MOJOK.CO – Di ujung malam, Kabo Mania, The Jak, Bobotoh, Brajamusti, Sleman Fans, Bonek, dan Aremania menyanyikan “Padamu Negeri” untuk DPR dengan takzim.
Selama hampir satu minggu ini, saya sebagai pengasuh akun Twitter @arsenalskitchen lebih banyak ngetwit soal demo mahasiswa ketimbang sepak bola, terutama Arsenal. Saya menyadari ada yang nggak suka. Namun, meski berposisi sebagai pangasuh akun fan base, pertama-tama saya adalah orang Indonesia yang mencoba melek dengan situasi.
RKUHP yang pembahasaannya ditunda oleh DPR, bukan dibatalkan, tidak hanya akan merugikan “rakyat biasa”. Rancangan UU ini juga akan menyasar ke segala elemen, termasuk suporter sepak bola. Jangan dikira karena suporter sepak bola akan imun terhadap aturan-aturan nggak masuk akal dan akan sangat merugikan itu.
Simak infografis dari Liputan 6 di bawah ini:
Saking gentingnya masalah ini, fans KPOP ikut turun ke jalan. Saking gelisah dengan UU bermasalah dari DPR, selebtwit seperti Awkarin juga urun tenaga dan uang. Awkarin membagikan 3000 nasi kotak untuk mahasiswa yang sedang demo. Atta Halilintar? Hmm…mungkin lagi sibuk nge-prank jadi nggak ikut demo.
Kalau fans KPOP dan selebtwit sudah ikut turun ke jalan, keadaan negara karena UU yang bermasalah bakal runyam betul. Kalau sudah begitu, apakah fans sepak bola bakal diam saja?
Per Rabu (25/9) beredar kabar tentang agenda Aksi Suporter Indonesia. Kabo Mania, suporter Persikabo Bogor, akan turun ke jalan bersama The Jak dan Bobotoh melawan UU produksi DPR. Tentu saja ini kabar yang mengejutkan. Kita semua tahu rekam jejak kekerasan antara The Jak dan Bobotoh. Dua kubu suporter dari Persija Jakarta dan Persib Bandung.
Dibantu Bonek, suporter Persebaya Surabaya, mereka akan melakukan aksi pada Kamis, 26 September 2019 di depan gedung DPR RI mulai pukul 13.00 sampai selesai. Jika kabar ini benar adanya, aksi massa melawan UU ngawur akan semakin luas. Pada Kamis (26/9) sendiri akan ada aksi di Surabaya dengan tagar Surabaya Menggugat.
Suroboyo pic.twitter.com/RSUHj2G06c
— #StandYourHome (@bonekcasuals) September 23, 2019
Ayo Kak @bonekcasuals @Bali_Football ? https://t.co/PLLsdhKSG1
— Hoofy (@HoofdbureauID) September 24, 2019
Jika benar terjadi, aksi suporter Indonesia ini bisa menjadi titik awal rukunnya suporter-suporter yang sebelumnya bermusuhan begitu keras. Ya, paling tidak, untuk sementara waktu, berkat kerja DPR, kita bisa melihat The Jak dan Bobotoh di satu aksi dengan satu tujuan yang sama. Bisa “bersahabat” melawan musuh bersama bernama UU ngawur.
Saya sadar, usia rivalitas di sepak bola setua sejarah sepak bola itu sendiri. Tidak bisa ditampik, bara di antara suporter, The Jak dan Bobotoh misalnya, sulit sekali dipadamkan. Maka yang perlu diperhatikan adalah potensi gesekan-gesekan di jalan, baik sebelum, selama, maupun selesai aksi suporter Indonesia. Massa yang terpecah menjadi kelompok kecil justru berpotensi bergesekan dengan kelompok kecil massa suporter lainnya.
Bagi koordinator lapangan (korlap) melawan UU rancangan DPR, segera rangkul kawan-kawan The Jak dan Bobotoh yang berangkat membawa senjata tajam. Tenangkan mereka. Redakan amarah mereka kepada suporter rival. Suporter Indonesia berdiri di atas aspal dengan satu tujuan yang sama, yaitu melawan UU yang ngawur.
Aturan soal pembubaran demonstrasi di Peraturan Kapolri Tentang pengendalian Massa. Ada jenjang respon polisi. Bisa dibaca di sini. Saling jaga ya, saling belajar juga, kalau udah baca ini dokumentasikan jika ada penyalahan prosedur#AyoSemuaBergerakhttps://t.co/rStF3pbyEJ
— dhani (@arman_dhani) September 25, 2019
Kita bisa membayangkan mereka menyanyi bersahut-sahutan:
“Di sini The Jak, di sana Bobotoh, sementara kita saudara…ouwo…di sini The Jak, di sana Bobotoh, lawan DPR yang semena-mena!”
Lalu, dari belakang kerumunan massa aksi, Brajamusti dan Sleman Fans bernyanyi bersama:
“Ning kene aku ngenteni koe, adoh-adoh ora tak pikirke. Ning kene aku nyanyi rame-rame. Susah seneng bareng dirasakke. Ning kene aku ngenteni koe, awan bengi ora tak pikirke. Ning kene aku nyanyi rame-rame, Pak Bu DPR koe gawe cidro!”
Tak lama, Bonek dan Aremania membawakan salah satu chant Bali United yang berjudul “Bangga Mengawalmu” dengan sedikit modifikasi:
“Bangga mengawalmu hay pahlawan. Bangga bisa bersamamu kawan. Berjuang meraih kemenangan. Demi sebuah kehormatan. Ayo majulah mahasiswa. Ayo berjuang semua bergerak. Berjuanglah dengan rasa bangga. Demi keadilan di dada…oooo….”
Jika perdamaian antara The Jak dan Bobotoh, Brajamusti dan Sleman Fans, Bonek dan Aremania masih jauh dari kenyataan, momen aksi suporter ini bisa menjadi “ingatan kolektif”. Paling tidak, dengan dorongan yang benar, perdamaian suporter bisa terjadi. Rivalitas tidak mungkin hilang, tetapi kekerasan bisa dibuang. Untuk itu, terima kasih DPR.
Di ujung malam, ketika aksi suporter Indonesia; Kabo Mania, The Jak, Bobotoh, Brajamusti, Sleman Fans, Bonek, dan Aremania menyanyikan “Padamu Negeri” untuk anggota DPR dengan takzim. Aksi suporter Indonesia bubar dengan tertib dan damai.
Panjang umur perjuangan, bersatulah suporter Indonesia.
BACA JUGA Ahimsa: Surat Protes Untuk Sepak Bola Indonesia atau artikel Yamadipati Seno lainnya.