Wejangan Abdul Somad dan Cak Nun Obat Mujarab Untuk Perdamaian Suporter - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Balbalan

Wejangan Abdul Somad dan Cak Nun Obat Mujarab Untuk Perdamaian Suporter

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
8 Agustus 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Jika rasa kemanusiaan Bonek dan LA Mania tidak mengendap di hatimu, ingat selalu kalimat-kalimat indah dari Ustaz Abdul Somad dan Cak Nun.

Tanggal 5 Agustus yang lalu, Persebaya Surabaya menjamu Persela Lamongan di Stadion Gelora Bung Tomo. Derbi Jawa Timur itu berakhir untuk kemenangan Persebaya dengan skor 3-1. Namun, bukan kemenangan itu saja yang patut dirayakan. Ada satu hal membahagiakan yang perlu untuk terus dirawat.

Yang saya maksud adalah sejuknya persaudaraan Bonek dan LA Mania yang bersepakat untuk mengakhiri pertikaian. Setelah 15 tahun berseteru, Bajul Ijo dan Joko Tingkir saling berangkulan mesra, menonton sepak bola dengan bahagia. Keduanya melupakan luka, dan memutuskan berjalan bergandengan bersama-sama.

Perdamaian antara Bonek dan LA Mania adalah contoh konkret bagi semua elemen suporter yang tengah bertikai. Tinggal mencotoh saja proses rekonsiliasi Bonek dan LA Mania. Keduanya melupakan dendam dan bersatu. Uniknya, bukan sepak bola murni yang menyatukan mereka, melainkan rasa kemanusiaan yang tinggi.

LA Mania bersimpati kepada perjuangan Bonek yang tengah mencari keadilan pada tahun 2016 yang lalu. Rasa kemanusiaan itulah yang melandasi perdamaian. Suporter, pada dasarnya adalah manusia biasa. Oleh sebab itu, rasa kemanusiaan yang harus dinomorsatukan, bahkan sebelum sepak bola atau identitas suporter itu sendiri. Namun, yang namanya manusia, yang seharusnya paham dengan makna kemanusiaan, terkadang enggan menempuh jalan sejuk itu. Lebih banyak yang suka merawat bara dendam dan api permusuhan atas nama “identitas”.

Nah, jika contoh sejuk yang ditunjukkan Bonek dan LA Mania masih gagal mengendap di hati para suporter, mari kita tengok wejangan dari orang-orang yang kompeten lainnya. Saya berbicara soal agama, yang saya yakin bisa mempersatukan suporter apabila disampaikan dengan pas. Ustaz Abdul Somad dan Muhammad Ainun Nadjib atau Cak Nun pernah menyampaikan dakwah yang begitu berkesan soal sepak bola. Paling tidak untuk saya.

Baca Juga:

Helmi Mustofa: Mengungkap sisi lain Cak Nun dan Lingkar Maiyah

Helmi Mustofa: Mengungkap sisi lain Cak Nun dan Lingkar Maiyah

13 Maret 2023
PSIM Utang Sewa Rp 350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin. MOJOK.CO

PSIM Utang Sewa Rp350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin

11 Maret 2023

Dalam sebuah acara Maiyah bulan April yang lalu, Cak Nun menyebutkan bahwa tidak ada orang yang bertengkar karena agama. Begitu pula dengan suporter sepak bola yang sebetulnya tidak bertengkar karena satu pihak “Jogja” sementara lainnya “Solo”. Yang beliau maksud tentu pendukung PSIM Yogyakarta dan Persis Solo.

Menurut Cak Nun, manusia (suporter) bertengkar karena ada, “Ada yang tidak jujur, ada yang tidak adil, ada yang serakah, ada yang memanipulasi, ada yang menikam dari belakang. Jadi, sebenarnya ada yang merusak keseimbangan di antara manusia.”

Dari kalimat Mbah Nun tersebut kita (sebagai suporter) seharusnya sadar bahwa sebetulnya banyak orang yang lebih suka menonton sepak bola dengan perasaan damai ketika berangkat menuju stadion. Namun, lantara karena ada yang memanipulasi dan menikam dari belakang, bara api permusuhan awet terjaga.

Memanipulasi bisa dianalogikan seperti provokator yang mendorong orang lain untuk terus bertengkar. Media sosial menjadi lahan yang provokator ini gunakan untuk terus berbicara, memperbincangkan tentang permusuhan yang harus terus dijaga karena alasan identitas.

Bagian “menikam dari belakang” tentu tidak bermakna harafiah. Menikam dari belakang adalah kebiasaan para provokator yang memanas-manasi orang lain kemudian menjadi yang pertama lari ketika kerusuhan pecah. Mereka akan kembali ke media sosial dengan identitas yang tersamar untuk bertepuk tangan ketika orang lain di lapangan terluka karena kerusuhan.

Marilah jaga kewarasan. Sudahi pertengkaran, permusuhan. Ingat kembali Bonek dan LA Mania yang berdamai karena kemanusiaan. Cak Nun juga pernah menegaskan lewat sebuah forum Maiyah bersama BCS, suporter PSS Sleman. Mbah Nun berkata:

“Di manakah sebenarnya posisi sepak bola dalam hidup kita? Jawaban atas pertanyaan ini harapannya bisa membuat kita menempatkan sepak bola sebagai sumber energi untuk bebrayan, untuk persaudaraan, untuk kegembiraan, serta untuk kelegaan dalam hidup. Sehingga, kita tidak gampang kerengan.”

Sepak bola adalah sumber kegembiraan, bahkan persaudaraan. Mari kita letakkan “tanda titik” di akhir kalimat tersebut. Jangan tambahi dengan konflik identitas, yang kamu tahu sendiri selalu menelan korban jiwa. Sudah cukup. Satu nyawa jauh tidak ternilai dibandingkan konflik identitas yang semu itu.

Lain Cak Nun, lain pula Ustaz Abdul Somad. Ustaz berusia 44 tahun tersebut menegaskan bahwa hiburan berupa sepak bola atau olahraga lainnya itu boleh saja. Namun, sebaiknya jangan sampai melupakan Tuhan.

“Boleh nggak anak muda menjadi suporter sepak bola? Anak muda jam dua malam salat Itikaf bersama Ustaz Hanan Attaki. Tiba-tiba di sana ada “Goooooolll!” Manchester United, Liperpool, Jupentuuss, Real Madrid. Boleh apa nggak boleh? Ini permainan, hiburan. Hiburan boleh nggak dalam Islam? Main bola? Silakan! Tapi waktunya kapan? Ini main bola dari jam tiga sore sampai jam sembilan malam. Salat Ashar hilang. Salat Maghrib delete. Salat Isya error. Gimana mau menghadap Allah SWT? Anak muda harus tetap berolahraga, asal tidak melalaikan salat.”

https://youtu.be/9w94D_PwIUc

Ada dua penekanan penting dari kalimat Ustaz Abdul Somad di atas. Pertama, soal permainan atau hiburan. Sepak bola adalah olahraga yang kompetitif. Ada suporter yang terlibat di dalamnya. Ada aura persaingan dan “harga diri” di sana. Namun, meskipun persaingan itu panas, makna hiburan dan permainan tidak boleh hilang. Orang datang ke stadion untuk mencari hiburan. Tentu yang menyenangkan hati, bukan memukuli orang lain.

Penekanan kedua adalah “tidak melalaikan salat”. Kalimat ini penting karena “tidak melalikan salat” artinya tidak lalai dengan Tuhan. Mengingat Tuhan, merasa Tuhan selalu dekat dengan kita adalah cara ampuh untuk meredam amarahmu. Sebelum melempar batu di tangan kananmu, ingat bahwa Tuhan ada di belakangmu. Ingat perasaan kecewa Beliau karena kamu memilih mengingat amarah ketimbang cinta kasih yang diajarkan Tuhan.

Jika rasa kemanusiaan Bonek dan LA Mania tidak mengendap di hatimu, ingat selalu kalimat-kalimat indah dari Ustaz Abdul Somad dan Cak Nun.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2018 oleh

Tags: abdul somadbonekCak Nunla maniapersebayaperselapersis solopsimSuporteruztaz abdul somad
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Helmi Mustofa: Mengungkap sisi lain Cak Nun dan Lingkar Maiyah
Movi

Helmi Mustofa: Mengungkap sisi lain Cak Nun dan Lingkar Maiyah

13 Maret 2023
PSIM Utang Sewa Rp 350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin. MOJOK.CO
Olah Raga

PSIM Utang Sewa Rp350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin

11 Maret 2023
Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja MOJOK.CO
Esai

Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja

21 Januari 2023
cak nun mojok.co
Kilas

Klarifikasi Cak Nun, Mengaku Kesambet Sebut Jokowi Firaun

18 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

Perjalanan Pendidikan Abdul Somad, Agar Kamu Mengenalnya Lebih Dekat

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023

Wejangan Abdul Somad dan Cak Nun Obat Mujarab Untuk Perdamaian Suporter

8 Agustus 2018
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
utang pinjol mojok.co

Teman Terlilit Pinjol: Dia yang Utang, Saya yang Dikejar-kejar

26 Maret 2023
Tak Berhitung Untung Rugi, Mbah Sri 60 Tahun Jualan Cenil dan Sate . MOJOK.CO

Mbah Sri, 60 Tahun Jualan Sate dan Cenil Keliling di Seputaran UB, Nggak Berhitung Soal Untung Rugi

26 Maret 2023
film korea bertemakan politik

Mau Pemilu, Ayo Lemesin Dulu dengan Nonton 7 Film Korea Bertema Politik Berikut Ini

26 Maret 2023
survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
mengantre mojok.co

Uneg-uneg: Apa sih Susahnya Mengantre? 

26 Maret 2023
perempuan kuliah mojok.co

Uneg-uneg: Dinyinyiri karena Aku Perempuan dan Memutuskan untuk Kuliah

26 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In