Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Persebaya 93 Tahun, Menerjemahkan Rivalitas Sebagai Aktualisasi Diri, Bukan Sekadar Cinta dan Benci

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
18 Juni 2020
A A
Persebaya 93 Tahun bonek MOJOK.CO

Persebaya 93 Tahun bonek MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Rivalitas adalah soal aktualisasi diri dan membantunya tetap lestari dalam ingatan yang positif. Selamat ulang tahun Persebaya! Lestari dan tetap WANI!

Sayup saya dengar, samar saya ingat, suara Sambas Mangundikarta bergema dari televisi hitam putih di ruang keluarga. Saya tidak ingat tahunnya. Saya juga tidak bisa lagi mengingat jalannya pertandingan itu. Namun, sejak kanak, nama Persebaya Surabaya sudah akrab menyapa telinga. Bahkan sejak sebelum saya betul-betul mengenal apa itu sepak bola profesional.

Soal kedekatan, saya lahir dan dibesarkan di Jogja Kota, bertetangga dengan sanctuary yang disebut Mandala Krida. Maka secara de facto, saya adalah fans PSIM Jogja.

Kisah kala menjadi fans PSIM seperti menjadi bingkai dalam lini masa hidup saya. Mulai dari menikmati sore hari dengan bermain bola di atas lapangan Mandala, bertemu untuk sekadar mengobrol berbagi rokok dengan sesama kawan suporter di sekitaran stadion, hingga merencanakan awayday bersama rekan-rekan kantong suporter.

Satu yang pasti. Sore atau malam hari, meniti tangga berwarna abu-abu dengan tiket di tangan, mendekati pintu besi usang berwarna merah, dan sebuah perasaan meluap ketika hijau rumput Mandala mulai menyapa mata. Ada perasaan agung yang melegakan ketika menghirup aroma tribun stadion untuk pertama kali. Sebuah perasaan yang langka, sebuah kerinduan yang mahal, kerinduan milik saya seorang.

Seiring waktu, seiring usia, sebagai suporter sepak bola, mengenal makna dan rasa rivalitas adalah sebuah kepastian. Terkadang, rivalitas diterjemahkan secara tunggal: mencintai satu sisi, artinya membenci sisi lainnya. Butuh waktu lama bagi saya untuk memahami bahwa permaknaan tunggal seperti itu adalah salah.

Bahwa di tengah kultur suporter, kreativitas tidak hanya soal menciptakan makian paling canggih untuk melukai hati lawan. Kreativitas bisa juga berupa usaha kolektif, membangun konsolidasi, bekerja sama, menciptakan sebuah karya abadi. Sebuah karya dari tengah kultur suporter yang akan menjadi warisan untuk generasi baru kelak.

Persebaya Surabaya, dan tentu saja Bonek di dalamnya, mengajarkan banyak hal. Pertama-tama adalah sebuah perlawanan kepada citra negatif yang sudah kadung melekat berkat sejarah panjang. Saya mengenal sekumpulan orang-orang kreatif dalam wadah Bonek Writer Forum, yang mencurahkan energinya untuk sesuatu yang positif, atas nama kecintaan kepada Persebaya Surabaya.

Mereka tidak lantas berlindung di balik kemegahan nama Bonek dan Persebaya. Mereka menggunakan nama Bonek dan Persebaya, seakan-akan, seperti bahan bakar untuk menyebarkan energi positif ke semua suporter sepak bola Indonesia. Bahkan, berani saya tegaskan, pesan positif itu juga dikirimkan kepada suporter rival.

Bonek Writer Forum berkonsolidasi menerbitkan sebuah buku. Sebuah karya yang di dalamnya merangkum beberapa peristiwa sejarah dan uraian akan opini pribadi tentang bencana dan sepak bola. Mereka membungkusnya ke dalam konteks membantu sesama dengan menyumbangkan keuntungan penjualan buku untuk melawan pandemi corona.

Hari ini, 18 Juni 2020, bertepatan dengan hari ulang tahun ke-93 Persebaya, Bonek Writer Forum menerbitkan koran digital. Koran yang bisa kamu unduh secara gratis itu merangkum kisah-kisah, yang sebetulnya sangat sederhana, tentang dinamika suporter mendukung belahan hatinya. Kamu bisa mengunduhnya ndik kene.

Saking sederhananya, justru menjadi pengalaman personal yang begitu berharga. Tentang rekaman sejarah kecintaan masing-masing penulis kepada Persebaya.

“Menyambut HUT Persebaya ke-93, 18 Juni 2020, anggota BWF ingin mengenang dan berbagi pengalaman terkait dengan Persebaya, kenangan sedih, pahit, senang, dan manis. Mulai dari kenangan di Tambaksari, kecopetan, jual sepeda agar bisa menonton Persebaya, hingga sandal pedhot,” tulis Bonek Writer Forum lewat sejarahpersebaya.com.

“Kami ingin bernostalgia masa kanak-kanak dan remaja kami dengan Persebaya melalui Koran BWF ini. Harapannya, kami bisa menginspirasi khalayak tentang dunia tulis menulis. Gol terakhir yang kami inginkan adalah literasi tentang sepak bola tidak akan pernah mati.”

Iklan

Bonek, tegas Bonek Writer Forum, bukan lagi sebatas suporter. Mereka menjadi semacam konstruksi sosial masyarakat. Manusia di dalam Surabaya begitu lekat dengan kata Bonek. Bonek adalah Persebaya. Oleh sebab itu, Persebaya, yang berulang tahun ke-93 adalah Surabaya yang tengah punya gawe.

Saya rasa, tingkat tertinggi dari mendukung sebuah klub bukan sebatas datang ke stadion atau membeli pernak-pernik resmi. Mendukung sebuah klub juga bukan melindunginya dari rival. Tingkat tertinggi dari mendukung sebuah klub adalah menghidupinya. Memaknai betul identitas diri yang konon sudah setara agama ini.

Memaknai, membuatnya menjadi abadi ke dalam sebuah prasasti bernama karya, menjadi warisan untuk generasi baru. Kelak, generasi baru tidak hanya belajar rivalitas dalam kontens cinta dan benci. Rivalitas adalah soal aktualisasi diri, menjaga nama baik belahan hati, dan membantunya tetap lestari dalam ingatan yang positif.

Selamat ulang tahun Persebaya. Panjang umur perlawanan. Wani!

BACA JUGA Bonek Writer Forum Menularkan Keberanian dan Foo Fighters Bernyanyi di Belakangnya atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 15 Agustus 2021 oleh

Tags: bonekbonek writer forumBWFpersebayapersebaya surabayapersebaya ulang tahunSurabaya
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO
Sosok

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO
Esai

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.