Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Match Fixing Terjadi di Liga 1? Sejumlah Wasit Diperiksa

Pasang VAR? VAR cuma alat bantu. Yang menentukan kinerja VAR tetap manusia di belakang alat tersebut.

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
22 Oktober 2021
A A
Match Fixing Terjadi di Liga 1? Sejumlah Wasit Diperiksa MOJOK.CO

Match Fixing Terjadi di Liga 1? Sejumlah Wasit Diperiksa MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jika kinerja wasit Liga 1 tidak cepat diperbaiki, dugaan match fixing makin kencang. Martabat liga bakal jatuh.

Saya sudah lupa kapan terakhir Liga 1 Indonesia tidak diwarnai insiden. Entah itu kerusuhan suporter, gaji pemain tidak dibayarkan, masalah lisensi klub, pembinaan pemain muda yang tidak serius, hingga buruknya kinerja wasit. Kali ini, dugaan match fixing malah mengemukan. Suram sekali.

Istilah match fixing justru keluar langsung dari mulut Ahmad Riyadh, Ketua Komisi Wasit. “Kalau human error, itu bisa dibina. Kecuali jika ditemukan indikasi match fixing atau kesalahan fatal lainnya. Nanti tunggu saja investigasi yang kami lakukan,” kata Ahmad, dikutip pikiran-rakyat.com.

Kesalahan fatal yang masuk dalam kategori match fixing sebetulnya sangat sederhana, yaitu keputusan wasit Liga 1 yang berpengaruh ke skor akhir. Banyak keputusan wasit Liga 1 yang “dicurigai” mengarah ke kesalahan fatal tersebut.

Barito Putera, misalnya, harusnya mendapat penalti. Menit 18, bek kanan Barito, Amiruddin Bagas Kaffa, dijatuhkan Rio Saputro, pemain PSIS Semarang. Jika melihat rekaman ulang, insiden itu terjadi di dalam kotak penalti. Namun, Bachrul Ulum, wasti yang bertugas malam itu, hanya memberi tendangan bebas untuk Barito.

Dua asisten wasit, Sugiarto dan Hamdani ikut mendapat sorotan. Masalahnya, insiden Bagus Kaffa dan Rio tidak terjadi di garis batas kotak penalti, tapi benar-benar sudah di dalam. Keputusan wasit ini berpengaruh ke skor akhir. Bisa saja, Barito menyamakan kedudukan lewat penalti dan merangkak naik di klasemen Liga 1.

Insiden lain yang membuat dugaan match fixing terjadi ada di laga Persebaya Surabaya vs Persela Lamongan. Persebaya seharusnya memenangi laga tersebut jika wasit Musthofa Umarella “lebih jeli”. Menit 35, tendangan bebas Jose Wilkinson terlihat sangat jelas sudah melewati garis gawang. Namun, wasit diam saja. Skor akhir 1-1 dan Persebaya gagal memanjat ke posisi tujuh klasemen sementara Liga 1.

Mundur ke 17 Oktober 2021, Persija Jakarta juga tidak puas dengan kepemimpinan wasit Oki Dwi Putra. Saya kutipkan tiga poin protes Persija kepada kepemimpinan wasit Liga 1:

“Ada tiga poin yang menjadi protes Persija kepada wasit. Pertama, terjadi pelanggaran keras pada Ilham Rio Fahmi yang dilakukan oleh pemain Arema FC, Muhammad Rafli, pada babak 1 di dalam kotak penalti. Di momen itu wasit tidak memberikan sikap tegas terhadap pelanggaran tersebut.”

“Kedua, wasit Oki Dwi Putra menganulir gol Marko Simic pada babak kedua. Menurut pengamatan tim pelatih dan pemain, seharusnya gol tersebut tidak dianulir karena Simic terlebih dahulu menyentuh bola sebelum melakukan kontak badan dengan penjaga gawang lawan.”

“Ketiga, dengan banyaknya momen yang menghentikan pertandingan, seperti pelanggaran, wasit hanya memberikan tambahan waktu selama tiga menit saja.”

“Kami tidak perlu bantuan dari wasit untuk menang. Kami hanya perlu memimpin secara fair. Saya bukan tipe pelatih yang suka menangis. Tapi hari ini menurut saya Persija tak layak kalah,” tutur pelatih Persija, Angelo Alessio.”

Masih banyak lagi keputusan wasit Liga 1 yang bikin kecewa. Dua contoh di atas, kasus Barito dan Persebaya, menunjukkan bahwa kepemimpinan wasit sangat memengaruhi hasil akhir. Sebuah fakta yang membuat istilah match fixing mengudara.

Selain dugaan match fixing, saya pribadi separuhnya setuju dengan keterangan yang disampaikan Ahmad Riyadh. Insiden yang melibatkan wasit adalah bagian dari human error. Separuhnya lagi, menjadi indikasi kesiapan PSSI menyiapkan wasit yang kompeten. Ya kalau kompeten, nggak mungkin dugaan match fixing terjadi.

Iklan

Sebetulnya, kritikan untuk wasit tidak hanya terjadi di Liga 1. Pengadil di Liga 2 juga sama anehnya. Pembaca bisa melihat lagi rekaman pertandingan PSIM Jogja vs AHHA Pati. Bagaimana bisa hakim garis tidak memahami sebuah situasi yang namanya coming from behind.

Pemain yang muncul dari belakang, tidak mungkin offside. Namun, wasit tetap mengangkat bendera tanda terjadi kesalahan. Komentator dan rekaman ulang menegaskan kejadian itu. Kejadian ini membuat dugaan match fixing makin kuat, bukan?

Jika match fixing memang betulan terjadi, artinya Liga 1 (dan Liga 2) sudah tidak nikmat lagi untuk ditonton. Ketika hasil akhir bisa diatur, ya untuk apa ada pertandingan. Pakai kocokan arisan saja biar cepat selesai dan tidak menghamburkan banyak sumber daya.

Sumber daya yang dihamburkan, contohnya, keberadaan satgas anti-mafia bola yang berdiri di samping lapangan. Apa guna satgas yang hadir di lapangan? Jika memang terjadi, nggak mungkin transaksi match fixing dilakukan terang-terangan ketika sepak pojok, misalnya.

Semua sumber daya itu bisa dialihkan untuk peremajaan wasit saja. Bisa dengan mengirim wasit ikut kursus lagi atau merekrut wasit baru.

Mau pasang VAR?

VAR cuma alat bantu. Yang menentukan kinerja VAR tetap manusia di belakang alat tersebut. Kompetensi manusia adalah kuncinya. Kalau sampai putaran kedua tak juga terselesaikan, dugaan match fixing bakal makin kencang dan Liga 1 kehilangan martabatnya.

BACA JUGA Marhaban ya Keraguan, Liga 1 Siap Sepak Mula Diiringi Mendung Kepercayaan dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2021 oleh

Tags: barito puteraLiga 1match fixingoki dwi putrapengaturan skorpersebayaperselaPersijaPSISwasit liga 1
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

PSIM Jogja Aku Yakin dengan Kamu MOJOK.CO
Esai

PSIM Jogja: Aku Yakin dengan Kamu

18 Februari 2025
Cerita Bonek Sidoarjo Memberi Nama Green Force untuk 4 Anaknya karena Kegilaan Cinta pada Persebaya Surabaya MOJOK.CO
Sosok

Punya Orang Tua Bonek Militan: Mewarisi “Kegilaan Cinta” pada Persebaya Sejak Dini, Umur 2 Bulan Sudah Dibiasakan Nribun

31 Agustus 2024
Stadion Tambaksari Gelora 10 November Surabaya venue AFF U-19 Penuh Kenangan Bonek dan Persebaya MOJOK.CO
Histori

Stadion Tambaksari Surabaya Saksi Banyak Peristiwa Sejak 1920 tapi Terpaksa Ditinggalkan, Mau Nostalgia pun Tak Bisa karena “Terhalang” GBT

22 Juli 2024
Persebaya Surabaya: Brand Loyalty dan Suporter Rasa Customer MOJOK.CO
Esai

Persebaya Surabaya Wajib Menangan dan Menjadi Juara: Tentang Brand Loyalty dan Suporter Rasa Customer

18 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.