyik sendiri. Mereka menghujamkan penis dengan kecepatan seperti jarum mesin jahit. Tanpa jeda. Monoton. Bikin sakit. Laki-laki memang sukanya memikirkan kenikmatan sendiri.
Wanita itu juga memiliki rasa ingin mengintimidasi kaum pria. Ketika menggunakan gaya woman on top, wanita bisa mencermati ekspresi pria yang mengiba dan seperti kalah. Ketika rasa ingin mengintimidasi terpenuhi, orgasme bisa lebih cepat terjadi bahkan dari yang mereka bayangkan.
Selain peka dengan “kebutuhan rumah tangga”, pada dasarnya Conte memahami keuntungan dari berhubungan seks bagi para pemain Inter Milan. “Orgasme dari seks vaginal penetratif akan mengaktifkan prolaktin pada laki-laki dan perempuan sampai empat kali lipat. Peningkatan prolaktin mengarah pada adanya rasa tenang dan kemampuan untuk fokus sebelum pertandingan,” kata Michael Reitano, ahli kesehatan seksual seperti dikutip CNN.
Memang betul kata Reitano. Buktinya saya bisa fokus menulis artikel sepanjang ini pada pukul 02.30 dini hari tanpa merasakan kantuk. Cuma sedikit pegal di kedua paha. Ehe….
Satu studi terbitan Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan testosteron yang dilepaskan pria selama orgasme membantu memperkuat otot dan kekuatan kaki. Bercinta di malam sebelum pertandingan juga meningkatkan agresi atlet. Sangat cocok dengan Inter Milan yang bermain agresif di bawah asuhan Conte.
Kelon juga bisa membantu memulihkan nyeri otot pemain Inter Milan setelah pertandingan atau cedera olahraga lainnya pada wanita, kata Barry Komisaruk, seorang profesor psikologi di Rutgers University di Newark, New Jersey. Hal serupa juga terjadi kepada atlet pria. Ketika orgasme, tubuh pria merilis kombinasi kekuatan dopamin dan prolaktin, yang dapat membajak otak untuk meredakan rasa sakit.
Sungguh, Conte adalah pelatih pilih tanding. Dia tidak hanya memahami kebutuhan seks pemain Inter Milan. Conte juga memikirkan kebahagiaan para istri pemain lewat sebuah usaha mendaki puncak orgasmeeeoohhh. Pemain yang bahagia, bakal memberikan kontribusi lebih bagi tim.
BACA JUGA Conte x Lampard, Sumur Nyali Untuk Inter Milan dan Chelsea atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.