Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Arsenal Perlu Belajar Tega, Merelakan Mustafi Pergi, Berkaca dari Kasih Tak Berbalas di Masa Lalu

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
27 Oktober 2020
A A
Arsenal Perlu Belajar Tega, Merelakan Mustafi Pergi, Berkaca dari Kasih Tak Berbalas di Masa Lalu MOJOK.CO

Arsenal Perlu Belajar Tega, Merelakan Mustafi Pergi, Berkaca dari Kasih Tak Berbalas di Masa Lalu MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kalau masih lembek kepada diri sendiri, dunia ini akan terasa sangat keras dan berat dijalani Arsenal. Pengalaman masa lalu harus jadi pelajaran.

Musim panas yang lalu, ternyata, Arsenal sempat menyodorkan opsi perpanjangan kontrak untuk Shkodran Mustafi. Langkah yang bisa dimaklumi untuk saat itu, ketika Mustafi mau dan bisa memperbaiki diri setelah Mikel Arteta menjadi pelatih. Di beberapa pertandingan, bek asal Jerman itu tampil lebih stabil.

Masalah Mustafi selama ini adalah inkonsistensi dan ceroboh. Di satu pertandingan, Mustafi bisa bermain sangat stabil. Segala teknik dasar seorang bek tengah bisa dipakai dengan baik. Ketika tampil lebih stabil, mantan bek Valencia itu memang terlihat meyakinkan.

Sayang, ketika penyakitnya kambuh, mohon maaf sebelumnya, Mustafi seperti ayam kehilangan kepala. Dia seperti tidak tahu harus bagaimana ketika Arsenal berada dalam tekanan. Ketika konsentrasi itu hilang, Mustafi seperti bek amatiran yang mudah lupa dengan berbagai teknik dasar yang dipelajari dari akademi.

Sudah sejak lama, fans Arsenal menuntut supaya bek berusia 28 tahun itu dijual. Ketika ada sebuah klub yang berani menawar, kalau saya tidak salah ingat, fans akhirnya merasa lega. Namun, hingga kemarin Senin (26/10), Mustafi masih berstatus sebagai pemain Arsenal.

Setelah kembali dari cedera, Arteta langsung memberi Mustafi kesempatan. Arteta terlihat sangat yakin kalau Mustafi “siap” menghadapi laga-laga berat yang menuntut konsentrasi penuh. Sayang, si pemain ternyata tidak siap dengan kepercayaan dan tanggung jawab.

Di sebuah momen yang terbilang memalukan, Mustafi sudah diingatkan oleh Gabriel Magalhaes, bek Arsenal yang lebih muda, untuk terus menempel Jamie Vardy, striker Leicester City. Gabriel sudah membaca gelagat Leicester dan meminta Mustafi untuk menjaga ruang di belakangnya.

Ketika Gabriel menekan Cengiz Under, Vardy melesat ke kotak penalti. Saya yakin Mustafi melihat gerakan itu. Namun, yang dia lakukan justru berlari-lari kecil seakan-akan sedang jogging di pagi hari sambil berpikir menentukan mau sarapan soto atau bubur ayam.

Maka yang terjadi kemudian adalah bencana. Vardy tidak terkawal ketika mencocor umpan silang dari Under. Momen ini sangat memalukan karena dua hal. Pertama, sebagai bek senior dan berpengalaman, Mustafi gagal membaca pertandingan. Kedua, dia sampai diingatkan oleh bek yang lebih muda dan baru beberapa bulan berseragam Arsenal.

Fans Arsenal mengamuk di media sosial. Mereka tak habis pikir Mustafi tidak bergerak selayaknya bek tengah. Mereka kecewa, tetapi tidak lagi kaget. Fans Arsenal lebih kaget ketika ternyata manajemen pernah menawarkan kontrak baru kepada Mustafi. Jadi, yang bingung itu sebetulnya Mustafi atau manajemen? Siapa yang lebih banyak makan jamur tahi sapi dicampur telur dadar?

Arsenal perlu belajar tega

Saya mungkin bisa memahami kalau mempertahankan pemain senior punya banyak manfaat. Namun, tidak bisa dimungkiri kalau sisi negatifnya tak kalah banyak. Sudah cukup satu saja bek yang inkonsisten, David Luiz, jangan ditambah lagi demi kesehatan dan kewarasan bersama.

Kita tahu bersama, meskipun beberapa pemain baru sudah bergabung, skuat Arsenal masih jauh dari kata seimbang. Langkah apa yang perlu diambil? Pertama, tega kepada diri sendiri, dalam hal ini manajemen. Arsenal akan merugi dalam jangka pendek. Namun, kerugian itu adalah keniscayaan dalam sebuah “peperangan”. Selalu ada korban dalam sebuah “konflik”.

Kedua, tega kepada pemain, terlepas dari masa pengabdian mereka. Pemain yang tidak bisa memenuhi syarat harus dilepas. Pakai segala cara supaya upaya membangun ulang bisa lebih cepat dilakukan. Terdengar bengis dan tidak mencerminkan keharmonisan? Memang begitu, tetapi fans perlu menyadari sesuatu.

Pemain yang tidak bisa mencapai level tertinggi berpeluang merusak kemenangan. Terkadang, keharmonisan ruang ganti sangat ditentukan oleh kemenangan. Kekalahan memang menyakitkan bagi fans. Namun, percaya, pemain yang lebih sakit, terutama mereka yang sudah bekerja keras, menderita, untuk mencapai level tertinggi.

Iklan

Sungguh tidak adil bagi mereka yang sudah bekerja keras untuk tidak bisa merasakan kebahagiaan itu. Di depan kamera, mereka terlihat ikhlas menerima kekalahan dan blunder kawan.

Namun, tidak ada yang lebih menyakitkan ketimbang melihat teman kita tidak bekerja keras ketika kita menderita sendirian menyangga kehidupan sebuah kantor. Apalagi, ketika sebuah kantor itu kembali ke jalur yang benar, kamu tidak mendapat apresiasi yang layak. Temanmu yang tidak bekerja keras tetap mendapat tempat terbaik dan dimandikan pujian ketika secara jelas “tidak berusaha” sekeras dirimu.

Ini tidak adil dan kamu dipaksa untuk mengulum senyum dan ikut tertawa lepas meskipun hatimu tersayat. Tidak ada yang lebih berbahaya dari mereka yang sudah bekerja keras, tidak mendapat apresiasi, lalu tidak lagi peduli. Harmonis? Omong kosong.

Arsenal seharusnya sudah sangat memahami bahwa “menyimpan bangkai” tidak akan memberi manfaat. Kasih sayang Arsene Wenger adalah sisi yang kita syukuri bersama. Namun, di sisi lain, kasih sayang yang tidak merata itu berbuah pahit.

Fans Arsenal sangat paham bahwa tidak ada manfaatnya menahan Theo Walcott lebih lama. Tidak ada nilai positif yang ditawarkan Carl jenkinson selain cinta kepada sebuah klub. Adalah rasa getir ketika Arsenal gagal melepas Mesut Ozil dan Papa Sokratis.

Arsenal tidak bisa berinvestasi kepada skuat yang betul-betul baru dan segar. Skuat yang jauh lebih seimbang demi menapaki kembali tangga kejayaan yang lapuk itu. Arsenal, harus belajar tega. Kita tahu, obat yang paling manjur adalah obat yang terasa sangat pahit dan sulit ditelan.

Demi keharmonisan di masa depan, menutup nurani barang sejenak perlu dilakukan. Kalau masih lembek kepada diri sendiri, dunia ini akan terasa sangat keras dan berat dijalani Arsenal. Terakhir, tega bukan berarti tidak cinta. Tega adalah meluruskan yang salah demi ranumnya rasa cinta dan keharmonisan.

BACA JUGA Fans Arsenal Tak Bisa Bedakan Kritik dan Kebodohan: Blunder Arteta dan Lamunan Jorok Shkodran Mustafi dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 27 Oktober 2020 oleh

Tags: Arsenalliga inggrismikel artetamustafiozil
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.