Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Maaf Mas, tapi Menggunakan Make-Up Tidak Membuat Otak Kami Hilang

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
11 Juni 2019
A A
ilustrasi Pakai Lipstik padahal Maskeran, Pakai Parfum padahal Mau Tidur. Ya Emang Kenapa?! mojok.co

ilustrasi Pakai Lipstik padahal Maskeran, Pakai Parfum padahal Mau Tidur. Ya Emang Kenapa?! mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Perempuan yang menggunakan make-up dianggap tidak punya otak, alias cuma bermodalkan memoles wajah. Baik, terima kasih, Mas!

Seorang kawan saya, perempuan, nilai-nilai mata kuliahnya selalu menjulang. IPK-nya hampir 4 sempurna, dan segala pertanyaan dari dosen bisa ia babat habis dengan cemerlang. Kawan yang sama pulalah yang segera mendatangi saya ketika suatu hari saya tumbang total gara-gara patah hati.

Selagi saya menangis di kamar kosan, tahu apa yang dia lakukan? Dia menghibur saya lewat kata-kata, sambil membuka tas make-up dan memoleskan semua yang bisa ia temui: concealer, foundation, bedak, eyeliner, maskara, dan lain sebagainya.

“Udah, udah, tenang… Ini cuma ujian, aku yakin kamu bisa ngelewatin ini. By the way, muka sebelah kananku pakai cushion Maybelline, terus yang kiri aku pakai April Skin. Bagusan yang mana?”

Sambil menangis, saya mengamati hasil dandan kawan saya tadi dan langsung tertawa. Hadeeeeh, masih menor aja!

Setelah hari itu, teman saya tetap menjadi orang yang otaknya encer dan cemerlang di kelas, walaupun di pipinya masih terlihat mencolok merah-merah berkat olesan creamatte Emina—sebuah lipmatte yang kami gunakan pula sebagai krim blush on.

Sementara itu, saya yang sedang menangis dan tidak menggunakan make-up justru sempat bersikap bodoh, termasuk meracau soal kabur dari kota perantauan dan tidak perlu kembali demi melupakan mantan kekasih.

Padahal, saya waktu itu lagi nggak pakai make-up—teman saya yang pakai.

Ngerti nggak apa yang ingin saya sampaikan? Saya gatel banget mendengar bahwa di tahun 2019, di mana kita semua udah sama-sama nonton Avengers: Endgame dengan durasi 3 jam, dan di tahun di mana kita sudah menyaksikan sendiri bahwa sebuah pilpres bisa menjadi ajang perpecahan ikatan persaudaraan, kok ya masih ada aja yang menyalakan api dengan seenaknya mengatakan bahwa—biar saya kutip dari sebuah thread yang cukup hot di lini masa media sosial:

…perempuan yang addict banget sama make-up BIASANYA nggak punya otak. karena itu yang dipoles wajahnya. Tapi ada juga, kok, yang jelek tapi bodoh. Sedangkan yang cantik dan pintar make-up-nya yang natural dan nggak rempong, paling gincu doang atau liptint. karena ongkos make-up dan skincare dialihin ke buku atau ikut kelas apa kursus, gitu.

[!!!!!!!!!1111!!!1!!!!1!!!!!1!!!!]

Saya hampir keselek donat waktu membaca pernyataan ini, tapi untung nggak jadi soalnya saya lagi makan burger. Saya mengelus dada (tentu punya saya sendiri) sambil berpikir-pikir: apa, ya, yang mendasari orang ini bilang bahwa perempuan yang addict dengan make-up itu nggak punya otak, bahkan menyebut hal ini sebagai hal yang “biasanya” terjadi???

Semakin saya pikirkan, saya bukannya tercerahkan—saya justru makin bertanya-tanya “Hah? Hah? Hah” kayak tukang keong.

Secara sederhana, pernyataan di atas menyebutkan bahwa:

1. Perempuan ber-make-up umumnya adalah perempuan nggak punya otak alias bodoh (“karena itu yang dipoles wajahnya”).

Iklan

Kalimat ini diikuti dengan pernyataan yang tak kalah bikin kesal: “ada juga kok, yang jelek tapi bodoh.”

Pertanyaan saya: pernyataan ini maksudnya mau bilang apa, sih??? Mau bilang bahwa perempuan-perempuan yang pakai make-up dan tampak lebih cantik itu pasti orang yang bodoh, atau perempuan yang pakai make-up itu pasti aslinya jelek dan nggak mungkin cantik dari sononya???

Pasalnya, di pernyataan kedua, dia bilang…

2. Perempuan yang cantik dan pintar itu kalau make-up-an pasti yang natural-natural aja, minimal pakai gincu.

Lihat bagaimana dia menyebut “yang cantik” di bagian ini? Jadi, apakah menurut si pencetus gagasan ini, perempuan-perempuan yang menggunakan make-up yang tidak cuma gincu (GINCU ITU JUGA MAKE-UP, YA, MAS) adalah perempuan-perempuan yang tidak cantik alias jelek???

Kalau memang begitu, ngapain dia bilang “ada juga, kok, yang jelek tapi bodoh”, kalau sebenarnya itu adalah poin utama dia di poin pertama???

Pusing, Mas, pusing??? Mamam~

Jadi gini, loh, Mas—kecuali Mas percaya bahwa perempuan-perempuan di poin kedua ini sudah berkulit bersih, flawless, dan kinclong dari sononya tanpa bantuan apa pun (ingat, bahkan skincare pun dianggap tak punya karena dananya dialihkan untuk beli buku), silakan menertawakan tulisan ini dan temukan perempuan yang bahkan tak menggunakan facial wash atau pelembap wajah sama sekali (iya, Mas, itu juga termasuk skincare).

Yang jadi pertanyaan, perempuan yang Mas bilang cantik dan menggunakan make-up natural itu apakah benar-benar tidak tersentuh produk lain selain gincu???

O, tunggu dulu.

Jangan-jangan, Mas telah mendengar tren no make-up make-up look, ya? FYI aja, tren itu pun termasuk gaya make-up yang mengharuskan penggunanya menggunakan make-up.

Dan bukan cuma (((gincu doang))).

Seberapa no make-up-kah no make-up look itu? Biar saya kasih tahu: kami, perempuan-perempuan yang ingin menggunakan gaya make-up ini, juga harus pintar-pintar memilih pelembap, concealer, foundation, bedak, blush on, hingga gincu yang sesuai sehingga kami bakal terlihat “flawless dari sononya” walaupun sebenarnya kami juga menggunakan make-up yang—untungnya—membuat Mas alergi itu.

Itu baru produknya, Mas. Menggunakan make-up juga jelas memerlukan ketelitian yang luar biasa. Maksud saya, situ pernah nggak merasakan kepuasan setelah berhasil pakai bulu mata palsu dan membuatnya tampak natural seperti bulu mata asli? Pernah nggak bikin alis yang simetris kanan dan kiri, tanpa membuatnya terlihat seperti Crayon Shinchan?

Dan, dari sekian banyak perempuan ber-make-up di dunia ini, saya cukup percaya diri untuk menyebutkan bahwa mereka pintar dan nggak cuma “memoles wajahnya”.

Maksud saya, memangnya situ lupa sama Maudy Ayunda, Dian Sastro, dan—ah, silakan taruh nama perempuan manapun, lah, di sini!

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: alis simetrisBaristasastraMaudy Ayundamenggunakan make-upperempuan pakai make up
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Maudy Ayunda Menikah hingga MU yang Lagi-Lagi Kalah
Video

Maudy Ayunda Menikah hingga MU yang Lagi-Lagi Kalah

25 Mei 2022
Belajar Bahasa Inggris Logat Australia Terasa Membagongkan buat Mahasiswa Indonesia kayak Saya
Esai

Belajar Bahasa Inggris Logat Australia Terasa Membagongkan buat Mahasiswa Indonesia kayak Saya

1 Juli 2021
Dunia Maudy Ayunda yang Tak Sempurna
Esai

Dunia Maudy Ayunda yang Tak Sempurna

16 Juni 2021
ilustrasi Mengangisi Ibu Maudy Ayunda karena Ibu Sendiri Nggak Begitu. Tenang, Itu Normal, Sis mojok.co
Pojokan

Menangisi Ibu Maudy Ayunda karena Ibu Sendiri Nggak Begitu. Tenang, Itu Normal, Sis

14 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.